Nongki lanjut Futsal

164 26 0
                                    

8oys 3

Langkah kaki diluar sana semakin mendekat dan benar saja yang menjadi wali kelas mereka adalah pak Bagas yang dikenal sebagai guru killer. Bahkan mereka tidak pernah membayangkan karena biasanya beliau menjadi wali kelas 12, pupus sudah kebebasan mereka di dalam kelas.

“Selamat pagi anak-anak” awal pembicaraan pak Bagas.

“Pagi Pak” jawab para murid.

“Semagat ya?” senyum pak Bagas “Sudah siap belajar, kita langsung saja buka buku Biologi nya bab pertama” reaksi para murid langsung melongo.

“Pak langsung belajar gak perkenalan diri gitu pak?” Farhan bertanya
“Gak perlu kalian sudah tau nama saya kan?” sambil menunjuk ke arahnya, Farhan pun mengangguk “itu kamu tahu nama saya, jadi tidak perlu perkenalan diri lagi mengerti?” dan langsung di jawab oleh semua murid “mengerti pak”.

“Masa iya kalian gak tahu nama bapak, bapak kan terkenal” jedanya dan dilanjut “terkenal killernya” semua murid pun tertawa “bener kan?” tanya pak Bagas “padahal bapak orangnya santai aja gak usah pada tegang, bapak killer itu cuma pas lagi ulangan saja sama murid yang bandel, tuh kayak Farhan,Gilang, Fiki, Shandy” sambil menunjuk kearah mereka kemudian murid yang lain pun menengok ke arahnya dan yang ditunjuk malah tersenyum.

“Sengaja saya masuk kan kalian ke kelas 11 IPA 1, siapa tahu kalian berubah”
“SIAP PAK” jawab mereka berempat teriak Fiki paling keras.

“Bagus, karena kamu siapa namanya belakang Farhan” tanya pak Bagas sambil menunjuk “Fiki pak” jawab Shandy “ya, karena Fiki tadi paling keras bicara siap nya kamu jadi ketua kelas, gak ada penolakan” tegas pak Bagas padahal tadi Fiki ingin memprotes. “Baik pak” jawab Fiki dengan lesuh.

“Oke sebelum kita mulai pembelajarannya kamu Fiki ketua kelas nanti rundingkan siapa yang jadi wakil ketua, sekertaris dan juga bendahara” perintah pak Bagas  “siap pak” dijawab Fiki pasrah.

“Oke bagus kita mulai pembelajaran buka bukunya bab pertama, kemudian baca dan pahami bapak beri waktu 5 menit nanti bapak tanya” semua murid pun mengikuti perintah pak Bagas.

Pembelajaran pun telah usai semua murid pergi ke luar kelas dan pergi ke kantin termasuk geng UN1TY. Mereka memesan makanan dan langsung di lahap habis, selesai makan mereka langsung pergi ke gudang bawah.

“Sumpah-sumpah gue gak mau jadi ketua kelas, ngadi-ngadi aja tuh bapak-bapak” kesal Fiki dan malah diberi selamat oleh mereka Fiki pun makin menjadi dan Fajri menjadi korban kekesalan Fiki dengan cara menjitak kepalanya.

“Aww, sakit njir” ucap Fajri sambil mengusap-usap kepalanya.

“Tau tuh adik gue ini, kasian jadi sakit kan palanya” sambung Ricky dan malah Ricky juga dijitak kepalanya tapi bukan sama Fiki melainkan Shandy.

“Aww, gak sopan ente udah di fitrahin ini sama ortu gue cepet minta maaf”
“Dih ogah”
“Udah-udah, ke bocah aja lu pada” kali ini Fenly yang bersuara.

“Btw, setelah kejadian yang waktu itu di gudang atas kalian semua ada ngerasa hal aneh gak?” tanya Fenly.

“Gak tuh kenapa Lo ada kejadian aneh?” tanya Gilang dan di jawab dengan gelengan kepala.

“Eh ngomong-ngomong soal kejadian di gudang atas, ada yang sok banget ya katanya gak usah takut ada gue anak dukun...” ucapan Zweitsan dipotong Gilang “UDAH, gak usah dibahas lagi juga” dan malah ditertawakan oleh yang lainnya.

“Iya bener, gak usah takut kan ada gue anak dukun...” kali ini yang dipotong ucapan Shandy yang menuruti ucapan Gilang dulu.

“UDAH napa” kring..kring..kring “tuh dah bell ayo ke kelas tar keburu ada guru lo sebagai ketua kelas jangan bolos”.

“Lah kok jadi gue” ujar Fiki dan disambung “siapa juga yang mau bolos”.

“udah ayok” ajak Fenly.

Sesampai di depan kelas mereka pun segera masuk Fiki yang terakhir karena memperhatikan perempuan yang sama dengan yang di UKS tadi kemudian tersenyum sendiri setelah melihat dan tahu kelas berapa.

Guru selanjutnya pun mengajar sampai waktu pulang tiba dan para murid berhamburan keluar sekolah.

“Woy nongki dulu kan di tempat biasa, dah lama nih gak nongki” ucap Gilang.

“Iya nih dah lama gak nongki” sambung Ricky.

“Gak bisa gue ada les piano” jawab Fenly.

“Kalo nanti malem futsal bisa kali?” tanya Zweitson dilanjut Fajri “iya nih sabi kali”

“Gue usahain, gue balik duluan ya” sambil menyalakan motornya dan pergi.

“Asik nih nongki lanjut futsal” ujar Farhan.

“Udah ayok cabut” ajak Shandy.
Dan mereka pun berangkat menuju kafe tempat biasa mereka nongkrong.




8oys | UN1TYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang