12. MINDER?

1.3K 240 17
                                    

"Tolong hargai karya saya.
Saya tau kalian adalah orang yang bijak dalam menghargai sebuah karya."
🙏🏻💜

~ Happy reading ~

•••••

Berbeda dengan Arin yang kembali melanjutkan tidurnya setelah melaksanakan sholat subuh, Asahi lebih memilih untuk menahan rasa kantuknya agar bisa menggantikan rutinitas yang biasa dilakukan istrinya di pagi hari.

Asahi memaklumi kondisi Arin yang saat ini sedang tertidur lelap di ranjang king size milik mereka, mungkin istrinya kelelahan karena aktivitas ranjang yang mereka lakukan kemarin. Sebenernya Asahi takut jika terjadi sesuatu dengan janin yang dikandung Arin.

"Huhh, gak mungkin gak mungkin." Asahi menggelengkan kepalanya sembari mencoba menetralkan pikirannya.

Netra pria berdarah Jepang itu menangkap sosok istrinya yang sedang tertidur pulas dengan mukena yang masih berbalut di tubuhnya.

Pikiran Asahi yang semula gelisah kini kembali menemukan ketenangan tatkala ia melihat pemandangan yang mampu menyejukkan hatinya. "Makasih, makasih banyak karena udah bertahan sejauh ini Arin." Batin Asahi seraya menatap sayu wajah Arin yang teduh saat terlelap dalam tidurnya.

Cup cup

Setelah mencium kening dan perut sang istri, Asahi langsung beranjak pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan pagi yang biasanya disiapkan oleh Arin.

Ceklek

Dibukanya pintu kulkas, Asahi menggeleng kecil seraya menghela napasnya. "Beneran kosong ternyata."

"Mumpung Arin masih tidur, mending aku belanja ke pasar aja kali ya. Kasian juga kalo Arin harus pergi ke pasar." Pikir Asahi, kembali ke kamar untuk mengambil jaket, dompet dan kunci motor.

Arin mulai menggeliat saat matahari pagi mulai menerpa pelupuk matanya. "Jam berapa ini?"

"YA ALLAH, GUE KETIDURAN!" Kaget Arin, melihat jam dan tersadar bahwa dirinya lupa untuk menyiapkan sarapan pagi untuk Asahi.

Dengan langkah yang tergesa-gesa, Arin masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Setelah selesai mandi, Arin langsung memakai pakaiannya dan cepat berlalu keluar dari kamar dengan langkah yang terburu-buru.

Rumah nampak sepi, Asahi tidak ada di ruang manapun. "Asahi kemana sih?" Bingung Arin, tidak melihat keberadaan suaminya itu.

Tok tok tok

Menoleh dan mendengar ada yang mengetuk pintu, Arin segera bergegas menuju ke ruang tamu.

Mencoba mengintip melalui jendela, Arin tidak bisa melihat dengan jelas siapa yang bertamu ke rumahnya sepagi ini.

Tok tok tok

Dipegangnya kenop pintu dengan ragu, akhirnya Arin memberanikan diri untuk membuka pintu.

"Iya, siapa─

KUTU BUKU-HAMADA ASAHITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang