Kampung Halaman

75 11 1
                                    

Katanya sih, seindah, bahkan sebagus tempat yang sedang kamu tinggali saat ini. Tidak akan pernah bisa menandingi dari kenyamanan kampung halaman sendiri.

~WikaPratesya~

Semenjak pulang dari rumah sakit beberapa hari yang lalu. Sabia akhirnya memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya. Ya, meskipun harus diantar oleh kedua majikannya. Diperjalanan tiba-tiba isi mobil seakan menjadi horor, semua serba salah untuk Sabia. Bagaimana tidak, dari awal berangkat sampai tempat pemberhentian, Nazera selalu menggoda Sabia dengan Rayhan.

"Mbk," Sabia langsung menghadap ke sumber suara, "Kayaknya Mbk cocok deh kalau jadi istrinya Abang, Iya kan Bang?!" mobil seketika direm mendadak.

Dug...

"Astaghfirullah,"

"Aww, Abanggggggg!! Sakitt! Kalau mau ngerem pelan-pelan dong. Jangan mendadak kek gini," Protes Nazera. Sedangkan yang di protes hanya bisa terdiam, dan langsung melajukan mobilnya kembali.

Sabia sebenarnya ikut terkejut dengan pertanyaan Nazera. Apa-apaan Nazera yang tiba-tiba bertanya seperti itu.

Semenjak kejadi mobil tiba-tiba di rem mendadak. Mereka memutuskan untuk istirahat sejenak disebuah cafe. Sedangkan Sabia dan Nazera karena waktu sudah memasuki waktu Zuhur. Mereka meminta izin untuk melaksanakan sholat sebenatr di musholah. Untuk Rayhan kenapa tidak ikut sholat! Rayhan beralasan Dia sangat kelelahan, Dia mau istirahat sejenak, karena perjalanan masih lumayan jauh.

Sabia dan Nazera yang sudah memaksa Rayhan ikut melaksanakan sholat, tapi banyak alasan akhirnya mereka menyerah. Yang penting Nazera dan Sabia sudah mengingatkan Rayhan, selebihnya itu urusan Rayhan dengan Allah.

Setelah menempuh perjalanan yang lumayan melelahkan, akhirnya mereka sampai ketempat tujuan yautu kampung halaman Sabia. Seperti kampung atau pedesaan pada umumnya, lingkungan perumahan Sabia masih sangat asri dengan dikelilingi pepohonan, dan perswahan yang membuat rumah Sabia sangat nyaman di tempati. Tak hal jika orang yang berasal dari kota, yang melihatnya sangat senang jika sedang berada di tempat seperti itu. Termasuk Nazera dan Rayhan yang saat ini sedang berfoto-foto di pertengahan sawah.

Dari kejauhan Sabia melihat sang kakak sangat kesal dengan adiknya yang selalu protes dengan hasil jepretan sang kakak.

"Ihh, Abang. Kok jelek sih!" Protes Nazera.

"Itu, udah bagus, kayaknya yang jelek itu orangnya!" ujar Rayhan dengan kesal karna protesan sang Adik. Bukan karena apa, Rayhan sangat kesal dengan adiknya, sudah berpulu-puluh foto ia ambil, tapi Nazera selalu berkata hasil jepretannya sangat jelek. Benar-benar tidak menghargai jerih payah orang lain pikir Rayhan.

Diujung sana, Sabia yang sedang ngelamun melihat kedua insan yang sedang sibuk dengan urusan foto-fotonya. Sabia jadi keingat beberapa jam yang lalu, sehabis mereka istirahat dan ingin melanjutkan perjalanan.

"Mbk!" Panggil Nazera.

"Iya, ada apa non?"

"Mbk, Zera ngantuk. Zera mau tidur bentar. Jadi mbk dulu ya yang duduk di samping Abang Ray!"

"Tapi..."

"Gak apa-apa ya, mbk. Zera gak akan pergi kok mbk. Abang Rayhan juga gak bakalan macam-macam, percaya deh! Plisssss!"

"Hmm, iya deh. Nanti kalau kamu nggak ngantuk lagi, kamu ya yang duduk di depan,"

"Okeyy, siapp mbk,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tabir Cinta Dibalik Sehelai KainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang