Pagi ini Dela dan Welmi berangkat menggunakan motornya masing masing.Setelah sampai di parkiran Dela langsung di kerumuni oleh semua siswa dan siswi yang udah ada di sekolah.
Tapi Dela cuek saja, dia mengendarai motornya ke parkiran dengan gaya yang sangat cool, lalu dia memarkirkan motornya di sebelah motor sang Abang, setelah itu dia membuka helm yang menutupi kepalanya, betapa terkejutnya mereka yang melihat Dela cewek baik tapi cerewet itu memakai motor yang sama dengan Abangnya.
_________Di lain sisi, seorang remaja sedang terduduk sambil melamun di atas kursi belajarnya, sebentar lagi jam masuk berbunyi tapi semua murid kelas ini belum juga ada yang datang ke kelas sekedar menyimpan tas. Apa 'kan hari ini libur? Tapi kalau ribur kenapa cuma kelasnya saja kelas lainnya saja sudah ramai sekali.
Setelah menunggu beberapa saat akhirnya Nega mendengar suara bising-bising dari luar, Nega berfikir itu murid kelas sebelah tapi ternyata itu adalah murid kelasnya yang datang bersamaan bersama. Rasanya ingin sekali Nega ikut berkumpul seperti mereka tapi apalah daya jangan 'kan ikut kumpul bersama mereka sendirian aja Nega selaku jadi bahan Bullyan mereka.
Nega ingin sekali menikmati masa mudanya seperti orang lain, punya banyak teman terutamanya, Nega sangat ingin sekali mempunyai teman yang bisa menerimanya apa adanya. Tapi Nega cukup tau diri.
Dia hanya bisa melihat semua anggota kelasnya berjalan masuk sambil tertawa seolah tidak mempunyai beban sama sekali.
Tidak seperti nya, yang tiap hari hanya penderitaan saja, di sekolah jadi bahan Bullyan, di luar sering di caci maki, apalagi di rumah udah jadi bahan cacian jadi samsak pelampiasan amarah keluarganya pun. Sungguh Nega rasanya capek dengan semuanya, Nega ingin beristirahat walaupun hanya sebentar Nega sangat ikhlas.
"Bisu sini lo," ucap salah satu murid kelas ini dia bernama Rangga Wijaya, dia yang paling sering membully Nega, dan dia juga tak jarang memukuli dan mengerjai Nega tanpa ampun.
Dengan berat hati Nega mendekat ke arah Rangga.
"Bersihin bangku gue, gue mau duduk," ucapnya dan diangguki oleh Nega.
Dengan cepat Nega mengelap bangku Rangga menggunakan tisu kelas yang memang di sediakan di kelas ini.
"Stop." Ucap Rangga, dia langsung meletakan satu harinya ke bangku dan melihatnya.
Bugghh!
Rangga langsung menendang kepala Nega sangat kencang, ala hasil tubuh ringkih Nega itu terjungkal ke samping karena tendangan dari Rangga.
"Bersihin yang bener bangsat!," Ucap Rangga dengan emosi yang membeludak.
Nega yang takut langsung mengambil situ lagi untuk membersihkan bangku Nega dia harus membersihkan bangku Rangga dengan bersih, kalo tidak kejadian tadi akan terulang lagi, Nega tidak mau, untuk hari ini dia ingin tenang.
Rangga langsung menjambak rambut Nega dengan kencang, kepala Nega langsung mendongak saat rambutnya di jambak oleh Rangga, tangannya terus berusaha melepaskan tarikan Rangga tapi bukannya melepaskan Rangga justru semakin kencang menjambak Nega.
"Siapa yang nyuruh lo bersihin bangku gue paket tisu ini hah?!," Rangga memasukan tisu yang di gunakan Nega tadi ke dalam mulut Nega.
Teman di sebelah kiri Rangga langsung mengambil tas usang milik Nega, sebelum di berikan kepada Rangga, Nabil lebih dulu mengeluarkan semua isi tas Nega ke lantai lalu di berikan kepada Rangga.
"Lo bersihin pake ini NGERTI," Nega hanya mengangguk, setelah itu jambakan Rangga mulai memudar.
Nega membersihkan bangku dan meja Rangga menggunakan tasnya, di saksikan oleh semua murid di kelas, eh tidak ralat ada guru juga yang menyaksikannya namun guru itu hanya diam saja, dia hanya tersenyum melihat Nega yang di bully oleh muridnya.
