Bertemu Kembali

122 10 0
                                    

Setiap pertemuan pasti ada perpisahan. setiap perpisahan pasti akan ada pertemuan lagi. Haruskan pertemuan ini disesali atau disyukuri karena telah menyelamatkannya. Astaghfirullah
~WikaPratesya~

🌻🌻🌻

"Aghhh... emmm...." Sabia berteriak. Tapi tiba-tiba sebuah tangan yang kekar langsung menutup mulut sabia yang hendak berteriak terhalang oleh cadarnya sehingga tidak membuat kuliat mereka untuk bersentuhan.

"heyy diam kamu. Jangan coba-coba untuk berteriak lagi yah.. nanti seisi rumah ini bisa heboh dengan teriakanmu itu. Bukannya minta maaf dan bilang terima kasih tapi ini malah teriak-teriak gak jelas." ujar laki-laki itu dengan kesal. Sedangkan sabia masih geleng- geleng dan memukul-mukul tangan dan dada bidang pria itu dengan mulut masih dibekap oleh tangan laki-laki itu.

setelah laki-laki itu mengaduh kesakitan akibat pukulan walaupun tidak terlalu kencang dari wanita yang masih ada didekatnya itu kebingungan ada apa dengan wanita ini pikirnya. matanya membulat dan merasakan sakit ditangannya karena sepertinya sabia menggigit tangan pria itu.

"Awww... kamu ini kenapa malah gigit saya bukannya terima kasih." Ujar laki-laki itu dengan kesal.

"Astaghfirullah tuan kenapa tuan yang harus marah. Saya yang seharusnya marah kepada tuan. Lepaskan tangan saya tuan bukan mahrom tidak baik seperti ini." Bentak sabia dengan nada kesal dan sinis.

Walaupun yang dibentaknya adalah tuannya sendiri dia menghiraukannya. Sabia tidak akan pernah lupa kalau sebenarnya yang dia lakukan itu adalah benar dan sudah harus dilakukan. Sangat salah bersentuhan dengan yang bukan mahrom apa lagi dengan jarak yang sedekat itu. Walaupun dia menyentuhnya terhalang oleh cadar dan lengan bajunya tapi sabia tau kalau itu salah. Astaghfirullah.. kalimat istighfar tidak pernah luput dari bibir sabia atas kesalahan yang dia perbuat barusan.

Setelah laki-laki itu menyadari perbuatannya dia langsung melepaskan sabia dan beranjak pergi meningglkan sabia. Yang masih menunduk meratapi kesalahannya akankah Allah mengampuni perbuatannya tadi. Sadar dengan dirinya masih berdiri sendiri didepan kamar dia langsung beranjak pergi meninggalkan tempat yang menurutnya terkutuk itu. Dan kembali dengan niat awalnya tadi.

Cklekk...

Setelah pintu sudah terbuka terlihatlah sosok kedua wanita yang dia sayangi satu sedang tertidur dengan tenangnya dan satu sedang duduk disebelahnya. Siapa lagi kalau bukan zahira dan kania ibunda tercintanya.

"Kak Ray... kakak kapan pulang?" Tanya Zahira terhadap kakaknya yang baru masuk itu.

"Iya ra.. tadi sebelum mangrib kakak pulang. Bagaimana keadaan mamah?" Tanya Rayhan sambil mengelus rambut kania.

"Yahh begitulah kak belum ada perkembangan. Kakak sudah makan?" Tanya Zahira. Yang ditanya hanya membalas dengan anggukan saja.

"Eh kakak mau nanya. Kamu sudah tau kan siapa yang kayak teroris itu. Kenapa dia ada disini? Apa dia target papah selanjutnya?" Tanya rayhan dengan senyum sinisnya.

"Huss kakak sembarangan ngatain orang. Itu Sabia kak dia asisten baru dirumah ini. Iya papah yang nerima dia bekerja. Aku juga curiga sama papah kak. Jangan-jangan ada maksud lain dari papah meberima sabia sebagai asisten." Pikir Zahira. "Jika dugaan Zahira benar kita harus lindungin Sabia kak. Zahira takut jika papah bakal macam-macam sama wanita yang tidak bersalah itu. Sabia anak baik kak kasian kalau dia jadi korban papah." jelas Zahira kepada Rayhan.

"Whatt... melindungin dia? Wanita itu? Kamu lagi bercanda ya dek." Ucap Rayhan dengan tawa sumbangnya. "Ahhh sory banget kamu aja dek yang lindunginnya kalau kakak males kayak gak ada kerjaan lain aja ngurusin wanita itu." ujar Rayhan dengan sinis.

