Knock knock knock
"Aku datang!!"
Luffy lari menuju puntu. Dia membuka pintu dan terdapat laki-laki yang bantuin dia buka pintu.
"Aah! Kamu!!" Luffy menunjuk laki-laki itu dengan jari telunjuk
"Hai. Aku mau berkunjung dan ni" laki-laki itu tersenyum dan mengangkat kantong bubur "aku ada bawain bubur untuk kamu makan"
"Wahh kebetulan tadi baru juga mau keluar makan" ucap Luffy terus menatap kantong bubur
"Oh ya silahkan" Luffy mempersilahkan laki-laki untuk masuk
Laki-laki meletakkan bubur di atas meja lalu ia duduk dilantai. Luffy mengambil mangkok dan menuangkan bubur ke dalam mangkok tersebut. Ia mengambil sendok dan makan.
"Oh ya namamu siapa?" tanya Luffy dengan matanya yang melihat keatas
"Namaku Sabo"
"Sabo ka.. . Aku Luffy"
Luffy mengajak Sabo untuk berjabat tangan. Sabo melihat itupun menerima dengan senyuman yang terukir di bibirnya. Luffy melepaskan jabatan tangan.
"Sabo tidak makan?"
"Tidak. Aku hanya beli satu saja" jawab Sabo sambil menatap Luffy yang sedang makan
"Kalau begitu ayo bagi"
"Tidak-"
Mulut Sabo dimasukin sendok oleh Luffy. Ia menelan. Luffy tersenyum
"Naa bagi kan bagus"
Sabo terkekeh. Dia lap bagian mulutnya yang cemot. Luffy telah menghabiskan bubur dengan begitu cepat.
"I-itu masih panas"
"Oh jangan khawatir. Aku oke"
Bubur sepenuhnya dihabiskan oleh Luffy. Ia segera mencuci mangkok. Sabo melihat sekeliling kamar Luffy.
*rapi juga* batin Sabo
"Sabo. Kamu sekamar dengan siapa-siapa gak?" tanya Luffy lagi mencuci beberapa piring kotor yang kemarin belum dia cuci
"Hah? Oh tidak. Sebenarnya sih ada cuman dia tidurnya merongok terus sehingga aku kesusahan untuk tidur. Jadi kita pisah kamar"
"Orang itu pasti menyenangkan"
"Ya.. Dan juga merepotkan"
Luffy ketawa. Dia keingat dengan dirinya sendiri waktu kecil dijagain sama bapaknya. Lari ke tengah jalan, menimpa bapaknya sehingga tidak bisa bernafas, berak di baju bapaknya, manjat pohon hingga ke ujung, dan lain-lain.
"Kalau aku merepotkan lagi boleh gak ya?"
"Umm.. Ku sarankan tidak boleh ya.. Disini bahaya jadi jika-"
Perkataan Sabo terpotong saat dia tiba-tiba kentut. Luffy tertawa lagi
"Ternyata kau kurang bisa menjaga sopan santun!" tawa Luffy sekencang mungkin
"Ya salahin kentut ku sendiri tiba-tiba mau keluar"
"Kentut mu ya dirimu"
"Ya lupakan aja.." Sabo
"Oh iya Sabo. Luka matamu itu.. Dapat darimana?"
"Kena minyak. Pas mau goreng ikan, ikannya lompat. Tak kusangka ada ikan yang sudah dipotong masih hidup" jelas Sabo memegang bagian luka matanya
"Ikan yang menarik"
"Kalau kamu sendiri dapat luka di bawah mata darimana?"
"Ya ku tusuk sendiri pakai pisau buat tunjukkin ke paman ku kalau aku itu tidak cengeng dan lemah"
KAMU SEDANG MEMBACA
[Luffy harem] Our Love Story [One Piece]
FanfictionDari East blue ke Tokyo, Luffy dipindahkan. Dia dipindahkan oleh ayahnya dengan alasan hanya ingin Luffy bisa mendapatkan kerja yang bagus juga cocok dengannya. Kini Luffy tinggal di apartemen yang begitu mewah. Luffy berteman dengan beberapa orang...