SATU

81.8K 4.6K 255
                                    

PERINGATAN!

Di harapkan untuk membaca cerita MIYOZA dan ADORE U terlebih dahulu untuk menghindari kebingungan kalian dalam membaca cerita ini karena cerita ini adalah kisah akhir dari cerita MIYOZA.

Hai!!

Yang kangen YozAyres mana suaranya?

Udah siap baca cerita curutnya YozAyres? Kalau siap, itu artinya kalian harus siap ikut alur cerita yang sama kayak rollercoaster hehe.

Selamat mengbaper dan mengstres!

🍃

Jangan lupa vote dan komen, ya.

••••

06.48 AM

"BUNDA RATUUUUUUUUU!"

Seorang remaja berteriak dari lantai atas rumahnya, dia tengah bergelut dengan selimut tebal berwarna biru laut. Kamar berantakan dengan baju kaos tergeletak di lantai dan dua buah buku juga berserakan di atas karpet. Meja belajar tak berbentuk dan beberapa kertas sobek memenuhi meja.

"Astaghfirullahaladzim, Ditya. Ini kenapa berantakan banget?"

"Bunda ratu, abang mau di peluk."

Miyoza mendelik pada anaknya. Dia berjalan kearah kasur dan merebahkan tubuhnya sembari memeluk Ditya. Tubuh Miyoza di peluk erat oleh Ditya, dia bahkan mengecup kedua pipi Miyoza dengan gemas.

Ditya Klandestin Maheswara, anak kedua dari Miyoza dan Ayres. Si perusuh rumah, sangat gemar melakukan hal-hal aneh yang hanya dia saja mengerti apa maksud dan tujuannya.

"Abang bau," ujar Miyoza.

"Biarin."

"BUNDAAAAA!"

Teriakan itu berasal dari luar kamar, Miyoza mendengkus dan memejamkan matanya merasa pusing dengan kegiatan pagi yang selalu dia lakukan.

"Bunda! Difya panggil kok gak ada," ujar seorang gadis berambut panjang yang sangat berantakan.

Difya Klandestin Maheswari, anak ketiga dari Miyoza dan Ayres. Si cerewet yang manja, pemalas dan sangat lebay.

"Jangan masuk," kata Ditya pada Difya.

"Balikin Bunda Difya," ketus Difya menarik Miyoza agar berdiri.

"Enak aja. Ini bunda ratunya abang," tolak Ditya semakin mengeratkan pelukannya.

"Ini bundanya Difya."

"Bukan."

"Iya."

"Bukan."

"Iya, ih."

"Bunda!"

Ketiganya menoleh kearah pintu, berdiri seorang remaja yang sudah jauh lebih rapi dari kedua saudaranya. Rambut basah dengan handuk kecil di bahunya menandakan dia baru saja mandi.

"Iya," saut Miyoza.

"Ayo keluar," kata Dipta menarik Miyoza untuk keluar. "Kalian mandi."

Miyoza tersenyum menatap kedua anaknya yang tengah cemberut kesal, tentu saja mereka tak akan berani melawan Dipta, si Kakak tertua mereka.

Dipta Klandestin Maheswara namanya, anak pertama sekaligus kakak untuk dua adik kembarnya. Si pendiam yang sangat di segani kedua adiknya.

"Gara-gara Difya nih. Ganggu aja," rutuk Ditya.

TRIPLETS D [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang