35. past away

6 0 0
                                    

Pagi ini seharusnya di lakukan untuk joging, namun Ellen masih setia menunggu Eza di depan ruang ICU bahkan sekarang ibunya dan saudara kembar nya datang untuk menjenguk Eza. Sudah begitu banyak yang menjenguk, namun Eza tak kunjung memberikan tanda-tanda bergerak ataupun membuka mata.

Tttiiittt. . .

Tiba tiba suara sebuah alat dalam ruangan Eza berbunyi begitu keras membuat semua orang yang berada di luar langsung panik dan memanggil dokter, Risa sudah menangis sejadi jadinya di dalam dekapan sang suami. Ellen menangis di pelukan Mery, berbeda dengan Ezra dan Leon, mereka masih menunggu kabar dokter.

Saat dokter keluar bersama suster, semua orang langsung mendekatinya. Bahkan Ayah Eza bertanya terlebih dahulu, mengenai keadaan putranya.

"Maaf, kami sudah semaksimal mungkin untuk menyelamatkan anak bapak dan ibu. Tetapi tuhan berkehendak lain, tuhan lebih sayang kepadanya hingga dia di ambil kembali. Kami para medis hanya bisa turut berduka cita" ucap sang dokter.

Mampu membuat Risa dan Ellen lemas seketika, Ezra dan Leon langsung terduduk mendengar kabar yang menyakitkan baginya. Sungguh ini sangat di luar dugaan mereka, mereka tidak menyangka jika Eza akan pergi secepat ini untuk selamanya.

Leon menghubungi Ghasa dan Artha, sudah pasti mereka akan sangat terkejut. Apalagi mereka saat ini sedang tidak berada disana, meskipun mereka selalu menjenguknya namun mereka saat ini sedang mengurus acara mereka sendiri.

Sudah pasti dengan begitu cepat mereka langsung mendatangi rumah sakit, mereka sengaja menggunakan taxi karena mereka tahu jika ini situasi yang tidak baik untuk mengendarai kendaraan sendiri.

Tasha dan Ghaitsaa juga sudah di beri kabar, mereka juga sedang berada di jalan untuk menuju rumah sakit. Sungguh mereka sangat sangat tidak menyangka, jika tuhan lebih sayang kepadanya, hingga ia tak menbiarkan Eza merasakan sakit yang terlalu lama.

♡♡•°•♡♡•°•♡♡

Pemakaman sudah di laksanakan dengan lancar, namun Risa masih terus menangis. Ia masih sangat kehilangan putranya, begitu juga dengan Ellen. Ellen juga begitu terpukul menerima kenyataan ini, ia seharusnya tahu penyakit Eza dari awal supaya ia menghabiskan waktu yang sangat banyak dengannya.

Namun nasi sudah menjadi bubur, sesuatu yang sudah terjadi tidak dapat terulang. Ia hanya bisa menangis dan menangis, tetapi iapun tak bisa menyalahkan takdir.

Setelah semuanya pulang, namun berbeda dengan Ezra. Dia masih setia di makam Eza, ia memandang dengan sendu bahkan air matanya tak mampu ia tahan.

"Gue akan menjaga wanita yang elo cintai, tapi maaf jika suatu saat gue juga mencintainya dan merebutnya dari elo. Semoga elo bisa tenang di alam sana, gue pamit"

Setelah berucap seperti itu, ia langsung meninggalkan area pemakaman dan menyusul yang lainnya. Memang itu ucapan yang cukup jahat bagi seseorang yang sedang bersaing, namun Ezra mengucapkan hal itu karena ia tau jika Eza tak akan bisa kembali.

Ezra bukan tipe pria yang akan menikung saudaranya sendiri, namun ini seperti takdir untuk Ellen. Setelah ia kehilangan Eza dan akan di gantikan oleh Ezra saudara dari Eza. Yang memiliki sifat dan kebiasaan yang hampir mirip.

Namun Ellen bukan gadis yang mudah di dapatkan jika ia tak menyukainya sejak awal, ia dapat berkencan dengan Eza karena memang ia sudah menyukainya sejak lama, namun entah dengan Ezra suatu saat nanti.

♤♤°•°♤♤°•°♤♤

Acara Osis yang dilaksakan oleh Ghasa dan Ghaitsaa akan di mulai, namun mereka harus merubah jadwal karena kabar duka yang mereka dapatkan. Mereka menggelar acara 2 bulan setelah meninggalnya Eza, dan hari inilah acara mereka akan di mulai.

