"Tolong hargai karya saya!
Saya tau kalian orang yang bijak dalam menghargai sebuah karya."•••••
"Bagaimana kondisi istri saya dan janinnya dok?" Tanya Asahi, penasaran dan terlihat sangat antusias.
"Istri bapak dan janinnya cukup sehat kok. Tidak ada tanda-tanda yang perlu dikhawatirkan, cuman kalian harus tetap berhati-hati. Dan untuk bumil juga jangan lupa diperhatikan asupan nutrisinya ya, jangan terlalu kelelahan juga." Balas dokter itu seraya tersenyum.
Asahi tersenyum senang mendengar penuturan dokter kandungan itu. "Alhamdulillah, jadi mereka sehat-sehat kan dok?" Tanya Asahi antusias.
Bu dokter itu mengangguk dan tersenyum seraya memberikan botol kecil berisikan vitamin kepada Arin. "Ini, jangan lupa untuk rutin di minum ya, Bun. Sehari sekali aja, diminum pagi-pagi, sebelum sarapan."
Arin mengangguk mengerti. "Baik, terima kasih ya dok." Balas Arin.
"Istrinya tolong lebih diperhatikan ya, Pak?" Ucap Bu dokter yang langsung dibalas dengan anggukan kepala oleh Asahi.
"Oh iya, satu lagi." Ucap Bu dokter membuat Arin dan Asahi penasaran.
"Kenapa dok?" Tanya Arin.
"Jangan lupa, dedek utunnya harus sering ditengokin sama Papanya." Ucap Bu dokter membuat Arin mengerutkan keningnya, bingung.
Seperkian detik kemudian, Asahi langsung menyenggol pelan kaki Arin. "Kenapa sih, Sa?" Tanya Arin berbisik.
"Emm, emangnya gapapa dok?" Tanya Asahi gugup.
Arin masih terlihat bingung, menatap Asahi dan Bu dokter bergantian.
"Gapapa kok, asalkan pelan-pelan aja mainnya." Jawab dokter itu membuat Arin langsung tersadar dan berpikiran ambigu.
'Hah? Bisa-bisanya...'
"Baik dok, kalo begitu kami pamit. Terima kasih." Asahi tersenyum canggung seraya menggenggam tangan Arin.
Pada awalnya Arin terkejut, jantungnya berdenyut lebih kencang dari biasanya. Ditambah lagi Asahi yang sangat antusias dari tadi pagi untuk mengantar Arin check up ke dokter kandungan.
Setelah keluar dari ruang poli kandungan, Asahi langsung membawa Arin ke parkiran motor tanpa melepaskan genggaman tangan mereka yang saling bertaut. "Ada yang mau kamu beli, Rin?" Tanya Asahi membuat Arin langsung menggelengkan kepalanya.
"Aku lagi pingin makan soto, temenin ya?" Pinta Asahi seraya memasangkan Arin helm.
Arin bengong, namun wajahnya memerah, seperti menahan malu.
"Jangan bengong, ayo cepet naik." Ucap Asahi berusaha membuyarkan lamunan Arin.
"I-iya, sebentar." Balas Arin gelagapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KUTU BUKU-HAMADA ASAHI
Fiksi Penggemar"G-gue hamil..." Inilah kisah awal Asahi, si kutu buku yang sebentar lagi akan menjadi seorang ayah. NOTE: (TAHAP REVISI, JADI MASIH ADA BAB-BAB YANG DI UNPUB, TAPI AKAN DI PUB KEMBALI JIKA SUDAH SELESAI DI REVISI) 🙏🏻