27

456 34 0
                                    

Happy Reading...
Enjoy...
.
.
.
.
.

BRAAKK!!

Suara gebrakan meja terdengar sangat kencang di Ruang Guru. Suaranya berasal dari meja Ranz dan juga Rendy. Semuapun terkejut akibat gebrakan meja Ranz dan Rendy.

"Harap tenang sebentar!" Tegur Bu Intan.

"Syilla, hukuman kamu harus berjalan mulai hari ini. Saya akan mengutus ketua dan wakil OSIS untuk mengawasi kamu." Ucap Bu Intan pada Syilla.

"Maaf, bu. Biar dua bodyguard saya saja yang mengawasinya." Usul Ranz pada Bu Intan.

"Baik, Pak Ranz. Silahkan." jawab Bu Intan.

Ranzpun bergegas keluar dari kantor untuk menelfon bodyguard pribadinya. Sedangkan Syilla hanya memandang orang-irang dikantor dengan tatapan malas.

~~

14.00
Jam menunjukan waktunya untuk pulang. Semua siswa-siswi bergegas keluar kelas.

"Tadi Bang Ranz pesen ke gua, kalo lu harus pulang sama gua" ucap Satria sambil memakai tas ransel hitamnya.

Sherlynapun mengernyitkan keningnya.

"Harus banget?" Tanya Sherlyna sambil berdiri dan memakai tas ranselnya.

"Iya. Kenapa? Lo gak mau?" Tanya balik Satria.

"Percaya" jawab Sherlyna lalu berjalan duluan menuju parkiran, tak lama kemudian disusul oleh Satria.

Saat Satria sudah di sebelah motornya, ia mengambil hrlm dimotornya lalu memberikan kepada Sherlyna.

"Nih, pake" ucap Satria sambil memberikan helmnya.

Tanpa menjawab, Sherlyna mengambil helm yang diberi Satria lalu memakainya.

"Mau anterin gua gak?" Ucap Sherlyna tiba-tiba.

"Lu ngomong sama gua?" Tanya Satria sambil mengangkat alis sebelah kanannya.

"Sama motor lu"

"Ohh" jawab Satria lalu menaiki motornya.

"SATRIAA!!"

"Apa?" Tanya Satria datar.

"Gua ngomong sama lo, a*jirr!" Ucap Sherlyna greget.

"Katanya ngomong sama motor gua." Ledek Satria.

"Ck"

"Bercanda. Mau dianter kemana?" Tanya Satria.

"Gramedia" jawab Sherlyna

"Ngapain?"

"Mau beli novel keluaran terbaru. Mau kan? Anterin aja sampe depan mallnya, nanti pulangnya gua bisa sendiri." Ucap Sherlyna.

"Naik" ucap Satria sambil memakai helmnya.

Sherlynapun langsung memasang muka bahagianya lalu naik ke motor Satria.

~~

Seperti biasanya, perjalanan sore ini sangat ramai dipenuhi orang-orang yang baru pulang kerja, sekolah dll. Saat ini Satria dan Sherlyna sudah hampir sampai, tapi tertahan karena jalanan yang amat penuh.

"Lo tuh suka koleksi novel sejak kapan?" Tanya Satria.

"Kelas satu SMP"

"Koleksi novel lu banyak, dong?"

"Ya belumlah, masih setengah lemari. Impian gua tuh dua lemari." Jawab Sherlyna.

"Lu tuh sekali beli novel berapa?" Tanya Satria sambil melajukan motornya perlahan.

"Dulu cuma bisa beli satu doang, kan ekonomi keluarga gua dulu gak sekaya keluarga Melvin. Tapi, semenjak gua tinggal sama kalian ya belinya kadang sampe lima." Jelas Sherlyna.

"Gimana ceritanya lu bisa suka banget sama novel?" Tanya Satria penasaran.

"Entah, lupa." Jawab Sherlyna

Tak lama kemudian, merekapun tiba diparkiran mall. Sherlyna turun dari motor, lalu Satria turun dari motor. Lalu Sherlyna melepas helmnya dan diberikan ke Satria. Setelah itu, mereka masuk ke dalam mall dan langsung berjalan menuju Gramedia. Saat sudah tiba di depan Gramedia, mata Sherlyna berbinar-binar dan sudut bibir Sherlyna terangkat sempurna.

Rasa ingin memiliki semuanya -batin Sherlyna.

.
.
.
.
.

Haii kalian!
Don't forget to vote & comment guys🔥🤗
Byee bye...
See you next part
-,-

My Beloved BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang