7

7 4 38
                                    

»»——⍟——««

Tanya menghembuskan napasnya kasar, ketika sang retina tak sengaja menangkap sosok Mire yang masih asik bermain ponsel.

"Kapan mulainya, nih?" Nada Tanya meninggi menunjukkan bahwa ia marah.

Tanpa melirik, Mire menjawab, "Dikit lagi, masih seru, nih!"

Bola mata tanya berputar. "Gue cabut. Kelamaan nungguin lo."

Tanpa menunggu jawaban, gadis itu beranjak pergi dari tempatnya semula. Kening Mire bertaut, dalam hati ia berkata, Tumben ngambek?

***


Hari ini sungguh menyebalkan bagi Tanya. Oke! Mari kita bedah kejadian apa saja yang membuat perempuan berbalut seragam putih abu ini suntuk dibuatnya.

Pertama dan untuk pertama kali, Tanya terlambat pergi ke sekolah. Bukan tanpa sebab, ban angkot yang dinaiki perempuan itu tiba-tiba saja meledak, mengharuskan si supir untuk menurunkan penumpangnya di asal tempat.

Kedua, almamater biru khas sekolahnya, terkena tumpahan kuah semur milik teman sekelas Tanya. Meninggal jejak noda yang membuat ia bete setengah mati.

Ketiga, Mire, sahabatnya sendiri, memilih sibuk bermain dengan dunianya ketimbang mengerjakan tugas bersama. Ini membuat kekesalan Tanya memuncak.

Dan terakhir, tak ada satupun angkutan umum memenuhi pandangan Tanya. Keresahan gadis itu mulai terasa, ia juga sudah mencoba memesan ojek online dari handphone miliknya.

"Ih! Kok, di-cancel terus, sih?" gelisahnya.

"Kalo kayak gini, gimana gue mau pulang, coba?" lanjut Tanya.


Ting!

Kak Ecaa
Lo dmn?

Kak Ecaa
Jam segini, kok, masih blm plg?

Membaca pesan itu dengan seksama, jari si gadis mulai ikut mengetik jawaban.

Tanya
Gue dr rmh Mire

Tanya
Ini mau plg, ga ada angkot

Tanya
Mesen ojol kena cancel terus

Tanya
Jmpt gue bisa ga?


"Kok, enggak dibales, sih?!" gerutu Tanya.

Walau frustrasi, perempuan itu tak kehabisan akal, saat iris matanya tak sengaja menangkap sesosok pria yang menggunakan almamater biru sekolahnya.

Dengan langkah cepat, Tanya menghampiri laki-laki itu.

"Permisi ...."

Suara Tanya mengejutkan sang pria, badannya refleks berputar. "Iya?"

Tanya terpaku, dengan pandangan kagum ia melihat wajah manusia di hadapannya ini.

"Hallo!" kening pria itu bertaut.

"E-eh, iya! G-gue boleh numpang sama lo? Mau pulang tapi enggak ada kendaraan umum yang lewat. Mesen ojol juga enggak dapet terus," jawabnya terbata.

Laki-laki itu mengetuk jari telunjuknya di dagu cukup lama. "Hmm .... Rumah lo dimana?"

"Di Perumahan Anggrek, enggak jauh, kok, dari sini!"

"Oke! Lo boleh numpang sama gue. Kebetulan gue juga tinggal di daerah sana."

Tanpa sadar, Tanya memeluk pria itu, indra pengecapnya juga ikut mengucapkan terima kasih.

Si pria menuntun Tanya ke kendaraan miliknya. Betapa terkejutnya gadis itu melihat mobil hitam yang terpampang jelas. I-ini mobil yang hampir nabrak mobil gue bukan? Batinnya.

Laki-laki itu menjentikkan jari, menyadarkan Tanya dari pemikirannya. "Lo ngapain bengong di situ? Cepet naik!"

Tanya mengangguk, tanpa pikir panjang ia membuka pintu dari kendaraan tersebut dengan hati yang berguman, Bodo lah! Yang penting gue bisa pulang dari sini.

»»——⍟——««

Tell Me about Us! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang