Katsuki duduk di sofa rumahnya. Memainkan video game terbaru yang ia beli kemarin. Untuk kesekian kalinya, Katsuki membanting gadget yang ia mainkan ketika untuk kesekian kalinya, ia kalah dari final boss. Bosan, dia memilih untuk menggulir layar hpnya.
Suara pintu terbuka tidak membuatnya menoleh. Namun, ketika menyadari ada dua langkah kaki, ia langsung beranjak ke pintu masuk.
"Old Hag, siapa dia?"
Katsuki merasa familiar dengan rambut hijau berantakan itu. Kilasan anak bermata hijau dan berambut hijau yang memanggilnya Kacchan membuat keningnya mengernyit.
"Kau lupa padanya?" tanya Mitsuki sambil mengambil alih belanjaan yang dibawakan oleh Izuku. "Padahal dia tidak lupa padamu, jahat sekali."
"Kami sudah bertahun-tahun tidak bertemu, wajar kalau Kacchan lupa."
Seperti pelatuk pistol yang ditarik, Katsuki langsung berteriak dengan segala kemampuannya. "DEKU SIALAN, APA YANG KAU LAKUKAN DI SINI?!"
"Bibi Mitsuki mengundangku makan malam, jadi aku ke sini, " jawab Izuku polos.
Ledakan kecil mulai bermunculan di telapak Katsuki saat emosinya mulai meningkat.
"KAU TAHU PASTI MAKSUDKU SIALAN!"
Izuku melangkah menghindar ketika Katsuki menyerbunya dengan langkah membabi buta, siap meledak. Barulah ketika Mitsuki turun tangan menghajar kepala anaknya, si pirang meledak berdecih kesal.
"Kalian bermainlah video game atau apapun sementara aku membuat makan malam!" perintah Mitsuki.
Katsuki mendecakkan lidah, sementara Izuku mengambil video game dari kantong kertasnya.
"Kacchan, punya kan?"
Katsuki hanya tidak menjawab dan hanya berjalan kembali ke sofa tempatnya duduk tadi.
Mereka berdua bermain game dalam keheningan. Sepuluh menit kemudian, Katsuki kembali melempar gadget itu.
Izuku hampir terjatuh dari sofa karena terkejut.
"Kacchan, kau ngambek karena kalah terus?" tanya Izuku ketika menyadari penyebab Katsuki uring-uringan. Bukan berarti bocah pirang tidak selalu uring-uringan sih. Dia mendengus untuk menyembunyikan tawa gelinya.
Katsuki mengambil bantal sofa di belakangnya dan melemparnya ke pemuda berambut hijau yang menerimanya saja dan berakhir tertawa keras, teredam oleh bantal di wajahnya. Mungkin tadi harusnya Katsuki pakai tangan saja ya?
"DIAM KAU, NERD SIALAN!"
Izuku masih tidak bisa menahan tawanya. Menjadi lebih kesal, Katsuki menerjang Izuku dan menyebabkan mereka berdua berkelahi di atas karpet.
Mereka baru berhenti bergulat ketika Mitsuki menanggil dari arah dapur.
Dengan pakaian berantakan dan sedikit memar di ujung bibir, dua pemuda itu duduk di kursi masing-masing. Izuku dan Katsuki saling berhadapan, sedangkan Mitsuki duduk di kepala meja. Mereka makan dengan tenang sampai Izuku menyadari sesuatu.
"Lho, Paman Masaru kemana?" tanya Izuku.
"Ah, dia sedang ada pekerjaan keluar kota, nanti malam akan kembali," jawab Mitsuki. Izuku hanya meresponnya dengan bergumam dan melanjutkan makannya.
Makan malam usai, Mitsuki menyisihkan makan malam untuk Masaru, sedangkan Izuku dan Katsuki mencuci piring.
"Kau masuk UA kan?" tanya Izuku di tengah aktifitasnya mengeringkan piring yang sudah dicuci Katsuki.
"Tentu saja," jawab Katsuki dengan geraman.
Izuku bergumam, "Kau pernah mendengar All For One?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Share, Tell Me!
FanfictionSource pic: pinterest Disclaimer: Horikishi Kosei Pekerjaan sebagai Hero? Kekuatan super? Itulah kenormalan yang tidak normal di dunia ini. Dunia yang penuh dengan quirk. Izuku adalah anak yang normal, dengan kata lain tidak memiliki quirk di dunia...