Sebuah pesta perayaan kemenangan Ghasa dan Ghaitsaa, meskipun duka masih menyelimuti semuanya. Namun mereka mencoba melupakan sejenak untuk perayaan ini, karena mereka tidak mungkin akan terus berlarut dalam kesedihan.

Mereka mengundang semua perwakilan setiap sekolah, sudah pasti Ezra datang. Karena dia adalah ketua Osis SMA GALAXY. Acara akan dimulai dari jam 7 malam hingga jam 10 malam, memang mereka memilih prom night party daripada mid night party.

Karena menurutnya, mereka masih seorang siswa yang tidak seharusnya menggelar acara di tengah malam, mereka bukan tinggal di eropa yang menggelar acara secara bebas, mereka tinggal di Indonesia, dimana negara ini adalah negara hukum, semua yang bertentangan dengan norma-norma akan di berikan hukuman pidana.

Kini Ghasa dan Ghaitsaa selaku peran utama dalam party itu sedang berbincang dengan sesama ketua dari berbagai sekolah, bahkan sekarang mereka sedang berbincang dengan Ezra.

"Oiya, btw gue boleh dong temenan sama kalian?" Ceplos Ezra, membuat Ghasa teringat dengan Eza.

Ghaitsaa memandang Ghasa dengan bertanya, pria ini bukannya menjawab malah diam seperti patuh. Sedangkan Ghaitsaa tersenyum ke arahnya.

"Ya boleh lah, nggak ada yang mau menolak jika di ajak temenan kali" bukan Ghasa melainkan Ghaitsaa yang menjawab, namun Ghaitsaa langsung mendapat tatapan aneh dari Ghasa. "Kenapa?" Bisik Ghaitsaa

"Nggak apa apa, oiya silahkan di nikmati acaranya ya" kali ini Ghasa yang menjawab.

"Owh, oke! Kalian begitu serasi, apa kalian sepasang kekasih?" Lagi lagi pertanyaan  Ezra mwmbuat Ghasa diam.

"Kita hanya sepasang ketos dan waketos, oiya kami mau menemui yang lain. Permisi" Ghaitsaa langsung menggandeng Ghasa pergi menjauh dari pria itu.

Sungguh pria yang begitu bar bar, pasti Ghasa tidak nyaman dengan kata-katanya itu. Ghaitsaa tak membawa Ghasa pergi untuk menemui yang lain, melainkan pergi menjauh dari tempat party.

"Lo kenapa si?" Tanya Ghaitsaa.

"Gue aneh aja sama dia, dateng dateng langsung ngajak berteman. Udah gitu langsung tanya lagi tentang hubungan kita, terus yang bikin gue kesel, dia natap elo tuh kaya gitu!" Jelas Ghasa dengan raut wajah yang kesal. "Terus yang bikin gue tambah kesal, elo dengan santainya jawab iya iya aja!" Tambah Ghasa.

"Ooowowo, cemburu ceritanya. Udah deh, nggak apa apa kali dia jadi temen kita, siapa tau aja dia bisa mengisi kekosongan kita setelah Eza pergi"

"Nggak ada yang bisa menggantikan Eza ya!"

"Astaga! Bukan itu maksud gue, Eza tetap teman kita. Tapi nggak masalah juga dong kita temenan sama dia, kan bukan berarti kita ngelupain atau gantiin posisi Eza, udah deh nggak usah mikirin yang aneh aneh hari ini. Yang penting kita have fun, ayo!" Jelas Ghaitsaa.

Kini mereka kembali menuju keramaian dimana ada Tasha dan Artha serta Ellen dan, dia bukan Leon melainkan dengan Ezra. Loh sejak kapan mereka dekat seperti itu? Mungkin saja Ezra ingin menghibur Ellen dari kesedihannya.

Artha dan Tasha sudah semakin dekat saja sama seperti Ghasa dan Ghaitsaa, bahkan Tasha sudah tau jika Artha sekarang memiliki perasaan kepadanya. Kini mereka bahagia dengan pasangan mereka masing-masing, namun tidak dengan Ellen, dia baru saja di tinggal pujaan hatinya, namun ia bukan wanita yang lemah, ia akan berusaha melupakan dan fokus kepada dirinya dan masa depannya.

Bukankah tidak baik berlarut-larut dalam kesedihan, oleh karena itu Ellen akan mengisi hari-harinya dengan kegiatan supaya perlahan melupakan sosok Eza.

.
.
.
Berasamboeng. . .




TriangleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang