»»——⍟——««
“Gimana?” Tanya segera menghampiri Mire yang baru saja keluar dari sebuah ruangan.Dengan alis terangkat bingung, Mire malah bertanya kembali, "Apanya?"
"Hasilnya," jawab Tanya.
"Oalah, maksud lo, hasil ulangan harian?"
“Iya!”
Mire mengangguk. “Hasilnya bagus, kok.”
Tanya mengembuskan napas lega. Akhirnya, kerja sama mereka membuahkan hasil.
Setelah jam istirahat berakhir, Bu Ningsih --selaku guru Bahasa Indonesia mereka-- datang dan mengumumkan ulangan harian yang berlangsung pada hari ini.
Karena mendadak, tentu saja seisi kelas menolak dengan alasan mereka belum mengerti betul materi yang diberikan. Akan tetapi, Bu Ningsih tak peduli dan UH tetap diadakan.
"Nilai lo berapa?" Tanya gadis itu kembali.
"60," jawab Mire santai.
Mata Tanya membelalak, terkejut dengan apa yang dikatakan Mire. "Yakin lo? Katanya, hasilnya bagus!"
"60 bukannya bagus, ya?"
Tanya menepuk jidat, tak habis pikir dengan sahabatnya itu. Karena kesal, ia segera pergi menuju parkiran, mengabaikan suara Mire yang meneriakinya dari kejauhan.
***
Eca berdecak kesal, ia menyapu pandangannya ke seluruh area sekolah, berharap batang hidung Tanya terlihat.
“KAK ECA!” Teriakan itu membuat Eca tersentak.
“Lo kemana aja, sih?! Kenapa baru dateng sekarang?! Kurang jelas, ya, penjelasan gue tadi?!”
“Sorry, ada ulangan mendadak tadi,” jawab Tanya.
Eca tak mau ambil pusing, dengan segara ia masuk ke dalam mobil sport, begitu juga dengan Tanya. Mobil itu perlahan melaju mulai meninggalkan sekolah.
***“Tanya, besok lo jadi 'kan berangkat sendiri?” Eca mulai membuka suara, setelah ia menggerutu tidak jelas akibat kesal menunggu Sang adik.
Tanya hanya mengangguk sebagai jawaban. Entah mengapa, suasana hatinya buruk saat ini.
“Bener, 'kan?!” tanya Eca lagi.
“IYA, BENER! UDAH JANGAN DITANYA TERUS! BERISIK!”
Rebecca yang mendengar hal itu, langsung bungkam. Ia melirik Tanya, heran dengan sikapnya. Kenapa mood dia tiba-tiba berubah? -batin Eca.
Karena peka, Tanya dengan malas menjawab, “Gue lagi badmood karena hasil ulangan hari ini,”
“Hasilnya, kurang memuaskan?” tanya Eca memastikan.
“Iya!”
“Kok bisa? Lo bukannya dikenal pintar, ya, di kelas?”
“Dikenal pintar, bukan berarti gue selalu dapat hasil yang memuaskan, 'kan?”
Rebecca mengangguk. “Iya, tapi apa kata teman-teman lo nanti? Mereka pasti heran kenapa lo bisa dapat nilai jelek!”
Apa yang dikatakan Eca, ada benarnya juga. Tapi, siapa yang peduli? Tanya bukanlah orang yang selalu mendengar penilaian orang lain tentang dirinya. Bagi dia, menjadi diri sendiri tanpa merugikan orang lain, itu sudah cukup.
“Gue nggak peduli! Yang penting--”
Pembicaraan mereka terhenti saat Eca menghentikan kendaraan mereka secara mendadak.
“GILA, YA!”
Dengan langkah tegas, sang kakak menghampiri sebuah mobil hitam yang berada tak jauh dari mobil mereka. Sedangkan Tanya? Ia masih shock dengan apa yang terjadi.
“KELUAR LO!” teriak Eca sambil mengetuk kaca mobil. Dengan perlahan, kaca itu turun dan memunculkan seorang pria berseragam sekolah, sama seperti yang Eca pakai.
“Ada apa, ya?” tanya pria asing tersebut.
“ADA APA?! LO HAMPIR NABRAK MOBIL GUE!”
Dengan malas, sang pria melirik mobil sport berwarna merah itu dan berkata, “Mobil lo baik-baik aja, 'kan? Atau ada yang rusak?”
“Minta maaf!”
“Hah?!”
“Lo budek, ya?! Minta maaf!”
“Emang aku salah apa, ya, Kak? Atau kita punya masalah? Atau kita pernah saling kenal?”
Melihat wajah Eca yang semakin muram, pria itu melanjutkan ucapannya, “Ya udah, aku minta maaf duluan, ya! Cuman, sih, aku heran, aku punya salah apa nggak sama kakak?”
Baru saja Eca ingin membuka kembali ucapannya, pria di hadapannya ini kembali berucap, “Gini-gini, ya, yang buat aku emosi lama-lama! Tapi, gapapa lah, karena ini mumpung siang, ya udah nggak mungkin lah, aku marah-marah,”
Setelah mengucapkan hal itu, Laki-laki tersebut mulai melajukan mobilnya, pergi meninggalkan Eca.
“HEH! ANJ*NG! BALIK LO! WOI!”
Karena mulai menjadi pusat perhatian, Tanya segera menghampiri Eca dan menariknya masuk ke dalam mobil.
»»——⍟——««
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me about Us!
Teen Fiction"Masa SMA, merajut kata menjadi cerita yang tak akan dilupa." -mbah google.