"Cintalah yang membuatku mempertanyakanmu.Seberapa jauhkah kau akan berkorban, atas nama cinta?"
✧・゚: *✧・゚:*𝓟𝓮𝓶𝓫𝓾𝓷𝓾𝓱 𝓒𝓪𝓱𝓪𝔂𝓪✧・゚: *✧・゚:*
Pernikahan mereka luar biasa mewah dan sangat indah, sayangnya mama Soobin tidak bisa hadir karena kata Soobin, sang mama sedang berobat di luar negeri. Kondisi pernikahan mereka yang mendadak membuat mama Soobin tidak bisa mengatur ulang jadwalnya. Tetapi kata Soobin mamanya mengirim salam dan segera setelah pulang dari luar negeri, beliau akan menengok mereka berdua sambil membawa kado pernikahan.Mereka memasuki kamar pengantin yang sudah didekorasi dengan mewah oleh dekorator terkenal, tentu saja bunganya dipasok oleh rumah kaca Yeonjun. Beberapa merupakan sumbangan dari Jay sahabatnya yang sangat senang dengan pernikahan Yeonjun. Jay memang sahabat dekat Yeonjun, yang selalu membantunya kapanpun dia siap. Banyak yang mengira mereka berhubungan dekat, tetapi hanya Yeonjun dan Jay yang tahu bahwa mereka tidak bisa lebih dari itu, Jay seorang straight dan dia tidak tertarik kepada lelaki.
Setelah berganti pakaian dengan baju tidur warna putih miliknya, Yeonjun duduk dengan ragu di atas ranjang. Soobin belum masuk daritadi karena masih banyak tamu di luar meskipun waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Para tamu itu kebanyakan rekan kerja Soobin. Yeonjun tadi masuk duluan karena dia kelelahan sejak pesta mewah tadi pagi, sedangkan Soobin masih harus menemani tamu-tamunya demi kesopanan.
Sudah larut malam ketika Soobin akhirnya masuk. Yeonjun masih menunggu dengan terkantuk-kantuk duduk di tepi ranjang, dia mendongak ketika lelaki itu menutup pintu kamar pengantin mereka.
"Semua sudah pulang?"
Hening.
Soobin menatapnya lama sekali, lalu menjawab singkat. "Sudah."
Sekarang jantung Yeonjun berdegup kencang, dia hanya berdua saja dengan suaminya sekarang. Yeonjun tidak pernah berduaan di kamar dengan dominant manapun sebelumnya. Soobin adalah dominant pertamanya dalam segala hal. Dan malam ini mereka adalah suami istri. Pipi Yeonjun merona, membayangkan bagaimana mereka akan melewatkan malam ini.
Yeonjun bagaimanapun juga menyimpan ketakutan kalau dia akan mengecewakan Soobin yang sepertinya sudah bergitu dewasa dan berpengalaman dibanding dirinya. Selisih usia mereka delapan tahun, Yeonjun baru dua puluh empat tahun, sedangkan Soobin tiga puluh dua tahun. Orang bilang usia mereka berdua adalah usia yang pas untuk hidup berumah tangga.
"Belum tidur?" Soobin masih berdiri di dekat meja rias, dan mulai melepas dasi, jasnya sendiri sudah disampirkan secara sembrono di kursi rias.
Yeonjun menggeleng, tersenyum malu-malu, "Belum, aku menunggumu."
Mata Soobin tampak menajam, lelaki itu tampak begitu misterius di balik cahaya lampu kamar yang kuning temaram.
"Seharusnya kau tidur duluan." Gumamnya dingin, lalu melepas kemejanya dan melangkah masuk ke kamar mandi.
Yeonjun masih tertegun, bingung akan perubahan nada suara Soobin kepadanya. Lelaki itu tidak pernah berbicara dengan nada suara sedingin itu kepadanya. Apakah mungkin Soobin lelah?
Ketika Soobin keluar dari kamar mandi, dia sudah berganti memakai piyama hitam. Dia mengangkat alisnya ketika sudah berdiri di pinggir ranjang.
"Minggir ke sana." gumamnya kasar, membuat Yeonjun bergegas naik ke atas ranjang dan bergeser ke ujung lainnya, dengan perasaan bingung dan was-was.
Soobin lalu naik ke ranjang dan berbaring di sana. Yeonjun menoleh hendak bertanya, tetapi lelaki itu berbaring membelakanginya dengan nafas teratur seolah jatuh tertidur begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Pembunuh Cahaya ❬ Soobjun Remake ❭
Fanfiction[REMAKE NOVEL SANTHY AGATHA] ======= Yeonjun tidak mengerti apa tujuan dari pernikahannya dengan Soobin. Apakah Soobin hanya ingin Yeonjun menderita? Tapi mengapa? Apa yang telah dia lakukan hingga Soobin terlihat begitu membencinya? ~~~ Warning...