"Dendam yang terpelihara pada akhirnya akan menggerogotimu pelan, sampai kau tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah."
✧・゚: *✧・゚:*𝓟𝓮𝓶𝓫𝓾𝓷𝓾𝓱 𝓒𝓪𝓱𝓪𝔂𝓪✧・゚: *✧・゚:*
"Apa?" Jay hampir berteriak di seberang sana ketika mendengar seluruh cerita Yeonjun yang diucapkan sambil menahan tangisnya. "Apa yang ada di otak Jay?"
Yeonjun menghela napas panjang, "Aku hanya tidak tahu kenapa dia bersikap seperti itu, Jay. Dia sungguh berubah, tidak seperti yang kita kenal. Dia... aku hampir yakin kalau dia.. membenciku."
"Membencimu?" Jay mendesah pelan, Yeonjun hampir bisa membayangkan lelaki itu menggeleng-gelengkan kepalanya di seberang sana,
"Aku sungguh tidak bisa membayangkan kalau dia membencimu Yeonjun, sikap lembutnya, kebaikannya, tatapan penuh cintanya kepadamu waktu itu, semuanya tampak tulus." Suara Jay berubah prihatin, "Kau tidak apa-apa Yeonjun? Perlukah aku menjemputmu?"
"Jangan Jay." Yeonjun berseru cepat, "Pada awalnya kupikir kalau Soobin cemburu kepadamu, kepada kita."
"Itu konyol.... kau seharusnya memberitahunya kalau aku..."
"Yah, dia memang belum tahu Jay... dan hari itu ketika aku mengunjungimu setelah pernikahan, dia ada di rumah ketika aku pulang dan menungguku. Dia tampak marah besar, mengata-ngataiku sebagai istrinya yang tidak menghormatinya karena langsung mengunjungi kekasihnya setelah pernikahan. Dia mengira kita sepasang kekasih."
"Apakah kau tidak menjelaskan semuanya kepadanya?"
"Aku tidak punya kesempatan." Yeonjun mendesah pedih, "Dia tidak memberiku kesempatan."
Hening lama, seolah Jay sedang berpikir keras.
"Soobin sungguh keterlaluan." Jay menggeram, tampak marah, "Dia memperlakukanmu seperti ini, sama seperti dia sedang menghinaku. Kau sudah kuanggap seperti adikku sendiri, Yeonjun, keluargaku. Kalau Soobin bersikap keterlaluan kepadamu, dia harus menghadapiku."
*
*
*
Soobin membanting tubuhnya di sofa kantornya. Dia tidak tahu harus kemana. Dia tidak bisa berada di rumah dan memancing terus menerus konfrontasi dengan Yeonjun, yang membuatnya lelah. Dia juga tidak bisa datang ke rumah tempat Jungwon dirawat, melihat kondisi Jungwon yang seperti itu makin lama makin membuat luka di dalam hatinya yang sudah parah semakin menganga.
Satu-satunya tempat yang bisa membuatnya nyaman dan sendirian adalah kantornya di hari Minggu. Satpam perusahaannya tampak bingung melihat kedatangan bosnya tiba-tiba di hari Minggu, tetapi Soobin memasang tampang datar dan tidak peduli.
Benaknya berkelana tanpa arah, memikirkan tercapainya tujuannya. Semua rencananya sudah mengarah ke arah yang diinginkannya. Pernikahannya dengan Yeonjun semakin mempermudah rencananya.
Soobin pada akhirnya berhasil menikahi Yeonjun dan menjalankan rencana balas dendamnya. Pada akhirnya dia akan menahan Yeonjun dalam pernikahan ini dan terus menerus menyakitinya tanpa Yeonjun sadari.
Tetapi... semua keberhasilan ini tidak membawa kepuasan kepada dirinya. Entah mengapa. Apakah karena batinnya sendiri menyadari bahwa dia telah membalas dendam kepada orang yang tidak tahu apa-apa?
Tidak! Soobin menggelengkan kepalanya dengan keras. Yeonjun pantas menerima pembalasan ini. Dia sedikit banyak telah berkontribusi dalam penderitaan yang dialami Jungwon.... kesakitan yang dialami Jungwon.... Belum lagi kepedihan yang ditanggung oleh keluarganya selama ini. Semuanya sangat sepadan dengan pembalasan dendam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Pembunuh Cahaya ❬ Soobjun Remake ❭
Fanfiction[REMAKE NOVEL SANTHY AGATHA] ======= Yeonjun tidak mengerti apa tujuan dari pernikahannya dengan Soobin. Apakah Soobin hanya ingin Yeonjun menderita? Tapi mengapa? Apa yang telah dia lakukan hingga Soobin terlihat begitu membencinya? ~~~ Warning...