Uji Nyali 2

40 12 0
                                    

8oys 9


Di depan pintu gudang Shandy, Gilang dan Fiki berpegangan tangan, Gilang berada di tengah karena ia memiliki jimat penangkar setan.

Raffa membuka pintu gudang kemudian mereka mulai memasuki gudang dimulai oleh Farhan, Fahri dan 3 orang yang hampir berpelukan itu. Setelah semuanya masuk Raffa dan Juan kembali ketempat asal.

Di dalam gudang Farhan seperti tak punya rasa takut berjalan-jalan mengelilingi setiap sudut di dalam ruangan.

Fahri yang melihat itupun merasa tak mau kalah padahal dalam hati ia ketar ketir ketakutan dan mencoba mengikuti tingkah Farhan dengan berjalan-jalan sedikit dan memperhatikan sekitar tidak jauh dari ketiga orang yang saat ini sedang berpelukan dan membaca-baca mantra penangkal setan.

Kalau di dalam tidak ada Farhan dan tidak terikat dengan pertaruhan itu sudah pasti ia akan bergabung dengan mereka.

Ketika Farhan tengah sibuk menyusuri setiap sudut itu tiba-tiba ada suara barang jatuh di sekitar 3 orang yang sedang berpelukan yang tak lain adalah Fiki,Gilang dan Shandy otomatis juga disekitar Fahri berdiri.

Hal itu tentu saja membuat mereka berteriak kemudian berlari ke arah Farhan dan memeluknya termasuk juga Fahri.

Respon Farhan bukan memeluk mereka kembali tapi malah menyuruh mereka untuk melepaskannya.

“Lepas woy!” perintah Farhan.

“Gak! Gak mau takut woy!” teriak Gilang dan malah semakin mempererat pelukan. Sedangkan Fahri segera melepaskan pelukannya setelah mendapat lirikan dari Farhan.

“Lepas! Bukannya lo punya jimat?!” pertanyaan Farhan membuat Gilang ingat akan jimat itu dan segera melepaskan pelukannya untuk mencari jimatnya tapi nihil ia tidak menemukannya.

“Kok jimat gue gak ada?!” panik Gilang.

“Kan lo tadi yang pegang!” ucap Shandy dan Fiki sangat panik, Fahri yang menyimak itu pun sama paniknya.

Bagaimana tidak jimat itu pemberian ibunya Gilang sang dukun handal di kota ini siapa coba yang tidak mengenalinya.
“Gimana dong?!” tanya Shandy “yang gak tau lah!” jawab Gilang.

Ketika yang lain tengah ribut pasal jimat Farhan dengan sedikit keberaniaanya mendekat ke arah suara itu yang berada di balik pintu ruangan tempat penyimpanan berkas-berkas, kemudian membuka pintu itu dan masuk, padahal sebenarnya dia ketar-ketir ketakutan.

Dan ketika mereka yang masih meributkan masalah jimat itu terheran-heran atas keberanian Farhan itu, tiba-tiba ada suara orang tertawa dan membuat mereka berlari kearah pintu keluar tapi pintu itu tidak bisa dibuka.

Membuat mereka tambah ketakutannya dengan berteriak dan menggedor-gedor pintu agar bisa dibuka tapi nihil.

“PLIS BANGET GAK USAH KETAWA-KETAWA LO!” teriak Shandy.

“HAN! LO GAK USAH NAKUT-NAKUTIN!” tuduh Fiki.

“RAFFA, JUAN, KENAPA LO KUNCI PINTUNYA! BURUAN DATANG KESINI DAN BUKA PINTUNYA! ” perintah Fahri pada temannya itu lewat handphonenya.

Raffa yang mendengar itu “Gue gak kunci pintunya! Emang gak bisa dibuka?!”.

“GAK BISA BURUAN BUKA PINTUNYA!”.

“HUAAA MAMA.....” tangis Gilang itu malah ada yang membalasnya dengan lebih keras, hal itu membuat semakin ketakutan.

Fahri yang semakin menggedor-gedor pintu, Shandy dan Fiki lari kearah tumpukan kursi dan Gilang yang masih diam ditempat tangisannya malah semakin kencang dan membuat celananya banjir.

Dan suara tawa dan tangisan seorang wanita yang masih terdengar sangat kencang itu entah dari mana asalnya.

Fiki dan Shandy yang berjongkok di samping tumpukan kursi itu. Fiki berkata “Shan gak usah ditarik-tarik baju gue!”.

“Siapa yang narik-narik baju lo orang tangan gue didepan nih” katanya sambil menunjukan tangannya pada Fiki.

Menyadari hal itu mereka saling tatapan dahulu kemudian sama-sama melihat kearah belakang dan...


“Aaaaa!” teriak mereka kedua ketika mereka melihat seorang wanita yang sedang berjokok wajahnya tertutup rambut, ketika mereka akan berdiri dan berlari mereka ditahan oleh wanita itu dengan memegang kakinya.

Mendengar teriakan Fiki dan Shandy membuat Fahri dan Gilang berteriak juga, Fahri yang masih betah menggedor-gedor pintu dan mencoba membuka pintu dengan sekuat tenaganya, sedangkan Gilang yang melihat Fiki dan Shandy kakinya yang di tahan oleh wanita membuatnya semakin histeris kemudian mengikuti Fahri menggedor-gedor pintu agar segera dibuka.

“RI LO MASIH DIDALAM?!” teriak Juan yang jelas-jelas suara teriakan dan gedoran pintu itu terdengar sangat keras.

“BURUAN BUKA PINTUNYA!” perintah Fahri.

Dengan segera Raffa membuka pintunya dengan cara di geser.

Fahri dan Gilnag yang menyadari itu langsung mengumpat “BANGSAT” “ANJI...” karena dari tadi mereka membuka pintunya dengan cara mendorong tapi nyatanya digeser. Dan langsung berdua langsung keluar dari gudang.

Sedangkan Raffa penasaran “kok cuman lo berdua, yang lain mana?”
Tanpa menjawab Gilang menunjuk ke arah Fiki dan Shandy dan langsung pergi meninggalkan mereka yang menyadari kini celananya basah, dan diikuti Fahri.

Sedangkan Raffa dan Juan penasaran dan melihat ke arah yang ditunjuk Gilang tadi, setelah melihat hal itu mereka langsung berlari dan berteriak tanpa membantu mereka yang kakinya masih ditahan oleh seorang wanita.










8oys | UN1TYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang