"Keadilan sangat berbeda dengan balas dendam. Keadilan berarti keseimbangan, sedangkan balas dendam hanyalah pemuasan diri manusia."
✧・゚: *✧・゚:*𝓟𝓮𝓶𝓫𝓾𝓷𝓾𝓱 𝓒𝓪𝓱𝓪𝔂𝓪✧・゚: *✧・゚:*
Yeonjun melangkah mengikuti Soobin memasuki kamar tidur mereka, tiba-tiba merasa takut kepada suaminya. Soobin benar- benar terasa asing, seperti bukan dirinya. Dan Yeonjun merasa tidak nyaman dengan Soobin yang sekarang menjadi suaminya ini."Kenapa kau marah-marah kepadaku, Soobin?" Yeonjun memberanikan diri bertanya, mencoba bersikap lembut kepada suaminya. Bukankah dulu Soobin berkata bahwa dia sangat menyukai kelembutan Yeonjun?
Tetapi Soobin tetap bersikap dingin, sama sekali tidak tersentuh dengan kelembutan Yeonjun, ditatapnya Yeonjun dengan sinis, "Suami mana yang tidak marah ketika istrinya malahan mengunjungi lelaki lain di hari pertama setelah mereka menikah. Seolah tidak tahan untuk segera menghambur ke pelukan lelaki itu?"
Wajah Yeonjun memucat mendengar tuduhan Soobin,tetapi dia mencoba membela diri, "Kau yang meninggalkanku untuk bekerja di hari pertama pernikahan kita, dan aku bingung tidak tahu harus bagaimana. Lagipula aku ke sana bukan untuk menemui Jay, aku ingin menengok rumah kacaku."
"Alasan." Soobin menatap Yeonjun dengan merendahkan, "Dari awal aku sudah curiga ada sesuatu yang lebih di antara kalian. Dan jangan mencoba melempar kesalahan dengan menyalahkanku karena pergi bekerja. Aku berkerja kau pikir untuk siapa? Untuk menghidupi istriku juga. Kau juga menerima keuntungan dari rumah mewah, pakaian mahal, dan makanan enak yang akan selalu disediakan untukmu. Jadi kuharap kau menghargainya dan jangan menjadi laki-laki cengeng hanya karena aku pergi bekerja."
Kata-kata kasar Soobin sekali lagi telah membuat hari Yeonjun terasa teriris. Dia sampai mundur satu langkah, menjauhi suaminya, menatap Soobin dengan wajah tidak percaya,
"Soobin..?" suaranya bergetar, "Ada apa sebenarnya...?" tanyanya lirih. Menahan perasaan.
Soobin tampaknya tidak tersentuh melihat ekspresi Yeonjun, dia menatap dingin, "Tidak ada apa-apa. Hanya saja tiba-tiba aku menyesali keputusan bodohku untuk menikahi seorang laki-laki kampung dari kelas rendahan yang tidak tahu terimakasih dan malahan sibuk menjalin affair dengan lelaki lain."
Mata Soobin tampak kejam menatapnya, "Dan kupikir aku terlalu muak untuk tidur sekamar denganmu. Keluar dari kamarku, dan tidurlah di salah satu kamar kosong di rumah ini. Dimanapun itu, carilah yang paling jauh dari kamarku."
"Soobin?" kali ini Yeonjun tidak mampu menahan air matanya, dia merasa sangat bingung.
Soobin melangkah ke pintu, sebelum ke luar dia menoleh dengan dingin, "Aku akan pergi keluar, dan aku harap ketika aku pulang, kau cukup tahu diri untuk memindahkan seluruh barangmu dari ruangan ini."
*
*
*
Yeonjun tidak tahu harus berbuat apa, ini adalah hari pertama pernikahannya. Dan Soobin sudah memperlakukannya dengan begitu kejam.
Sebenarnya ada apa dengan Soobin? Apa salah Yeonjun sehingga Soobin setega itu dan sekasar itu kepadanya? Benak Yeonjun berpikir keras, tetapi dia tidak menemukan pertanda apapun.
Bahkan setelah pesta pernikahan itu sebelum Yeonjun masuk ke kamar, Soobin masih bersikap lembut kepadanya, memeluknya mesra di dansa pengantin mereka sambil berbisik betapa bahagianya dia ketika pada akhirnya bisa menikahi Yeonjun.
Sambil mengusap air matanya, Yeonjun mengemasi pakaiannya. Dia sebenarnya tidak ingin melakukannya, diusir seperti ini dari kamar suaminya dan direndahkan karena disuruh mengemasi pakaiannya sendiri dan berpindah tempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Pembunuh Cahaya ❬ Soobjun Remake ❭
Fanfiction[REMAKE NOVEL SANTHY AGATHA] ======= Yeonjun tidak mengerti apa tujuan dari pernikahannya dengan Soobin. Apakah Soobin hanya ingin Yeonjun menderita? Tapi mengapa? Apa yang telah dia lakukan hingga Soobin terlihat begitu membencinya? ~~~ Warning...