'Sialan! Aku kena!'
Sebelum bisa melangkah pergi lebih jauh, gerbang warp muncul di bawah kakinya. Menyadari itu, Izuku menembakkan kaitnya ke tiang terdekat. Sayangnya, dia kalah oleh gravitasi dan terjatuh ke gerbang itu.
BRUK
Izuku terjatuh, bertumpu pada tangan dan kakinya. Kawat dari kait yang ia gunakan putus ketika gerbang itu tertutup.
Merasakan bahaya, Izuku melompat menjauh. Tepat saat itu, satu tangan terentang, mencoba meraih lehernya.
Seorang pemuda berambut biru muda mendecakkan lidahnya.
"Jangan bunuh dia, Shigaraki Tomura. Master menginginkannya," kata seorang pria kabut yang berdiri di belakang meja.
Izuku mengetahui pria kabut itu, dia adalah orang yang benar-benar tidak memiliki masa lalu, bahkan, apakah dia manusia? Kurogiri... Kabut hitam, benar-benar cocok dengan wujudnya. Sedangkan Shigaraki Tomura, nama itu adalah orang yang tidak berhasil ia temukan masa kecilnya. Shigaraki adalah nama belakang All For One, jadi ia yakin liga ini berhubungan dengan psikopat itu. Mungkinkah itu master yang dimaksud oleh Kurogiri?
Si pemuda berambut hijau menggertakkan giginya. Terjebak? Mungkin. Izuku berdiri, mengamati ruangan secara diam-diam.
Giran, masuk lagi melalui pintu depan dan berdiri di sana. Mengunci jalan keluar. Shigaraki berdiri beberapa meter di depannya, posturnya sedikit membungkuk. Kurogiri, masih memoles gelas yang ada di tangannya, tidak terlalu mempedulikannya. Sedangkan di belakang punggung Izuku ada dinding dan televisi yang ditanam di sana. Benar-benar terjebak.
Giran menyeringai, "Kau hebat dalam mengumpulkan informasi. Dedikasimu juga. Tapi itu jadi senjata makan tuan untukmu. Kau memastikan kebenaran informasi itu sebelum menyampaikannya ke pihak lain yang menginginkannya. Sebagai sesama informan, aku mengaku kalah. Tidak salah mereka sangat menginginkanmu."
Izuku tidak menjawab. Sebuah tabung kaca tersembunyi di balik lengan bajunya, siap untuk diledakkan. Sialnya, dia tidak bisa meledakkannya langsung tanpa melindungi kulitnya sendiri atau dia akan ikut terkena efeknya. Tangan Izuku berkedut, berusaha menyentuh tombol yang ada di balik punggungnya.
"Jangan bergerak, Informan," desis Shigaraki.
'Brengsek. Seharusnya aku membuat tombol itu mudah dijangkau tangan,' batin Izuku kesal.
"Jangan terlalu kasar pada tamu kita, Tomura."
DEG
Waktu seolah melambat. Jantungnya berdentum-dentum di rongga dada. Takut. Setelah sekian lama, Izuku kembali merasakan itu. Tidak. Dia belum siap untuk kembali menghadapi pria itu. Masih banyak hal yang perlu ia siapkan. Masih banyak hal yang perlu ia lakukan. Lagi, kilasan masa lalu terlintas di pikirannya. Bagaimana pria itu...
... Melakukan semua itu di hadapannya, kepadanya...
Tidak, dia harus tenang. Jangan biarkan ketakutan menguasainya. Jangan biarkan emosi menguasai hatinya. Jangan biarkan tubuhnya terpaku.
Bergerak.
Bergerak.
BERGERAK!
Sudut bibirnya mengalirkan darah. Perlahan, dia menyingkir dari depan televisi, tidak membiarkan pandangannya lepas dari tiga orang lain di ruangan itu.
"Tamu? Aku tidak merasa diperlakukan sebagai tamu," sahut Izuku ketika berhasil menemukan suaranya.
"Tentu saja kau seorang tamu. Kami mengundang dan kau datang," jawab All For One, yang diyakini Izuku tengah menyeringai dari balik layar televisi bertuliskan sound only.
KAMU SEDANG MEMBACA
Share, Tell Me!
FanfictionSource pic: pinterest Disclaimer: Horikishi Kosei Pekerjaan sebagai Hero? Kekuatan super? Itulah kenormalan yang tidak normal di dunia ini. Dunia yang penuh dengan quirk. Izuku adalah anak yang normal, dengan kata lain tidak memiliki quirk di dunia...