"Saat kau merasakan penyesalan ketika menyakiti orang yang kau benci. Berarti kau tidak benar-benar membencinya."
✧・゚: *✧・゚:*𝓟𝓮𝓶𝓫𝓾𝓷𝓾𝓱 𝓒𝓪𝓱𝓪𝔂𝓪✧・゚: *✧・゚:*
"Kau tidak bertemu dengan Jay lagi, dan kau tidak boleh mengurus rumah kaca itu lagi." Soobin langsung mendatangi Yeonjun malam itu dikamarnya, seperti biasa masuk tanpa permisi dan bersikap angkuh.Bagi Soobin, ini adalah salah satu rencana balas dendamnya, menahan Yeonjun dari segala hasrat yang disukainya. Soobin tahu Yeonjun sangat menyukai rumah kacanya, dan tidak bisa mengurus rumah kacanya pasti akan sangat menyakitkan bagi laki-laki itu.
Yeonjun mendongak, menatap Soobin dengan lelah, tiba-tiba Soobin memperhatikan bahwa Yeonjun tampak lebih pucat dan kelihatan sakit. Jantungnya berdenyut, tetapi kemudian dia langsung menepis perasaan apapun itu yang sempat muncul. Tidak boleh ada belas kasihan, kalau dia ingin tujuannya tercapai, dia harus mampu bersikap kejam.
"Kenapa tidak boleh?" tanya Yeonjun kemudian.
Soobin mengangkat alisnya, "Kau tidak berhak bertanya. Aku suamimu, apapun keputusanku kau harus mengikutinya."
Suami macam apa yang memperlakukan isterinya seperti ini? Tanpa sadar Yeonjun meringis perih,
"Apakah kau sengaja melakukannya Soobin? Untuk menyiksaku? Sebenarnya apa kesalahanku sehingga kau seolah-olah ingin menghukumku?"
Soobin mengetatkan gerahamnya, "Tidak perlu banyak bertanya." Geramnya, "Kalau aku bilang begitu, kau harus menurutinya." Lelaki itu melangkah mendekat dengan mengancam, "Atau kau ingin merasakan lagi 'hukumanku' kepadamu?"
Yeonjun langsung terkesiap, kalimat lelaki itu menyiratkan akan pemerkosaan kejam yang dilakukannya malam itu kepada Yeonjun, wajahnya bertambah pucat.
"Oke." Gumamnya kemudian. "Silahkan hukum aku, kuharap kau puas dengan apapun yang kau rencanakan." Gumam Yeonjun sinis kemudian. Dia takut, dia sungguh takut Soobin akan memperkosanya dengan kasar seperti kemarin. Itu adalah pengalaman pertama Yeonjun, dan rasanya menyakitkan.
Yeonjun tidak bisa membayangkan harus mengalami kesakitan itu lagi, ditambah dengan nyeri di hatinya, bahwa yang melakukannya adalah Yeonjun... lelaki yang bahkan sampai sekarang pun sangat dia cintai.
"Bagus." Soobin mengernyit, "Jangan coba-coba menemui Jay, Yeonjun. ataupun meminta bantuannya. Seluruh penghuni rumah ini, semua mengawasimu. Dan kau akan menyesal kalau sampai aku tahu bahwa kau menghubungi Jay."
Setelah mengucapkan ancaman yang keji itu, Soobin membalikkan tubuhnya dan melangkah pergi sambil membanting pintu di belakangnya.
*
*
*
Yeonjun tentu saja tidak bisa untuk tidak menghubungi Jay, lagipula lelaki itu menghubunginya terus menerus, meskipun Yeonjun masih belum berani mengangkatnya, tetapi di malam hari, ketika semua penghuni rumah sudah beranjak tidur, Yeonjun mengunci pintu kamarnya, dan menelusup dalam kegelapan masuk ke balik selimut, dan menelepon Jay.
"Yeonjun!" Jay setengah berteriak ketika mendengar sapaan pertama Yeonjun. "Apa yang terjadi? Kau tidak bisa dihubungi seharian, dan aku sangat mencemaskanmu. Aku tadi datang ke rumahmu, tetapi pegawai Soobin menahanku di gerbang, tidak memperbolehkanku masuk.... kau baik-baik saja?"
"Aku baik-baik saja."
"Kau tidak baik-baik saja." Jay bersikeras, "Aku sudah mengenalmu sejak kecil, Yeonjun, kau sudah seperti adik kandungku sendiri, dari suaramu pun aku sudah bisa membaca bahwa kau tidak baik-baik saja... Apakah Soobin berbuat kasar padamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Pembunuh Cahaya ❬ Soobjun Remake ❭
Fanfiction[REMAKE NOVEL SANTHY AGATHA] ======= Yeonjun tidak mengerti apa tujuan dari pernikahannya dengan Soobin. Apakah Soobin hanya ingin Yeonjun menderita? Tapi mengapa? Apa yang telah dia lakukan hingga Soobin terlihat begitu membencinya? ~~~ Warning...