"STOP!!."
Seisi kelas semuanya menengok ke arah orang yang baru saja berteriak itu, dia adalah Dela. Tadi saat dia akan masuk ke kelas di pintu masuk Dela melihat semua murid kelas ini tidak duduk di bangku masing-masing padahal sudah ada guru yang akan mengajar, tapi saat Dela berjinjit dia melihat Nega yang di bully oleh teman sekelasnya.
Dela langsung berlari ke arah Nega dan membantu Nega untuk berdiri tapi Nega masih tetap mengelap bangku Rangga menggunakan tas nya.
"Bangun," Dela manarik tangan Nega.
"Bangun Nega."
"Lo kenapa sih ngikutin apa kata mereka hah?."
"KALIAN JUGA, KENAPA KALIAN LAKUIN INI SAMA NEGA HAH?! EMANG DIA SALAH APA SAMA KALIAN SAMPE KALIAN MEMPERLAKUKAN DIA KAYA GINI? APA KARENA DIA BISU HAH? APA KARENA DIA BERPAKAIAN LUSUH DAN KOTOR KAYA GINI JADI KALIAN MEMPERLAKUKANNYA SEENAK JIDAT KALIAN?."
"Eh inget ya, semahal apapun baju kalian, sekaya apapun kalian di dunia, harta kalian gak bakalan di bawa ke akhirat."
Semuanya pun terdiam saat Dela mengucapkan itu.
"Seharusnya kalian itu sebagai teman satu kelasnya membantu Nega bukan kaya gini, coba kalian bayangin kalo kalian ada di posisi Nega perasaan kalian gimana hah? Pasti kalian udah hancur sehancur hancurnya, dan gue yakin kalian gak bakalan bisa bertahan sampai detik ini."
"Seharusnya kalian contoh Nega, meskipun dia mempunyai kekurangan dia masih tetap bersemangat, dia masih semangat sekolah meskipun kalian memperlakukannya kaya gini, meskipun dia sakit dia tetap sekolah."
Dela menatap satu persatu teman sekelasnya secara bergantian, matanya sudah memerah karena emosi dan menahan tangisan.
"Kenapa kalian diem hah?."
Rangga berjalan ke arah Dela, dia sudah seperti tidak punya perasaan dan hati. Di situasi seperti ini dia masih bisa bisanya tertawa, apakah masih pantas dia di bilang manusia.
"Lo siapa berani ngomong gitu Hem?."
"Lo gak perlu tau gue siapa, tapi yang perlu lo tau itu sikap lo itu udah keterlaluan."
"Gue tau lo punya wajah yang tampan, di kagumi semua wanita, badan yang sehat, lo punya otak yang cerdas, dan lo punya harta yang banyak, tapi LO GAK PUNYA HATI DAN PERASAAN."
Sudah di bawa terbang tinggi di jatuhkan pula, sakit banget epribadeh. Ya begitulah Dela saat sudah marah, dia pasti ngeluarin semua unek-uneknya.
Plakk
Satu tamparan berhasil mendarat di pipi putih nan mulus Dela, meninggalkan jejak merah di sana.
"Beraninya sama cewek, cih! Lemah," ejek Dela.
Rangga sudah tidak bisa menahan emosi nya lagi dia menyimpan tasnya dan melayangkan tangannya.
Tapi saat tanggan Rangga melayang, tiba-tiba ada seseorang yang memegang tangan Rangga dan memelintirnya ke belakang.
"Bang kembar?," Lirih Dela.
___________
Hayoo bang kembar siapa hayoo ada yang tau gak nih bang kembar siapa?
Up rada ngaret ya akhir-akhir ini, soalnya lagi banyak banget tugas hadehh pusaing deh..
Yang sama kaya aku yang tugas nya banyak tetap semangat ya
KAMU SEDANG MEMBACA
(Tidak) BISU
Teen FictionKejadian yang tidak pernah di inginkan oleh semua orang, tapi kenapa itu terjadi sama anak kecil yang tidak tau apa-apa. Sehingga dia tauma berat sampai duduk di bangku SMA pun dia masih mengingat kejadian yang sangat keji itu. Dan suatu hari dia ke...