"Astaga kakak. Kok jahat banget sih. Kakak tega lihat wanita yang tidak bersalah itu jadi korban papah. Kakak tau sendiri kan bagaimana papah yang sangat terobsesi dengan perempuan cantik. Zahira yakin mbk sabia itu pasti cantik" jelas Zahira dengan dihiasi senyuman.

"Hahah kayaknya kamu sedang sakit dek. Orang yang kayak gitu dibilang cantik. Kita tidak tau kenapa dia nutupin wajahnya pakai sehelai kain. Apa itu namanya cadar yah? jangan-jangan wajahnya penuh dengan jerawat atau malah banyak kurapnya" Ujar Rayhan dengan wajah yang bergidik ngeri yang dibuatnya.

"Sembarangan kakak ngomong. Nanti kakak jatuh cinta sama dia jangan ngatain dia sembarangan kak nanti jadi istri kakak tau rasa. Tapi Zahira setuju tuh kalau sabia jadi istri kakak. Dia wanita baik kak gak kayak pacar kakak yang itu tuh bikin kesel aja rasanya pengen cakar tu mukanya" sindir Zahira kepada Rayhan.

"Zahira kalau ngomong harus dicerna dulu jangan asal bicara. Lebih baik kakak keluar saja dari sini angin malam lebih baik dari pada dengerin adik yang cerewet dan ngeselin ini" kesal Rayhan. Setelah hampir membuka pintu.

"Wlee, enak aja ngatain aku cerewet ngeselin kakak tu yang harus sadar. Mamah lihat kak Rayhan ngatain aku" adu Zahira kepada kania yang masih nyaman dengan terlelap tidurnya.

Mendengar aduan Zahira kepada mamahnya rayhan hanya bisa geleng2 saja. Saat Rayhan membuka pintu. Tiba-tiba... Aghhh.... pintu langsung tertutup kembali..

"Kakak kenapa" tanya Zahira ikutan panik.

"A-ada setan dek di depan pintu" jawab Rayhan dengan nada sedikit ketakutan.

"Hahahha mana ada setan kak. Malah setannya yang bakal takut sama kak rey" jawab Zahira dengan diiringi tawanya.

"Kalau gak percaya liat aja sendiri." ujar Rayhan

Baru saja Zahira ingin membuka pintu tiba-tiba pintu langsung terbuka begitu saja. Terlihat sosok wanita yang memakai gamis hitam dengan balutan senada dan tidak lupa juga dengan cadar yang menghiasi wajahnya dengan warna senada. Zahira yang melihat itu sebenarnya dia sedikit kaget dan takut tapi dia langsung menghiraukan rasa takutnya.

"Assalamualaikum. Maaf non dan tuan. Saya sudah mengganggu tuan sama non" lirih Sabia.

"Waalaikumussalam. Oh tidak apa-apa mbk. Lagian mbk sabia gak ganggu kok. Dasar kak ray aja yang bikin suasana heboh. silakan masuk mbk." jawab Zahira dengan senyuman dan mempersilakan sabia masuk

"Ehmm... " deheman Rayhan membuat kedua wanita itu menatapnya. Merasa ditatap dengan intens Rayhan langsung beranjak pergi dari kamar itu dengan wajah datarnya. Meninggalkan kedua wanita itu yang masih terlihat bingung dengan sikap Rayhan.

Setelah Rayhan pergi dan kamar itu dihiasi canda tawa dari ke 2 wanita itu tiba-tiba..

"Mbk Sabia. Apa tidak panas dengan pakaianyang seperti itu apa lagi wajahnya ditutup dengan cadar" tanya Zahira penasaran.

"Heheh tidak ra. Malah mbk senang berpakaian seperti ini. Lebih baik mbk kepanasan di dunia dari pada diakhirat nanti." jelas sabia dengan senyuman. Zahira yang mendengar penjelasan dari Sabia membuat hati Zahira tertampar.

"Ehmm iya sih mbk hhehe. Zahira belum siap aja mbk kalau mau pakai pakaian kayak mbk sabia" ujar Zahira.

"Hehe tidak apa-apa sayang. Sekarang kan Zahira sudah menutup auratnya walaupun belum syari. Nanti Zahira bisa kok berpakaian syari asal Zahira ada niat. Insyaa Allah, Allah akan mudahkan jalan hijrah Zahira" jelas Sabia menasehati Zahira dengan suara yang terdengar lembut.

"Iya mbk. Terima kasih ya mbk sabia." Ujar Zahira. Setelah dilanda keheneningan didalam ruangan itu.

"Mbk.. emm kalau boleh. Zahira mau lihat mukanya mbk sabia boleh.
." Ujar Zahira dengan sedikit takut dan tidak enak hati.

🌻🌻🌻

Bersambung....

Tabir Cinta Dibalik Sehelai KainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang