Menerima

166 8 0
                                    

Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.
(QS. Asy-Syarh:5)

"Saya mau tuan. Saya menerima tawaran tuan. Saya sangat membutuhkan pekerjaan itu tuan. Saya Sabia Shazfa Farzana". Ujar gadis itu dengan semangat.

"Baiklah nona. Jika anda menerima tawaran saya. Nona bisa memulai pekerjaan mulai besok, dan tentunya nona harus tinggal dirumah saya. Ini kartu nama saya silakan datang kerumah saya besok jika berminat". Ujar pria itu

"Baiklah tuan besok saya akan datang kerumah tuan. Kalau begitu saya permisi tuan." Ujar sabia dengan sopan dan mengambil kartu nama pria tersebut. Sabia tidak mengakhiri perkataannya dengan salam karena dia tidak tau apakah pria itu seorang muslim atau sebaliknya.

Senyum tidak lepas dari bibir Sabia dengan mata yang menyipit menandakan dia sedang tersenyum meakipun dengan tertutupnya oleh sehelai cadar tidak bisa dia pungkiri lagi kalau saat ini sabia sangat bahagia. Benar adanya Allah telah menjanjikan bersama kesulitan ada kemudahan. Masyaa Allah.. tak lupa juga sabia mengucapkan puji syukur kepada Allah yang sudah memberikan nikmat yang tiada tara kepada dirinya. Setelah sekian lama berjuang mencari pekerjaan, banyak halangan rintangan menghampiri sabia dalam mencari pekerjaan. Sampai Allah memberikan pertolongan kepada sabia melalui prantara dari laki-laki yang ia jumpai tadi. 'Alhamdulillah terima kasih ya Allah'

Keesokan harinya setelah meminta izin kepada ibunya dan adik-adiknya untuk bekerja sabia langsung bergegas untuk pergi kerumah pria yang menawarkan pekerjaan kepadanya kemarin.

Jalan cukup lenggang walaupun perjalanannya cukup jauh tapi, tidak membuat perjalanannya terlalu lama. Setelah menempuh selama 3 jam perjalanan Sabia sampai kerumah pria yang dia ketahui bernama Bram Mahendra. Dilihatnya rumah majikannya sangat besar dengan taman cukup luas membuat sabia teperangah dibuatnya.

"Masyaa Allah. Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan" lirih sabia.

"Assalamualaikum. Permisi pak saya mau bertanya apa ini benar alamat tuan Bram Mahendra" tanya sabia kepada penjaga rumah yang sepertinya itu satpam pemilik rumah ini, karena dilihat dari pakaian laki-laki paruh baya yang ia kenakan itu. Sambil memberikan kartu nama yang dia bawa.

"Wa'alaikumussalam. Oh iya mbk benar. Ini alamat rumahnya tuan Bram. Kalau boleh saya tau ada keperluan apa ya mbk". Tanya satpam rumah itu.

" ini pak kemaren saya ditawari pekerjaan oleh tuan Bram. Jadi hari ini saya diizinkan untuk datang kerumahnya untuk melaksanakan pekerjaan yang tuan Bram tugaskan kemarin kepada saya" jelas Sabia kepada satpam tersebut.

"Ohh begitu baiklah sebentar ya mbk. Saya temui dulu tuan Bramnya. Mbknya boleh tunggu disini sebentar" ujar satpam tersebut sebelum pergi meninggalkan Sabia di pos satpam.

"Iya terima kasih pak. Silakan" ujar Sabia

Sepeninggalan Sabia oleh satpam tersebut. Sabia duduk didepan post satpam karena lelahnya perjalanan yang lumayan melelahkan setidaknya dia bisa beristirahat sejenak. Dengan keheningan yang ada Sabia tidak lepas bibirnya untuk melafazkan asma-asma Allah untuk menemani kesendiriannya. Tiba-tiba klakson mobil menyadarkan lamunan Sabia saat itu.

Dilihatnya Sebuah mobil sport mewah berada didepan gerbang. Sepertinya pemilik mobil tersebut ingin memasuki perkalangan rumah ini mungkin saja anak pemilik rumah ini. Klakson mobil begitu nyaring memekakkan telinga siapa pun yang mendengarnya. ' benar-benar tidak sabaran. Aduhh Bagaimana ini bapak satpamnya masih ada didalam. Aku harus bagaimana' panik batin Sabia.

Tabir Cinta Dibalik Sehelai KainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang