Suara dentingan kecil terdengar begitu pelan saat Dela dengan senajanya mengetukan pensilnya ke
meja.Dela sangat bosan dengan yang namanya pelajaran sejarah, karena pelajarannya terus mengingatkan kepada masalalu, padahal kan menurut Dela masa lalu itu wajib di lupakan bukan di kenang, bikin sakit hati.
Tapi ya mau bagaimana lagi, mau bolos tapi males jalan, tapi Dela sangat bosan dengan pelajaran yang satu ini. Mau tak mau Dela harus duduk di bangkunya memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi hari ini, meskipun Dela tidak mengerti dengan apa yang di ucapkan guru itu.
Tuk
Tidak sengaja pensil yang Dela ketukan ke meja lepas dari tangannya dan jatuh ke bawah.
Dengan malas Dela mengambil pensilnya dan saat tangannya akan mengambil pensilnya yang jatuh tepat di sebelah kaki Nega, Dela membulatkan matanya dan menunjuk kaki Nega yang berdarah, bahkan darah itu menetes ke lantai kelas yang berwarna putih itu.
Karena panik Dela langsung bangkit, namun ternyata Dela lupa kalo dia sekarang ada di bawah meja sehingga kepalanya terpentok meja, dan meringis kesakitan.
Dugg
"Awwsss," Dela meringis sambil memegang kepalanya yang terpentok, Nega yang duduk di samping Dela langsung melihat ke bawah di mana ada Dela sedang meringis memegangi kepalanya, pasti itu sakit sekali suaranya saja begitu keras.
Bahkan sekarang teman sekelas Dela menertawakannya.
"Eh, Delong lo ngapain di bawah mau ngintip siapa lo?," Tanya teman sekelas Dela yang terkenal dengan tingkahnya yang kocak.
"Sakit ya Del?," Tanya lagi si ketua kelas yang paling keras menertawakan Dela.
Karena di ijek terus, Dela langsung bangkit dan kembali duduk di bangkunya meskipun tangannya memegang kepalanya yang terasa sangat sakit.
"Apaan sih kalian semua, orang mau ngambil pensil juga." Ucap Dela dengan melengkungkan bibirnya ke bawah
"Tapi kamu gak papa kan Del? Kalo mau gak papa bisa di lanjut pelajarannya?," Tanya guru itu.
"Gak papa sih Bu cuma malu aja di ketawain satu kelas."
"Ya sudah."
Dela yang masih setengah malupun langsung menghadap ke arah Nega, dan menatap wajah Nega yang nampak biasa aja padahal kakinya terluka.
"Kaki lo luka, lo gak ngerasa apa?," Tanya Dela dengan ekspresi kesalnya. Tapi hanya gelengan yang Dela dapatkan sehingga Dela semakin kesal sekarang, ingin rasanya motongkan kepala orang yang ada di hadapannya, tapi ini kepala manusia woy bukan kepala ayam.
"Sebenernya lo itu terbuat dari apa sih, kaki berdarah aja gak kerasa?."
Nega hanya acuh dengan ocehan Dela yang menanyakan kakinya itu.
"Udah sini gue anterin lo ke kuburan--" ucapan Dela terhenti saat dia baru menyadari apa yang dia ucapkan.
"Eh maksudnya ke UKS," lanjut Dela. Dia segara mengambil tangan Nega dan melingkarkan ke pundaknya, saat Dela handak berdiri tiba-tiba tubuhnya kembali duduk karena Nega yang tidak bergerak sama sekali.
"Lo tuh kenapa sih? Kaki lo luka, kita obatin dulu lukanya," geram Dela.
Dela mencoba lagi untuk berdiri dan untungnya Nega mau berdiri, tapi sebelum keluar dia meminta izin terlebih dahulu kepada guru yang sedang mengajar.
"Bu saya izin ke UKS ya."
Guru yang sedang fokus menerangkan materi pun menoleh saat Dela meminta izin kepadanya, tapi dia sedikit heran Dela yang kepentok meja cukup keras tapi Nega yang di papah oleh Dela?.
"Loh kamu kenapa Dela? Kepala kamu pusing?," Tanya guru itu.
"Bukan Bu, ini kaki si Nega berdarah makannya saya izin ke UKS boleh ya Bu?."
"Ya sudah sana, kebetulan dokter penjaga UKS sedang bertugas," ucap Guru itu.
Dela langsung berjalan keluar kelas sambil memapah Nega, tapi selama mereka berjalan ke UKS Dela tidak melihat Nega kesakitan sama sekali padahal luka di kaki Nega lumayan dalam.
Setelah sampai di UKS, Dela langsung di bantu oleh pria gagah yang memakai jas putih untuk memapah Nega dan meletakkannya di atas branka.
"Loh ini kenapa kakinya?," Tanya Dokter itu sambil menggulung pelan celana sekolah Nega ke atas.
"Gak tau dok tapi tadi saya liat kakinya berdarah, saya bawa aja ke sini," jelas Dela.
Saat celana Nega berhasil dokter itu gulung Dela melihat betis Nega yang sobek bahkan luka itu lebih dalam dari pikiran Dela tadi.
Tapi Dela menyerinyitkan dahinya saat melihat luka itu, Dela pernah melihat luka itu tapi.
"Kenapa lukanya sama persis dengan luka si bos songong itu? Apa jangan-jangan?."
"Ah tapi itu gak mungkin, si bos songong itukan bisa bicara ya meskipun sedikit-sedikit, sedangkan si Nega jangankan bicara buka mulutnya aja gue belum pernah liat, ah sepertinya ini cuma perasaan gue aja nggak mungkin dia bosnya di Bangke."
"Kamu gak ngilu apa liatin dari tadi, saya lagi ngebersihin lukanya biar di kaput," ucap Dokter itu tanpa melihat ke arah Dela sama sekali, tapi dia tau jika dari tadi Dela terus memperhatikan nya.
"Ngapain takut? Masa calon dokter takut sama ginian sih?," Ucap Dela sombong, tapi itu memang kenyataanya Dela memiliki cita-cita sebagai Dokter bahkan Dela sudah mempelajari beberapa materi kedokteran dari dia masih duduk di bangku kelas tiga SMP.
"Wah bagus banget cita-citanya, saya doain kamu jadi dokter yang hebat." Ucap Dokter itu sambil tersenyum.
Setelah lama menunggu lama akhirnya dokter itu selesai menangani Nega, tapi saat selesai di obati lukanya Nega malah tertidur dengan keringat yang membanjiri kepala dan tubuhnya, rambutnya pun terlihat lepek.
"Sebaiknya kamu kembali ke kelas, biarin dia istrirahat dulu." Ucap Dokter itu sambil memeriksa infus yang tertancap di punggung tangan Nega.
"Gak ah males, sekarang lagi belajar mengingat masa lalu, saya gak suka, mengenang masa lalu itu bikin saya sakit hati, bikin pusing."
Dokter itu hanya terkekeh melihat tingkah laku Dela yang tidak jauh darinya, dulu waktu dia sekolah dia juga sangat tidak suka dengan pelajaran sejarah.
"Ya udah sekarang kamu mau ngapain di sini? Mau tidur aja?," Tanya dokter itu.
"Tidur Mulu emang mau latihan mati apa?."
"Mending saya tanya aja materi kedokteran yang saya gak ngerti gimana? Dokter lagi gak sibuk kan?," Tanya Dela dengan wajah yang sumeringah berharap dokter itu mau membantunya mempelajari ilmu kedokteran.
"Okey, materi apa yang kamu gak ngerti, pasti saya bakalan jawab." Dengan pedenya dokter itu menerima kemauan Dela.
"Ada banyak sih, soalnya saya tuh udah lama mau nanya ini tapi saya bingung mau nanya siapa mau nanya internet takut salah, jadi saya simpan aja sampai sekarang, tapi karena sekarang ada yang mau saya tanyain ya udah saya mau nanyain ke dokter sekarang, kalo lama gak papa kan? Kalo kepanjangan gak papa kan?."
"Gak papa lagian saya lagi santai, pasiennya juga lagi istirahat."
"Jadi........"
_________
Huhu kecewa gak sih up-nya lama.
Tadinya mau up nih ya bahkan udah ada stok part buat di up tapi pas aku mau up eh malah ilang part yang belum di publish itu, kecewa sih padahal aku buatnya itu membagi waktu sama sekolah tapi malah ilang, tapi aku tetep tenang aja meskipun harus ulang lagi ye kan di bawa asik aja Brodi...
KAMU SEDANG MEMBACA
(Tidak) BISU
Teen FictionKejadian yang tidak pernah di inginkan oleh semua orang, tapi kenapa itu terjadi sama anak kecil yang tidak tau apa-apa. Sehingga dia tauma berat sampai duduk di bangku SMA pun dia masih mengingat kejadian yang sangat keji itu. Dan suatu hari dia ke...