15

700 47 0
                                    

Happy Reading...


Setelah Satria ganti baju, iya langsung pergi dengan motor Ninja hitamnya itu entah mau ke mana. Saat di pertigaan, Satria nyaris tertabrak mobil. Pengendara mobil itu akhirnya turun dan menghampiri Satria.

"Mas, bisa bawa motor gak sih?" Tanya pengemudi mobil dengan emosi.

"Maaf!" Jawab Satria dengan kondisi helm masih tertutup.

Satriapun membuka helmnya dan menaruh helmnya lalu menoleh ke arah pengemudi mobil tadi.

"Tapi gak sepenuhnya salah saya, kn?" Tanya Satria dengan alis kanan terangkat.

"Satria?!" Kaget pengemudi mobil.

"Iya. Saya Satria Haryo Melvin, salah satu siswi SMA Fair Melvin. Anda juga siswi sana, bukan?" Tanya Satria santai.

"Lo yang ambil hape gue di kolam ya?" Tuduh Luna langsung.

Yapss. Pengemudi mobil itu adalah Luna.

"Kalo iya dan kalo bukan? Mau apa?" Tanya balik Satria dengan santai.

"Kalo iya, balikin hapenya. Mau gue bawa ke konter, biar dibenerin disana." Jawab Luna

"Hal apa yang membuat anda bisa bertanya seperti itu ke saya?" Tanya Satria santai.

Iya juga ya. Hadeuh Luna. Kok lu b*go sih! -batin Luna.

"Ya, enggak ada. Tapi kan gue cuma nanya doang!" Jawab Luna sewot.

"Anda bukan bertanya. Lebih tepatnya anda itu menuduh!" Ucap Satria sengaja menekankan kata-kata terakhirnya.

"Saya gak punya banyak waktu buat berdebat gak jelas dengan anda. Saya buru-buru. Permisi!" Pamit Satria lalu memakai helmnya kembali dan langsung pergi meninggalkan Luna yang terdiam.

"Sombong!" Kesal Luna.

~~

"Mbak, novel keluaran terbaru disebelah mana ya?" Tanya Sherlyna pada mbak mbak gramed.

"Genre apa ya mba?" Tanya balik mbak mbaknya.

"Fiksi remaja, mba" jawab Sherlyna sopan.

"Mari mba, saya antar" ajak mbaknya.

"Sebentar mba" tahan Sherlyna.

"Kak Bagas. Kakak kemana dulu aja. Makan K*C, atau minum dimana gitu. Nanti kalo Sherlyna udah, Sherlyna telfon kak Bagas." Ucap Sherlyna.

"Kenapa emangnya kalo nunggu disini?" Tanya Bagas bingung.

"Gapapa sih. Tapi takutnya kak Bagas bosen disini" jawab Sherlyna.

"Enggak. Yaudah yuk!" Ajak Bagas.

"Hmm. Yaudah, yuk mba!" Ajak Sherlyna.

Lalu mbaknya berjalan didepan, sedangkan Sherlyna dan Bagas mengikuti mbaknya di belakang. Tak lama kemudian, mereka sampai.

"Ini mbak. Di rak ini, isinya novel fiksi remaja keluaran terbaru." Ucap mbaknya menjelaskan.

"Iya, mbak. Terima kasih" ucap Sherlyna sopan.

"Iya mba. Sama-sama. Saya permisi dulu mas, mba!" Pamit mbaknya lalu pergi meninggalkan Sherlyna dan Bagas.

"Hmm. Beli yang mana ya?" Gumam Sherlyna.

"Kenapa gak beli semua?" Tanya Bagas heran.

"Mau sih. Tapi kan uang Sherlyna gak akan cukup, kak." Jawab Sherlyna masih fokus mencari novel.

"Beli semua aja. Biar kakak yang bayar semua!" Perintah Bagas.

"Hah? Serius?" Kaget Sherlyna.

"Iya, Sherlyna sayang" jawab Bagas.

Mendengar jawaban sang kakak, Sherlyna langsung tersipu malu.

"Mbak!" Panggil Bagas pada pelayan Gramedia.

"Iya mas. Ada yang bisa dibantu?" Tanya mbaknya saat sampai.

"Saya mau, setiap satu judul novel ini satu ya. Harus semua. Jangan sampe ada yang tertinggal!" Perintah Bagas.

"Tapi, mas. Ini novel keluaran terbarunya ada sekitar empat puluh judul. Mau semua atau gimana mas?" Tanya mbaknya bingung.

"Semua aja mbak!" Tegas Bagas.

Mbaknya terlihat tidak percaya dan akhirnya disiapkan oleh mbak-mbaknya.

"Ba-baik mas. Saya siapkan dulu. Mas dan mbaknya bisa tunggu di kasir" ucap mbaknya.

"Terima masih mbak" ucap Bagas.

Lalu Bagas dan Sherlyna berjalan ke kasir. Sherlyna berjakan sambil melihat ke arah Bagas tak percaya.

Tak lama kemudian novelnya sudah siap, tinggal Bagas bayar lalu 40 novel itu akan menjadi milik Sherlyna.

"Total semuanya jadi berapa mbak?" Tanya Bagas dikasir.

"Semuanya jadi Tiga Juta Lima Ratus Ribu Rupiah, mas" jawab mbaknya.

WHATT? GILAA?!! -Batin Sherlyna.

"Ini mbak kartu atm saya" ucap Bagas lalu memberi kartunya.

"Passwordnya mas, silahkan" ucap mbaknya.

Lalu Bagas menekan tombolnya lalu selesai.

"Ini mas kartu dan struknya." Ucap mbaknya sambil memberi struk dan Card ke Bagas.

"Dan ini semua novelnya mas. Terima kasih" ucap mbaknya.

Lalu Bagas membawa paper bag berisi novel itu.

"Sini kak. Sherlyna bantu bawa!" Tawar Sherlyna saat keluar gramedia.

"Gausah. Kakak bisa sendiri!" Jawab Bagas sambil berjalan.

Haii haii!
Double publish nih🔥
Jangan lupa vote and comment ya🤗
Biar tambah semangat👉👈
Bye byee
See you next part

My Beloved BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang