29. Berpisah?

392 49 27
                                    

Suryeon menggigit bibirnya menahan tangis, melihat Dantae yang terluka karena perkataannya. Ini berat juga untuknya, tapi cuma ini yang bisa dia lakukan untuk Dantae.

"Melanjutkan pernikahan ini hanya akan melukai kita berdua, aku-"

"Nggak, aku nggak setuju kita bercerai. Aku nggak mau pisah sama kamu."

Dantae memotong perkataan Suryeon dengan cepat, matanya memerah tidak menyangka akan mendengar Suryeon mengatakan ini. "Sampai kapan pun aku nggak akan setuju kita cerai."

"Keputusan aku udah bulat, aku akan minta pengacara-"

"Tapi kenapa?! Kita baik-baik aja selama ini. Semuanya baik, kenapa? Karena kejadian kemarin? Kita bisa selalu coba lagi."

Suryeon menggeleng kemarin itu sebuah keajaiban dan mereka telah melewatkannya, "Aku nggak bisa, aku nggak sanggup hidup sama kamu lagi."

"Tapi kenapa? Ada yang kurang dari aku? Kasih tahu, aku akan ikutin semua yang kamu mau, jadi seperti apa yang kamu mau. Tapi aku mohon jangan tinggalin aku." Dantae memohon memegang erat tangan Suryeon menangis, dia benar-benar tidak mau kehilangan wanita dihadapannya ini,"Atau kamu marah karena kejadian kuda kemarin? Aku janji akan bersikap lebih baik lagi, jagain kamu sampai nggak akan pernah terluka. Aku janji."

Suryeon menangis pertahanannya runtuh, sangat menyakitkan melihat Dantae seperti ini."Kamu baik, aku belum pernah ketemu lelaki sebaik kamu selain ayahku. Jangan berubah tetap menjadi Dantae yang seperti sekarang." Menarik nafas dalam, Suryeon mencoba menguatkan diri."Karena itu kamu berhak bahagia, hidup bersama wanita yang bisa memberi sebanyak kamu memberi. Bukan yang hanya bisa menerima seperti aku."

"Tahu apa kamu tentang kebahagiaanku?! Siapa kamu berhak menentukan apa yang membuat aku bahagia?!!"

Suryeon cukup terkejut mendengar teriakan marah Dantae yang selalu terlihat tenang,"Kamu nggak akan bahagia sama aku."

"Sekali lagi, cuma aku tahu apa yang buat aku bahagia. Bukan kamu atau siapapun, kalau kamu memang mau aku bahagia. Jangan pergi, jangan tinggalin aku."

"Kamu nggak akan bisa bahagia hanya dengan aku."

"Kata siapa?!"

"Aku tahu kamu suka anak-anak Dantae, kamu pasti pengen punya anak. Nggak akan selamanya kamu bisa tahan hanya dengan aku!"

"Jadi karena ini masalahnya? Banyak perempuan pernah keguguran sayang, banyak dari mereka juga akan bisa hamil lagi."

"Masalahnya aku nggak akan bisa Dantae! Aku nggak akan bisa hamil lagi!" Teriak Suryeon frustasi, "Kemarin itu keajaiban dan keajaiban nggak akan pernah datang 2 kali. Aku ini perempuan cacat, aku nggak akan bisa kasih kamu anak." jelasnya pelan sambil tersedu membuat Dantae terdiam karena kaget. Dia baru tahu ini, kemarin dokter tidak mengatakan apapun kepadanya.

"Ma-maksud kamu?"

"Iya,itu kenapa aku nggak curiga saat tamu bulanan aku terlambat, karena aku yakin aku nggak mungkin hamil. Menurut kamu kenapa aku bisa seyakin itu?" Suryeon bertanya menghapus air matanya,"Aku nggak akan bisa kasih kebahagiaan sempurna untuk kamu. Jadi ayo kita berpisah, sebelum semuanya menjadi semakin rumit."

"Aku tetap nggak mau."

"Joo Dantae!!"

"Apa?!! Kalian kira bisa datang dan pergi seenaknya dalam hidup aku?! Menikah hanya karena kalian ingin menikah dan bercerai hanya kalian ingin bercerai?!! Aku lebih tahu apa yang akan membuat aku bahagia!"

"Untuk sekarang, bagaimana satu tahun kemudian? Tahun-tahun selanjutnya? Saat kamu melihat teman-teman kamu bermain dengan anaknya?"

Manusia itu berubah, dan dari sekian banyak yang bisa berubah perkara hati adalah yang paling cepat. Bahkan dalam satu detik kamu bisa mencinta atau membenci seseorang. Suryeon terlalu takut untuk itu. Dia takut menjadi penyesalan terbesar dalam hidup Dantae.

"Aku selalu diajarkan untuk tidak mengkhawatirkan hari esok, aku hanya hidup di hari ini. dan hari ini aku cuma mau kamu."

Dantae selalu diajarkan kesusahan sehari biarlah sehari, akan ada hal baru untuk hari lain. Keajaiban itu banyak bentuknya.

Suryeon menggeleng,"Tapi aku nggak bisa, aku nggak bisa hidup seperti itu. Aku mohon, kita udah sepakat untuk tidak melanjutkan pernikahan ini jika salah satu dari kita tidak yakin. Jadi, aku mohon ayo kita bercerai. Aku tidak akan sanggup menahan rasa bersalah jika memaksa semua ini."

"Kamu yakin nggak akan menyesal?"

Suryeon mengangguk, bohong bahkan sekarang dia sudah menyesali perkataannya.

Dantae menghapus air matanya, dia tidak bisa memaksa seseorang untuk tinggal disisinya. Dia tidak bisa egois bahagia sendiri dengan pernikahan mereka. "Oke, kamu yang urus perceraian kita." Putusnya berdiri lalu berjalan lebih dulu meninggalkan Suryeon. Untuk kali ini biar dia yang pergi lebih dulu, Tuhan sudah terlalu sering membuat semua orang pergi meninggalkan dia.

Suryeon menangis memegang dadanya yang terasa sakit saat melihat Dantae berjalan menjauh. Ini yang terbaik. Gumamnya terus menerus dalam hati. Meyakinkan dirinya jika melepas Dantae adalah pilihan terbaik, dia tidak boleh egois.

Selesai(?)

atau terus(?)

Aku udah up berapa Chapter sih hari ini, lupa 😂

Big C.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang