»7 (Foto)

912 101 21
                                    

"Apa-apaan ini?! LUFFY!!"

Di pagi hari, Luffy masih tidur karena kecapean kerja. Tiba-tiba suara ketokan pintu terdengar. Luffy mengerut alis mencoba untuk mengabaikan pintu yang berbunyi. Tidak tahan lagi, dia berdiri jalan menuju pintu dan buka.

"Apaan sih? Pagi-pagi dah kacau"

"Sudah siang bego"

Luffy mendapatkan sentilan di jidat. Cukup sakit, Luffy memegang jidatnya yang disentil.

"APAAN SIH? O-oh.. Usopp"

"Luffy jelasin! Kenapa engKAU menggunakan baju seperti ini?!" Usopp tunjuk ke layar ponsel yang terdapat foto Luffy

"Hm?" Luffy mengucek matanya karena penglihatannya masih tidak jelas. Penglihatan nya sudah jelas, matanya kembali lihat ke layar HP Usopp dan menjawab "oh itu.. Manajer nya suruh buat pakai yang terbuka, jadi gaji bisa tambah"

"Hah?! Demi gaji di tambahin?! AHO!" Usopp memukul kepala Luffy

"ITAI" teriak Luffy ringis kesakitan

"Kau harus pentingkan harga diri mu. Nanti jatuh gimana?!" Usopp

"Tidak peduli" Luffy masih memegang kepalanya yang benjol dan melihat ke arah yang ntah dimana

"Luf-"

"LUUUUUFFYYY!"

Keduanya melihat siapa lagi yang panggil Luffy. Mata Luffy terbuka lebar, itu adalah Nami yang dipenuhi api-api di mata. Luffy gemetaran dan sweat drop. Usopp menatap Nami dengan kebingungan 'Siapa perempuan itu?'. Nami mencubit telinga Luffy dengan kuat

"Apaan ini huhh? Siapa yang ijinin kamu makai baju seperti ini hah? Mau ku tampol sampai nyawa mu melayang?"

"I-itai yo Nami! Lepasin!!"

Nami melepaskan cubitan pada telinga Luffy. Luffy memegang telinganya yang sudah benar-benar merah.

"Kau juga dapat darimana sih fotonya?" Luffy

"Dari pa-teman ku! Dia ku suruh buat jaga kau saat bekerja di bar kampret itu!" Nami menaikkan suaranya sampai lantai bawah dan atas kedengaran

"Gomen..."

"Sudahlah ayo ikuti aku!"

Nami menarik tangan Luffy pergi dari apartemen, meninggalkan Usopp kebingungan didepan kamar Luffy.

"Siapa dia? Kakak? Mama?" Usopp

Nami membawa Luffy yang belum mandi pergi keluar ketempat bar. Luffy tinggal diam, membiarkan apa yang akan Nami lakukan. Mereka sampai. Nami mengetuk pintu bagian belakang.

"Lama amat sih. Itu bos dan manajer nya tidur sini kan?"

Luffy hanya mengangguk, sebenarnya dia tidak tau.

"WOI BUKA PINTU NYA DASAR MAKHLUK BI*DAP!"

"Nami tenanglah" Luffy mengeratkan genggamannya pada tangan Nami

"Tenang? Oh my Tuhan.. "

Nami memegang kedua bahu Luffy. Wajahnya mendekati ke Luffy hingga hidung mereka bersentuhan.

"Luffy, kau sudah ku anggap sebagai adik, jadi aku harus menjaga dan memperlakukan mu seolah-olah adik ku"

"Adik?"

"Ya. Jadi kau harus membiarkan ku untuk melindungimu"

Nami kembali beralih mengetuk pintu, ia mengetuk semakin keras sehingga tangannya memerah dan pintu sedikit retak.

"Dasar sialan! BUKA ANYING! KU DOBRAK AJA YE! GAK PEDULI NI PINTU MAHAL ATAU TIDAK!"

Cklek

Pintu terbuka dan menampakkan sesosok manajer Luffy.

[Luffy harem] Our Love Story [One Piece]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang