Prolog

80 22 171
                                    

 Dua tahun lalu ....

BANGS*T LO! LO APAIN TAS GUE ANJ*NG?!” teriak gadis yang tiba-tiba datang entah darimana asalnya, membuat perhatian para murid di kelas tertuju padanya.

Zayyan segera bangkit ketika melihat perempuan berambut pendek itu berjalan ke arahnya.

“Maksud lo apa? Nuduh-nuduh sahabat gue kayak gitu?!” ujar Nathan tak terima.

“Diem lo! Gue nggak ada urusan sama lo!” jawab Rebecca sambil menunjuk Nathan menggunakan jari telunjuknya.

Siswa lain mulai berbisik-bisik ketika melihat kericuhan yang terjadi di kelas mereka. Sontak saja, Nathan yang kesal kemudian berjalan mendekati Rebecca. Namun, pria itu segera dihalangi oleh Zayyan.

“Udah, Nat. Biar gue aja yang ngurus masalah ini,” ucapnya.

“KALIAN SEMUA, KELUAR DARI KELAS! GUE MAU BICARA DENGAN ORANG SOK JAGOAN DI SEKOLAH INI!”

Saat itu juga, semua orang yang berada di kelas perlahan-lahan pergi meninggalkan ruangan, dan hanya menyisakan Zayyan serta Rebecca di dalamnya.

Dirasa suasana sudah cukup tenang, barulah Rebecca membuka suaranya lagi, “Ini, tas gue, lo liat sendiri kan? Ini rusak! Semua pasti ulah lo kan? YA KAN?!”. Rebecca melemparkan tasnya ke atas meja.

Zayyan mengangkat alis kanannya ketika melihat itu dan berkata, “Lo yakin kalo gue pelakunya?”

“Kalo bukan lo, siapa lagi?!”

“Buktinya?”

“Bukti? Lo masih butuh bukti?”

Zayyan terkekeh pelan. “Pasti dong gue butuh bukti. Gue nggak akan mau dituduh menjadi ‘pelaku’ tanpa adanya bukti yang jelas.”

“Lo butuh bukti, 'kan?! Gue kasih tau, ya, di kelas ini cuma lo satu-satunya musuh gue! Jadi, kalo bukan lo yang ngerusakin tas gue, siapa lagi?!”

“Di kelas ini? Berarti di kelas lain lo punya musuh juga?”

Rebecca yang mendengarnya diam membatu. Sekarang, perempuan itu bingung ingin merespons apa.

Zayyan tersenyum miring, ia mengerti sekarang!

Perlahan-lahan ia mulai mengambil langkah mendekati Rebecca, membuat perempuan itu mundur hingga badannya membentur tembok.

“L-lo mau ngapain?!” Rebecca memukul dada bidang Zayyan, saat itu ia tahu bahwa tubuh pria di hadapannya ini semakin dekat.

Namun sayang, Zayyan segera memegangi kedua tangan Rebecca dan menariknya ke atas.

Melihat respons Rebecca yang gelagapan, membuat Zayyan semakin gencar untuk menjahili gadis itu.

Wajah pria itu perlahan-lahan mendekati wajah Rebecca. Sampai akhirnya ....






“KALIAN LAGI NGAPAIN?!” Bu Endang masuk ke dalam kelas dan segera memisahkan Zayyan dengan Rebecca.

“Jujur sama Ibu, kalian mau ngapain?! Mau ngelakuin hal yang nggak senonoh ya?! IYA?!”

Karena tak kunjung mendapat jawaban dari Zayyan maupun Rebecca, Bu Endang segera menyuruh mereka berdua untuk masuk ke ruang BK.

“Kalian berdua ikut Ibu ke ruang BK dan jelaskan di sana!”

“Sekarang, Bu?” tanya Zayyan.

“YA, SEKARANG LAH, ZAYYAN! MASA NANTI?!”

Tanpa berpikir panjang, Zayyan segera pergi dari tempat itu membuntuti bu Endang. Ia sedikit mendorong bahu Rebecca, sebelum meninggalkan kelas sepenuhnya.

Kebencian Rebecca semakin memuncak saat ini. Sekarang, ia dengan mantap menetapkan Zayyan sebagai cowok terjengkel di sekolah.

Zayyan anj*ng! Udah bikin tas gue rusak, sekarang buat gue masuk ke ruang BK! Sialan! batinnya kesal.


»»——⍟——««

Tell Me about Us! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang