buku pikiran

73 9 2
                                    

Viona terbangun di sebuah kamar bernuansa klasik, lengkap dengan lilin di seluruh sudut ruangan. Viona mengerjapkan mata untuk menetralisir penglihatannya yang masih sedikit buram dan redup.

"Viona, apa kau butuh sesuatu ?" Viona refleks langsung berbalik ke arah suara, rupanya itu adalah si rambut uban, Draco Malfoy. Draco ternyata ikut berbaring di ranjang yang sama dengan Viona, mengetahui hal itu, Viona hanya bisa melemparkan pandangan sinis ke arah Draco.

"Di mana semua orang ?" Tanya Viona

Draco kembali menutup matanya sambil berkata, "menyelidiki si kakek berjanggut tadi, ibu mu sedang ke toilet dan amate masih tidak sadarkan diri" aku langsung mengalihkan pandangan ku ke arahnya, dia tidak berkutik sama sekali. "kau tidak bohong, kan ?"

Dia membuka matanya, menatap Viona dengan senyuman yang mencurigakan. Dia bangun dari posisinya, draco mendekatkan wajahnya ke arah Viona, lalu berbisik pelan.

"apa pembohong pernah mengaku kalau dirinya berbohong ?"

🐍

Tidak terasa Viona menginjak usia 11 tahun, dua minggu yang lalu. Tepat pada hari ulang tahunnya, pagi pagi sekali, burung hantu salju milik keluarga Epione membawa surat dari Hogwarts.

Viona memilih untuk duduk sendirian di kompartemen. Ia lebih tertarik untuk membaca buku dengan tenang daripada harus berbaur mencari teman.

"draco lama sekali, apa benar dia mendapatkan surat dari Hogwarts juga ? atau dia benar benar sekolah di Durmstrang ?" gerutu Viona disela sela kesibukannya membaca buku sejarah Hogwarts.

Tiba tiba ketukan pintu membuyarkan konsentrasi Viona, Viona mengalihkan pandangannya ke pintu kompartemen. Rambut merah dan kaca mata, hal pertama yang terlintas di pikiran Viona ketika melihat pelaku pengganggu konsentrasinya itu.

Merasa dipersilahkan, si kaca mata membuka pintu kompartemen sambil tersenyum kaku.

"Bolehkah kami bergabung, kau tahu ? tempat lain sudah penuh.."

"tidak" tolak Viona cepat. Ia mengalihkan pandangannya kembali ke buku.

"Pergi dari hadapannya, Potter !" Suara itu tampak tidak asing bagi Viona, suara pintu yang dibuka dengan kasar membuat Viona sedikit tersentak, ia mengangkat wajahnya tetap tenang.

Seseorang yang berdiri tepat di depan Viona, dengan cepat langsung duduk di kursi seberang. "Menakutkan.. Crabbe, Goyle, kalian pergi saja." pinta anak berambut blonde itu.

"apa yang membuat mu kesal ?" tanya Viona lalu melanjutkan bacaannya.

"potter dan weasley pasti menggoda mu kan ? ah sial, mereka rendahan sekali" kesal Draco mulai menuduh yang tidak tidak. "kau kenal mereka ?" tanya Viona mengalihkan topik.

"rambut merah dan tikus dekil, tentu saja weasley, dan soal potter, aku bertemu dengannya saat di diagon alley, dia tidak mau berteman dengan ku, sombong sekali" keluh Draco. Mendengar rumusan masalah dari Draco, Viona sudah tahu apa yang terjadi saat itu.

"semakin dewasa semakin mengacuhkan ku" sindir Draco, tidak ada balasan dari si target sindiran, Draco pun kembali mencari perhatian Viona dengan pindah ke samping Viona.

"kau baca apa ?" tanya Draco sambil mendekatkan wajahnya ke buku yang ada di tangan Viona. Viona sedikit tersenyum melihat tingkah laku sahabatnya itu, lantas ia tak dapat menahan diri untuk tidak mengusap rambut Draco.

BuddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang