30. Selesai.

398 45 35
                                    

Suryeon termenung melihat surat permohonan cerai yang berada di atas meja. Pengacara yang dia pilih untuk mengurus perceraian mereka baru saja mengantar. Dia hanya perlu tanda tangan, dan perceraian mereka bisa langsung diproses. Bukannya ini yang dia inginkan? Tapi kenapa sekarang dia justru merasa hampa? Kenapa tangannya terasa berat? Dia bukannya sudah yakin?  Tapi kenapa dia meminta waktu lagi?

Dia seharusnya tidak boleh ragu jika mereka bercerai Dantae bisa mendapat pasangan yang lebih baik, yang bisa memberi Dantae sebuah keluarga. Itu hal paling benar yang bisa dia lakukan untuk Dantae.
Tapi kenapa dia menangis? Jika melepaskan Dantae adalah hal yang benar, kenapa semuanya harus sesakit ini?

"Jangan memaksa untuk melakukan sesuatu jika masih ragu." Ayah Shim duduk mengambil surat yang berada di atas meja."Rasa sesal itu mematikan, banyak orang yang terjebak dengan what if ."

Suryeon terdiam merenung,"Bagaimana jika di masa depan Suryeon akan menyesal karena tidak menandatangani surat ini?"

"Kalau begitu tanda tangan, jika kamu lebih takut menyesal daripada kehilangan Dantae. Tanda tangan saja jangan ragu lagi."

Takut kehilangan Dantae? Benarkah? Suryeon baik-baik saja, selama 2 hari ini dia tidak bertemu Dantae dia baik saja-saja. Meski saat pagi hari dia selalu membuat kopi dengan gula satu sendok teh. Atau memanggil Dantae saat lupa membawa handuk ke kamar mandi. Selebihnya dia baik-baik saja, walau wajah Dantae selalu ada di setiap langkahnya.
Tapi dia menghabiskan waktu hidupnya 30 tahun tanpa Dantae, tentu tidak akan sulit menghabiskan sisanya sendirian. Tidak lama kebiasaan dan wajah itu akan perlahan menghilang, Dantae juga pasti akan melupakan bahwa dia pernah ada dihidupnya. Saat Dantae sudah menemukan perempuan lain, mencintai perempuan tersebut dan memiliki anak dengannya. Dantae akan cepat melupakannya. Tapi kenapa nafasnya terasa sesak? Membayangkan Dantae memeluk dan mencium perempuan lain, membuat hatinya terasa sakit.

"Ayah tidak bermain catur hari ini?" Suryeon berusaha mengalihkan pikirannya, rasa sakit itu akan perlahan memudar seiring berjalannya waktu.

"Lawan main ayah tidak akan bisa datang lagi."

"Kenapa?"

"Yang ayah dengar dia masuk rumah sakit, temannya menemukan dia tidak sadarkan diri di rumah karena terlalu banyak minum. Kasihan, terakhir dia kesini, katanya istrinya minta bercerai padahal mereka baru 3 bulan menikah."

Suryeon terdiam sedangkan ayah Shim meletakkan kembali surat ke atas meja, lalu pergi masuk ke kamarnya.

Suryeon terdiam jantungnya berdetak kencang, perasaannya gelisah setelah mendengar perkataan Ayah. Dia tahu siapa teman yang ayahnya maksud. Dia khawatir, memikirkan bagaimana keadaan Dantae saat ini. Apakah dia sakit parah? Atau sudah baikkan?

Biar bagaimanapun dia dan Dantae pernah tinggal bersama, meskipun akan berpisah bukan berarti dia harus berhenti peduli. Iya, peduli. Dia hanya peduli. Membawa kotak makan dari tempat makan kesukaan Dantae, Suryeon berjalan menyusuri lorong rumah sakit. Mencari kamar rawat Dantae, yang dia tahu setelah bertanya di meja informasi.

Jantungnya semakin berdetak kencang, memikirkan akan melihat Dantae membuatnya semangat dan sedikit takut. Bagaimana jika Dantae menolak kehadirannya? Mereka terakhir bertemu di pantai, dengan Dantae yang terlihat begitu kecewa dengannya.

Menarik nafas, Suryeon baru akan mengetuk pintu saat suara Yee Eun terdengar.

"Kau tahu kan kalau aku mencintaimu?"

Perlahan dia berjalan mundur, mendengar perkataan Yee Eun. Berlari menjauh dengan air mata yang secara tidak sadar mengalir dipipinya. Suryeon melempar asal kotak makan di kursi mobil, mengambil tisu mengelap air matanya. Tapi sial, kenapa pipinya terus saja basah?

Yee Eun ternyata mencintai Dantae, Hahahahah. Berarti selama ini cinta Dantae tidak bertepuk sebelah tangan, bukankah itu bagus? Dia tidak peduli dengan suami dari Yee Eun tapi jika mereka saling mencintai semua akan lebih baik untuk Dantae. Akan ada seseorang yang menjaga Dantaenya nanti, seseorang yang lebih sempurna darinya. Tapi kenapa hatinya semakin sakit? Nafasnya bahkan terasa sangat sesak saat ini?

Memukul stir mobil dengan kasar Suryeon melampiaskan rasa sesak di dadanya. Menangis dengan keras. Mengambil ponsel dan menghubungi pengacara, dia akan mengirim surat gugatan cerai hari ini.

-------

4x up kenyang nggak tuh, 2 chapter lagi lah mau end.

Big C.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang