"Selamat pagi." Suryeon memaksakan senyum saat melihat Yee Eun yang tersenyum berada di depan pintu rumah mereka.
"Dantae tidak ada di rumah hari ini."
"Aku tahu, karena itu aku kesini."
Yee Eun menerobos masuk, seminggu sejak mereka saling mengenal sekarang sahabat Dantae ini tidak lagi sungkan bertamu kerumah mereka. Cukup menyebalkan.
Bicara tentang suaminya, Dantae hari ini dia harus pergi ke Jeju mengecek penginapan yang ada di sana. Suryeon sedang tidak enak badan jadi tidak bisa ikut, padahal ini hari minggu.
"Dantae khawatir meninggalkan mu sendiri, tapi katanya sahabatmu sedang keluar negri dan ayahmu sedang merajuk. Jadi dia mengirimku untuk menjagamu."
"Aku kan bukan anak kecil." Dengus Suryeon duduk di kursi tamu.
"Tetap saja, katanya kamu tidak suka berada di rumah sendirian, aku membawa bubur. Sudah makan?"
Suryeon berdehem, Dantae memang menyebalkan membuat dia semakin merasa rindu. "Belum, aku tidak nafsu makan."
"Dantae menyuruhku untuk memaksamu makan." Yee Eun menyerahkan bubur yang dia bawa.
"Terima kasih."
Yee Eun tersenyum mengangguk memperhatikan Suryeon yang sedang makan.
"Kenapa? Ada yang salah denganku?" Suryeon bertanya karena merasa risih.
"Tidak, kamu cantik." Puji Yee Eun.
Suryeon tersenyum, "Terima kasih, tapi maaf aku sukanya Dantae."
Mendengar ini Yee Eun tertawa dengan keras karena merasa lucu. "Kamu lucu juga ternyata."
Sedangkan Suryeon menatapnya aneh, padahal dia menjawab serius.
"Aku juga lebih suka suamiku."
Suryeon hanya mengangguk,"Terima kasih untuk informasinya."
Hening, keduanya saling tatap sebelum kemudian sama-sama tertawa.
"Tunggu sebentar." Tawa mereka terhenti karena bel yang ditekan dengan kasar.
" Loh ayah?"
"Minggir." Ayah shim dengan wajah datar masuk ke dalam rumah.
"Ayah ngapain kesini?"
"Katanya kamu sakit."
"Suryeon kira ayah masih marah?"
"Ayah tetap bisa marah disini." Ayah Shim menjawab berjalan keruang tamu. "Dia siapa?" Tanyanya saat melihat Yee Eun.
"Ayah kenalkan ini Yee Eun, sahabat Dantae. Yee Eun ini ayahku."
Yee Eun memperkenalkan dirinya menyapa ayah.
"Benar sahabat? Bukan selingkuhannya?"
"Ayah!" Tegur Suryeon lalu meminta maaf kepada Yee Eun."Maafkan ayahku, pikirannya memang suka asal. Kemarin saja dia menganggap Dantae pengangguran."
Yee Eun tertawa, "Tidak apa aku mengerti, Dantae memang terlihat seperti pengangguran. Jadi wajar saja."
"Benarkan?" Ayah Shim langsung semangat menemukan seseorang yang sepemikiran dengannya "Anak itu memiliki banyak waktu luang dan selalu ikut kemana Suryeon pergi. Terlihat seperti pengangguran."
Suryeon mendesah memberi kode kepada Yee Eun agar tidak meladeni ayahnya. "Suryeon kira ayah tidak akan keluar rumah, karena marah."
"Awalnya, tapi suamimu itu tidak berhenti menelpon ayah. Benar-benar mengganggu, buatkan ayah minum."
Suryeon menatap datar ayahnya yang sudah duduk di sofa, "Ayah mau minum apa?"
"Tidak perlu yang rumit jus strawberry aja."
"Oke air putih." Jawab Suryeon pergi kedapur mengambil segelas air putih.
Yee Eun yang menyaksikan semua itu hanya tertawa kecil, benar-benar lucu.
"Kau sudah bersahabat dengan Dantae sejak kapan?"
"Sejak kami di sekolah Dasar, Paman." Yee Eum menjawab dengan sopan.
"Sudah lama, berapa kekasih anak itu di sekolah?"
"Tidak ada."
"Jangan bohong, aku sudah melihat sendiri bagaimana dia merayu anakku."
"Benar, Dantae selalu menghabiskan waktu dengan ibunya."
"Kau sendiri pernah suka Dantae?"
"Ayah. Tidak perlu dijawab, orang tua memang selalu ingin tahu." Suryeon meletakkan air putih untuk ayahnya, lalu memberikan jus buah untuk Yee Eun.
"Kenapa punya dia berbeda?" Ayah Shim protes tidak terima.
"Dia sedang hamil, dan ayah tidak."
Ayah Shim mengamati Yee Eun yang sedang minum, "Kau hamil? Anak siapa? Anak Dantae?" Mendengar ini Yee Eun langsung tersedak.
Sedangkan Suryeon marah. "Ayah! Tidak sopan, Yee Eun itu teman kami."
"Iya, Yee Eun maafkan paman jika menyinggungmu."
"Aku juga sudah menikah paman."
"Syukurlah kalau begitu, paman ikut berbahagia untukmu. Semoga sehat selalu."
Suryeon hanya mencoba bersabar menghadapi dua orang yang dikirim Dantae untuk menjaganya ini. Bukan bertambah sehat, dia malah semakin pusing.
---
"Aku pulang." Dante langsung berlari memeluk Suryeon yang sedang merapikan meja makan.
Suryeon berbalik memeluk Dantae, "Akhirnya sayang aku datang."
"Kangen." Dantae mengecup bibir Suryeon.
"Aku juga." Suryeon menjawab dengan nada manja.
"Ehem!!" Ayah Shim berdehem dengan keras membuat mereka melihat ke ruang tamu.
Dantae yang terkejut tersenyum malu, "Aku kira kalian sudah pulang."
Suryeon mendengus sebal tetap memeluk Dantae,"dasar pengganggu " gumamnya.
"Aku ingin pulang tadi tapi ayah menahanku disini."
Hanya perlu waktu beberapa jam untuk Yee Eun bisa akrab dengan ayah, padahal topik mereka cuma satu. Kejelekan Dantae.
"Ayah lapar." Tanpa menunggu ayah Shim langsung duduk lebih dulu di meja makan.
"Kamu duduk aja, biar aku aja yang angkat makanannya." Dantae menarik kursi untuk Suryeon.
"Nggak, kamu aja yang duduk. Kamu pasti capek." Suryeon menolak menyuruh Dantae untuk duduk.
"Kamu aja,"
"Nggak, kamu duduk."
"Yee Eun duduk." Ayah Shim bicara membuat mereka berhenti, sedangkan Yee Eun tersenyum canggung duduk di dekat ayah Shim.
"Kamu juga duduk." Suryeon menyuruh Dantae.
"Nggak, biar aku aja yang ke dapur."
"Joo Dantae" Panggil Suryeon membuat Dantae langsung duduk. "Siap Yang Mulia, hamba duduk."
Kapok mau bantah Suryeon, yang belakangan mendadak jadi gampang marah. Nggak boleh dibantah atau ditolak, Dantae kemarin udah dikunci dalam kamar mandi karena ganggu dia sikat gigi. Padahal biasanya enggak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Big C.
FanfictionSuryeon akan menikah, dan Dantae yang rela melakukan segala hal untuk menghentikannya.