32. Rebecca

4 0 0
                                    

Rebecca berada di rumahnya bersama ibunya, mereka ibu dan anak yang harmonis bahkan keluarga mereka pun harmonis. Mungkin karena tak kekuarangan kasih sayang membuat Rebecca seenaknya saja di sekolah, apalagi ayahnya yang memang menjadi penyokong terbesar.

Mereka sedang berada di ruang keluarga, membicarakan beraneka ragam topik, bahkan saling bercanda. Ibunya selalu mendukung dirinya, entah itu baik atau tidak. Karena yang ada di pikiran ibunya hanya kebahagiaan anaknya.

Karena didikan yang seperti itu membuatnya salah berfikir, bahkan bisa saja membuatnya menjadi salah langkah. Memang seorang ibu menginginkan kebahagiaan anaknya, tetapi harus tau batasannya.

"Mam, aku tuh lagi suka sama seseorang. Dia ketua osis bahkan dia juga tampan Mam" ceritanya.

"Oh ya! Siapa namanya? Mami jadi pengin liat deh" tanya sang Mami dengan antusias.

"Namanya Ghasa Mam, kapan kapan aku ajak dia main kesini deh"

"Kalo bisa secepatnya ya, Mami penasaran"

"Iya Mam"

Begitulah Rebecca, selalu menceritakan apa yang dia sukai, apa yang dia inginkan. Bahkan kedua orang tuanya selalu memberikan apa yang dia inginkan, so! Seperti itulah anak yang over kasih sayang, akan menjadi monster.

Bahkan karena saham ayahnya yang ada dimana mana akan membuatnya lebih mudah untuk menaklukan semuanya, dia juga bisa mengancam semua anak yang bekerja sama dengan perusahaan ayahnya supaya tunduk kepadanya.

"Mam"

"Ya sayang?" Tanya Liana ibunda Rebecca dengan lembut.

"Mam, perusahaan Papi kerjasama sama Thunderse Corporation, BY Enterprice dan Bretchje Unifoam nggak?"

"Kenapa? Kok tiba tiba tanya tentang perusahaan papi, biasanya juga nggak pernah mau kalo di ajak ngomongin perusahaan" sindir Mamimya, sedabgkan Rebecca hanya mengerucutkan bibirnya.

"Ih! Aku pengin tau Mam, lagipula nanti kan aku juga yang bantuin Papi, apa Mami nggak mau anaknya mencoba belajar?" Balas Rebecca membuat Liana gemas.

"Aduh anak keaayangan Mami, Mami seneng banget loh denger kamu mau belajar tentang perusahaan. Oiya soal pertanyaan kamu, kayanya papi kerjasama deh sama mereka, apalagi perusahaan mereka kan juga berpengaruh untuk negara. Nanti kalo kamu udah lulus coba belajar yang giat ya" jelas Liana.

Kenapa Rebecca tiba tiba bertanya tentang perusahaan? Sungguh aneh! Mungkin seperti anak anak yang lainnya, dia akan mengancam perusahaan mereka untuk kepentingan pribadinya.

Sudah jelas jika ketiga perusahaan itu milik ayah ElleGhAn, tetapi apa yang akan dia lakukan dengan perusahaan mereka. Lagipula perusahaan mereka berpengaruh untuk negara, tidak akan rugi jika Rebecca mengancam memutuskan kerjasama. Bahkan Papi Rebecca akan mikir berkali kali lipat jika akan memutuskan kerjasama.

Namanya juga Rebecca, pasti itu yang akan dia pikirkan. Dia akan mencoba membuat orang yang berani melawannya akan menyesal karena tidak menuruti kemauannya. Cih! Memang dia siapa? Tuhan? Lebih baik bangkrut daripada harus tunduk kepada manusia semacam dia dan itu pasti yang akan ElleGhAn jawab. Mereka bukan manusia yang suka di pandang rendah atau di injak injak oleh manusia lain.

♡♡○•○♡♡○•○♡♡

Di rumah Ghaitsaa, ia sedang duduk bersama Ghasa, Artha dan Tasha. Karena permasalahan kemarin yang belum tuntas, akhirnya Tasha dan Artha yang mendatangi rumah Ghaitsaa.

Mereka ingin meminta maaf, apalagi Tasha yang sudah sangat keterlaluan kepada Ghaitsaa. Dialah yang paling menyesal, karena tidak seharusnya ia melakukan itu kepada Ghaitsaa. Bahkan seharusnya ia paham akan sifat dan sikap Ghaitsaa, tapi nasi sudah menjadi bubur mereka hanya bisa menyesal.

"Saa, maafin gue hiks. . Please maafin gue, gue nggak seharusnya membenci elo kaya gitu, gue udah keterlaluan hiks. . Hikss" tangis Tasha pecah di hadapan Ghaitsaa, begitu menyesalnya gadis itu.

"Sha, udah stop! Gue udah maafin elo, seharusnya gue yang minta maaf ke elo. Kan gue yang udah buat elo gagal di Olimpiade bulan lalu, maafin gue ya" Ghaitsaa juga meneteskan air matanya, karena tidak sanggup melihat Tasha yang begitu menyesal. "Gini ya Sha, yang udah terjadi ya biarin aja, yang penting itu sekarang dan seterusnya, tetap jaga persahabatan kita ya" lanjut Ghaitsaa.

Mereka langsung berpelukan melepas rindu sama lain, melepas penyesalan di antara mereka serta membuat persahabatan yang lebih erat lagi. Kenapa mereka hanya ber-4? Karena Eza masih kritis, sedangkan Ellen sepulang sekolah harus ke rumah sakit menjenguk Eza, jadi gadis itu tidak bisa ikut hntuk ke rumah Ghaitsaa.

Gadis itu hanya nitip maaf dan salam kepada Tasha untuk Ghaitsaa, meskipun ia tahu Ghaitsaa pasti akan memaafkannya, hadeuh! Terlalu percaya diri dasar!.

"Loh, ada apa ini? Kalian kenapa? Apa Artha dan Ghasa menyakiti kalian? Kalo iya bilang ke Mommy!" Cacha yang tiba tiba datang dengan marah marah, membuat Ghaitsaa melepaskan pelukannya.

"Mom, nggak gitu ih! Udah sebulan lebih ini aku sama Tasha nggak akur karena salah paham, bukan cuma Tasha si, tapi semua teman teman aku" jelas Ghaitsaa.

"Oh! Jadi kamu nangis hampir tiap malam itu bukan karena rindu sama Dadymu, tapi kamu lagi ada masalah sama mereka?"

"Ya gitu Mom, maaf ya Mom aku nggak cerita dari dulu dulu, nanti deh aku ceritain lebih detail"

"Iya nggak apa apa, ya udah kalian lanjutin aja. Tante permisi dulu"

Setelah mendapat anggukan dan senyuman dari ke-4 manusia itu, Cacha langsung pergi meninggalkan mereka yang sedang saling memafkan. Kini mereka melapas rindu dengan mengobrol, bahkan mereka sudah mengungkapkan perasaan mereka masing masing.

Artha yang juga sudah menyukai Tasha serta Ghasa yang sudah menyukai Ghaitsaa, tetapi mereka masih belum lanjut ke tahap hubungan serius. Mereka sedang fokus untuk kesembuhan Eza dulu serta Osis, setelah berbulan bulan menjadi musuh, akhirnya mereka kembali seperti dulu.

"Terus hubungan kalian mau gimana selanjutnya?" Tanya Ghaitsaa.

"Ya kita mau ikutin alurnya aja dulu, kita mau nunggu Eza sembuh dulu" jelas Artha membuat Tasha tersenyum. "Terus gimana dengan kalian?" Lanjut Artha dengan bertanya.

"Kita juga kaya elo, tapi gue sama Ghaitsaa kan ketos dan waketos jadi ya lo tau sendiri lah" jawab Ghasa.

Mereka kembali ngobrol sana sini dan akan mengunjungi rumah sakit nanti malam, mereka kembali seperti semula. Mereka kembali dengan melindungi satu sama lain, bahkan akan menguatkan satu sama lain. Apalagi Ellen yang sekarang sangat membutuhkan dukungan sahabatnya.

Sungguh mereka terlalu bodoh karena mengikuti alur permainan Rebecca, memang gadis itu gadis monster. Lihat saja apa yang akan di lakukan gadis itu selanjutnya! Karena suatu ketidakmungkinan jika Rebecca membebaskan persahabatan ElleGhAn dari kata aman.

Memang seharusnya dari awal mereka tidak berurusan dengan gadis itu, tapi karena emosi mereka yang tak terkendali hingga menyebabkan akar permasalahan ini terjadi. Menyesal? Tidak! Hanya saja terlalu lelah untuk menghadapi masalah yang beruntun.

.
.
.
Bersamboeng. . .

Hay hay gengs! Welcome back to my story🤤 semoga kalian tetap suka ya readersku yang setia.

Makasih buat kalian yang selalu setia nunggu ceeita ini🙏 makasih juga buat kalian yang udah menyukai cerita ini🤗

Jangan lupa terus ikuti alurnya ya, sama minta vote dan commentnya para readersku tercinta😘

Terima kasih🎊

TriangleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang