Jeon Jungkook POV
Putus asa.
Kata yang paling tepat untuk mendeskripsikan keadaanku saat ini.Aku kehilangan semangatku, aku kehilangan alasanku untuk terus bertahan hidup.
Aku kehilangan sosok terpenting dalam hidupku, kehilangan orang yang selalu memberikan kehangatan, kasih sayang, dan juga perhatiannya untukku.
Eomma.
Aku kehilangan Eomma, satu-satunya wanita yang sangat aku sayangi. Satu-satunya wanita yang selalu memberiku kasih walau nyatanya sering kali tersakiti.
Aku bukanlah anak yang baik, aku adalah anak tak tahu terima kasih. Sering kali aku tak mensyukuri apa yang aku punya, padahal hidupku bisa dikatakan sangat sempurna. Keluargaku kaya raya, aku memiliki Appa yang sukses, aku memiliki Eomma yang penyayang, aku pun adalah anak semata wayang. Semua kebutuhanku terpenuhi, aku tak perlu susah-susah memelas untuk mendapatkan uang, karena tanpa diminta pun uangku selalu mengalir dengan deras.
Harta dan kasih sayang, aku memiliki keduanya. Namun sayangnya, aku malah mencari kebebasan dengan cara yang salah. Aku malah sering menghamburkan uangku untuk balapan liar, aku rasa kesempurnaan ini malah membuatku menjadi kehilangan akal.
Benar bukan? Aku memang bodoh dalam bersyukur.
Harusnya aku bersyukur karena tanpa harus bekerja keras, aku pun bisa langsung mendapatkan perusahaan terkenal milik Appa. Aku hanya perlu duduk santai di kursi tanpa harus menghabiskan tenagaku di tengah terik matahari.
Harusnya aku bersyukur karena telah diberikan Eomma yang pengertian. Ia yang selalu memberikanku dukungan. Sering kali aku memberontak, dan dia tetap tidak pernah berhenti memberiku kasih sayang.
Tapi lihatlah kelakuanku, aku bodoh. Hanya itu kata yang cocok untuk diriku.
Dan sekarang, aku kehilangan sosok lemah lembut itu. Aku kehilangannya, benar-benar kehilangannya.
Kejadian naas satu minggu yang lalu, benar-benar sukses membuat hidupku hancur. Di depan mataku sendiri, aku menyaksikan nyawa Eomma direnggut dengan cepatnya.
Satu hal yang terus saja menghantuiku sekarang,
Penyesalan.
Aku terjebak dalam belenggu penyesalan. Aku tenggelam dalam rasa sesal yang membuatku perlahan kehabisan napas.
Sudah satu minggu semenjak kepergiannya, namun aku terus saja terpuruk dalam kesengsaraan.
Mungkin berlebihan, tapi percayalah, aku benar-benar tak sanggup hidup tanpa sosoknya.
Banyak orang yang bilang. "Ah sudah lah, walaupun kau kehilangan Eomma mu, hartamu masih utuh kok. Hartamu tidak ikut hilang."
Benar-benar kalimat tanpa perasaan, semua orang menganggapku lemah karena keterpurukan ini. Tapi apakah harta bisa disamakan dengan sosok Eomma ku?
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTOLD
FanfictionDalam hidup, ada beberapa hal yang memang lebih baik untuk disimpan dalam diam. Begitupun bagi Hyun Jae. Ada banyak hal yang sulit ia ungkapkan, lebih memilih diam dan merahasiakan karena takut terjebak dalam sebuah kesakitan. Apalagi semenjak ia...