X. Meet With the Villains

125 33 16
                                    

Dua jam sudah berlalu sejak Katsuki meledakkan granatnya hampir tepat di depan wajah Izuku. Yang diincar terlempar jauh ke belakang, dengan luka bakar parah di separuh wajahnya.

Saat itu, beberapa orang terkejut dengan tindakan berani Katsuki. Apakah dia mengetahui quirk Izuku? Jadi tidak khawatir untuk meledakkannya? Mungkin saja. Tapi tetap saja, itu bukan tindakan yang benar-benar heroik. Ada peraturan yang menyatakan bahwa Hero tidak boleh melukai lawannya terlalu banyak.

Izuku yang terlempar hanya tertawa, seperti tidak merasakan apa-apa. Padahal separuh kulit wajah dan lengannya sudah melepuh parah seperti itu. Setelah beberapa detik terlewati, kulit yang terbakar itu kembali seperti semula, seperti tidak ada yang terjadi.

"Ekstrim sekali!" Itulah tanggapan kebanyakan siswa. Bahkan All Might sedikit tercengang dengan tingkat kecepatan penyembuhan Izuku.

Sementara itu, Katsuki dikelilingi oleh asap putih, kemudian suara terjatuh terdengar. Si blonde dibuat pingsan oleh asap yang dilemparkan Izuku tepat waktu sebelum dia terlempar jauh. Dengan itu, kemenangan tim penjahat bisa dipastikan.

.

Saat ini, Izuku, Uraraka, Iida, dan yang mengejutkan Shinsou, sedang makan siang bersama di kafetaria.

Katsuki masih belum bangun, efek dari bius yang diberikan Izuku. Kirishima, Kaminari, Ashido dan Sero sedang makan siang di meja sebelah mereka.

"Hei, Izuku," panggil Kaminari. Yang ditanya hanya bergumam, masih sambil mengunyah makanannya. "Kecepatan penyembuhanmu ekstrim sekali ya? Kata All Might, healingmu membuatmu bisa menyembuhkan dirimu dan orang lain."

Izuku menelan makanannya sebelum menjawab, "Darahku yang bisa menyembuhkan. Tapi jangan mengira kalian bisa langsung mengonsumsi darahku dan langsung sembuh."

Beberapa orang mengernyit, jelas tidak nyaman dengan topik yang dibahas.

"Akan kujelaskan lain kali. Kasihan Ochaco, sudah biru begitu," sambung Izuku, sedikit tertawa ketika wajah biru Uraraka langsung memerah malu.

Uraraka menggumamkan sesuatu, dan Izuku harus berusaha menahan tawa ketika mendengar itu. Jangan lupakan pendengaran tajamnya.

Shinsou tiba-tiba berdiri, membawa nampan di tangannya. "Aku duluan, ada yang harus aku lakukan." Yang lain hanya mengangguk mengiyakan.

Selesai makan siang, Izuku berjalan menyusuri lorong kelas bersama yang lain. Sudut matanya menangkap sesuatu, dan ia memutuskan untuk memisahkan diri.

"Hei, ada yang ingin aku lakukan. Kalian pergilah lebih dulu," kata Izuku, melambaikan tangan dan berbalik, menuju taman di luar.

"Jangan terlambat masuk kelas!" seru Uraraka.

"Oke oke!"

.

Izuku duduk menyilangkan tangan di dahan pohon, beberapa meter di samping jendela terbuka lantai dua. Dua orang yang sedang mengobrol di dalam tidak akan mengetahui keberadaannya karena tertutup oleh batang pohon yang lumayan besar.

"... Apakah ada yang aneh?"

"One for all. Aku perlu menyesuaikan kekuatannya lagi. Apakah ada sesuatu yang bisa kulakukan? Aku tidak ingin mematahkan tulang jika aku menggunakannya untuk peningkat kekuatan. Quirkku saja tidak mungkin cukup untuk mengalahkannya. Aku memang jadi bisa mengendalikan lima orang sekaligus. Tapi..."

One for all? Quirk All Might? Dari suaranya, All Might bersama Shinsou. Oh, apakah Shinsou adalah....

"Aku tidak pernah mengalami masalah seperti itu. Mungkin kau harus membatasi kekuatannya untuk sekarang. Jangan gunakan 100%. 50% sepertinya juga masih terlalu berat untuk tubuhmu. Mungkin kau harus mencoba dari 5%," suara All Might.

Share, Tell Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang