Obrolan

100 10 0
                                    

Setelah menyelesaikan tugasnya Sabia  duduk termenung dipinggiran ranjangnya. Rasa takut masih saja menyelimuti dirinya semenjak kejadian tadi pagi. Waktu sudah menunjukan pukul 22.30 WIB. Namun matanya enggan untuk tertutup. Dirinya benar-benar takut. Takut kejadian tadi terulang lagi. 

Tapi kenapa majikannya berubah? Bukannya sebelumnya majikannya itu sangat baik kepadanya? Banyak pertanyaan-pertanyaan yang sangat membingungkan. Sebenarnya ada apa?!.

Sabia beranjak keluar kamarnya untuk mengambil air minum di dapur. Dia harap-harap cemas, matanya tidak berhenti untuk melihat keadaan sekitarnya. Takut apa yang ia takutkan terjadi. Setelah selesai mengisi air kedalam gelasnya. Sabia berbalik ingin kembali kekamrnya. Tapi dirinya tiba-tiba dikejutkan oleh tuan mudanya--Rayhan yang sepertinya juga terbangun dari tidurnya.

"Astaghfirullah..." Kaget Sabia.

"Ada apa sihh?! Kamu kayak liat setan aja!" ujar Rayhan dengan suara khas orang baru bangun dari tidurnya.

"Sepertinya begitu," Lirih Sabia namun ternyata masih terdengar oleh Rayhan.

"Apa katamu!" Rayhan langsung menatap Sabia, ia benar-benar sangat terkejut. Emang ada setan seganteng dirinya pikirnya. Dan rasa ngantuknya langsung menghilang begitu saja.

"Ahhh t-tidak tuan," Ujar Sabia yang merasa bersalah karena mulutnya keceplosan. 

"Kamu apa tidak panas memakai pakaian seperti itu? Lagian malam-malam kamu masih saja memakai cadar dan jilbab yang lebar kayak gitu, lagian gak ada juga yang ngeliat. Aku yang ngeliatnya aja, rasanya ikut panas," tanya Rayhan.

"Tidak tuan. Lagian pakaian yang saya kenakan ini memang sudah kewajiban saya sebagai muslimah. Di Agama kita seluruh perempuan diwajibkan untuk menutup auratnya. sebagaimana yang telah dijelaskan didalam QS. al-Ahzab ayat: 59

"Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan wanita-wanita (keluarga) orang-orang mukmin, agar mereka mengulurkan atas diri mereka (ke seluruh tubuh mereka) jilbab mereka. Hal itu menjadikan mereka lebih mudah dikenal (sebagai para wanita muslimah yang terhormat dan merdeka) sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah senantiasa Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." Jelas Sabia.

"Lagian kenapa panas?! Panasnya di dunia belum seberapa dari pada panasnya di neraka, tuan!" jelas Sabia. Sedangkan Rayhan yang mendengar hanya mengangguk-anggukkan kepalanya saja.

"Saya baru tahu kalau  didalam Al-Qur'an menganjurkan perempuan untuk menutup apa tadi namanya aurat, ya?" Tanyanya, "Apa itu aurat?" Tanya Rayhan dengan bingung. Sabia yang mendengar pertanyaan Rayhan itu mengerti kalau tuannya ini meskipun dia beragama islam ilmunya masih sangat awam.

"Aurat itu kalau untuk wanita seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan. Sedangkan untuk memakai cadar atau niqob ini adalah sunah. Tapi kalau menurut imam syafi'i sangat mewajibkan untuk wanita menutup wajahnya dengan cadar karena menurutnya wajah juga termasuk aurat, dan masih banyak pendapat-pendapat dari ulama yang lainnya...." Jelas sabia panjang lebar.

Sabia yang mengerti rasa penasaran Rayhan dengan melontarkan begitu banyak pertanyaan kepada Sabia langsung menjelaskannya dengan senang hati kepada Rayhan.

"Kata kamu memakai cadar Sunah tapi kenapa kamu masih mengenakannya? Kenapa tidak kamu buka saja dengan itu kan kamu mudah untuk di kenali, dan kamu tidak akan dikatakan sama orang-orang teroris atau radikal lah. Emang kamu tidak risih apa dengan ejekan-ejekan orang kepada kamu?" Tanya Rayhan.

"Alhamdulillah tidak tuan. Mereka yang mau berkata apa kepada saya terserah mereka. Itu haknya mereka. Buat apa saya menghakimi mereka yang ngatain-ngatain saya. Itu sudah ada yang mengurus tuan, biarlah jadi urusannya dengan Allah. Dan saya memakai cadar walaupun itu sunah tapi saya mencoba untuk taat kepada Allah termasuk menjalankan sunnah-Nya. Lagian tidak mudah untuk membuka sehelai kain diwajah saya ini, siapa yang ingin membukanya dia harus memenuhi syarat yang saya ajukan terlebih dahulu," jelas Sabia dengan antusias.

"Syarat..? Begitu yah emang apa syaratnya?" Tanya rayhan tiba-tiba.

Entah dorongan dari mana Rayhan menanyakan syarat yang diberikan Sabia jika ingin membuka cadarnya itu.

"Syaratnya tidak sulit kok, hanya saja orang itu harus berani mengucapkan saya terima nikahnya..." Ujar Sabia dengan kekehnya.

"Maksud kamu dengan menikahi kamu begitu?" tanya Rayhan heran. "Kamu benar-benar sangat aneh," lanjut Rayhan.

"Lah kok aneh, Kenapa tuan tertawa, apa ada yang lucu dengan perkataan saya?" Tanya Sabia bingung.

Sabia merasa kesal dengan tuan mudanya itu. Bukannya menjawab pertanyaannya. Tapi Rayhan masih tertawa tanpa memperdulikan pertanyaan Sabia. Sabia yang kesal dengan Rayhan ia langsung beranjak pergi meninggalkan Rayhan kekamarnya. Obrolan mereka mengalir begitu saja, tanpa disadari mereka sudah mengobrol kurang lebih setengah jam.

Obrolannya dengan Rayhan tadi entah kenapa seakan membuat Sabia sedikit terhibur. Sampai ia lupa dengan segala ketakutannya. Bukannya Sabia tidak ingin pergi dari rumah ini. Tapi apa daya dia yang sangat membutuhkan pekerjaan ini, terutama untuk biaya pengobatan ibunya dan adiknya yang masih sekolah. Apa lagi untuk meninggalkan tanggung jawabnya dengan tiba-tiba. Sabia tidak sekejam itu, ada Allah yang akan melindungi dirinya.

Bersambung…

🍁🍁🍁

Maaf ceritanya gaje🤭 pokoknya Jangan lupa vote and coment ya😉

Tabir Cinta Dibalik Sehelai KainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang