[9] Kepergian Reza

1.5K 181 0
                                    

Kabar buruk tentang Reza kecelakaan pun menyebar cepat di sekolah nya itu.

"Ra, Reza Ra...." ucap Gina menangis histeris dan langsung memeluk Syahra.

Syahra pun kebingungan dan ia sangat kaget, Gina langsung menangis.
"Ada apa?" ucap Syahra yang ikutan panik melihat Gina.

"Reza mengalami pendarahan otak, cederanya cukup serius Ra, hingga menyebabkan kerusakan otak secara permanen Ra," jelas Gina sambil mengusap wajahnya dengan kedua tangannya. Syahra terdiam mendengar itu.

"Reza akan di obati lebih lanjut ke Singapura," ucap Gina.

Syahra pun memeluk dan mengelus pundak Gina ia menenangkan Gina "Sabar ya Gin, lo pasti bisa lewatin ini semua," ucap Syahra.

"Gimana? gue ditinggalin dalam keadaan seperti ini, bagaimana nanti Reza di Singapura lama, penyakitnya parah Ra pasti lama, masa iya gue ngelahirin, berjuang sendiri, nyari solusi sendiri, dan anak gue lahir tanpa bapak, gue ga mau Ra."

"I-iya yah gimana caranya? bilangin dulu ke orang tuanya, setelah pengobatan dia pasti kembali dengan tanggung jawab."

"Ra, mereka berangkat sore ini."

"A-apah sore?" Gina mengangguk.

***

"Gin, lo sabar dan tenang dulu ya, gue sebentar aja nanti kita bahas lebih lanjut."
"Lo ga mikir seandainya lo di sana 5 bulan, perut gue bisa gue tutupin pake apa, pake baju? Udah ga bisa," ucap Gina.

"Ma-maaf Gin, gue bukan lari dari masalah tapi lo ngertiin dulu keadaan gue, masalah itu kita handle dulu."

Gina menggelengkan kepalanya dan langsung keluar dari ruangan Reza, dan langsung menghampiri Syahra yang sudah berada di luar pintu ruangan itu.

"Ra...." peluk Gina.

Beberapa suster pun masuk ke dalam ruangan itu, suster itu membantu mendorong brankar yang rebahi oleh Reza dan langsung menuju ambulance yang sudah menunggu di luar. Syahra dan Gina pun mengikuti suster itu.

Reza pun dimasukkan ke dalam ambulance dan Orang tuanya mengikuti.

"Gak Za lo ga boleh pergi!" ucap Gina mengejar ambulance yang sudah jalan.

"Zaaaa!" ucap Gina terus berlari, dan jatuh tersungkur. Syahra pun mengejar dan langsung membantu Gina berdiri.

"Sabar Gin!"

"Gak, gue harus susul Reza ke bandara," Gina pun langsung memanggil taksi yang lewat, Syahra pun mengikutinya.

Gina pun menangis sepanjang jalan. Sesampainya di bandara, ia menemukan mobil ambulan itu ternyata sudah tidak ada lagi Reza di dalamnya.

Sebuah pesawat pun mulai terbang.
"Itu mungkin pesawat yang ditumpangi Reza Ra..." Gina menatap terus keatas melihat pesawat itu hingga pesawat itu hilang tertutupi awan.

"Kita pasti bertemu lagi, tapi tidak dengan keadaan yang sama lagi," batinnya.
Syahra pun menggandeng dan membawa Gina pulang untuk beristirahat, Gina pun menurut.

"Gue kecewa sama lo Za, lo ninggalin gue dalam keadaan hamil anak lo, gue tau situasi lo tapi kenapa lo tidak memberi kepastian sedikit pun, gue ga percaya lo habis ini akan tanggung jawab," batin Gina.

***

"Assalamu'alaikum mamah," ucap Gina menyalaminya punggung tangan mamanya.

"Assalamu'alaikum tante," ucap Syahra sambil menyalami juga.

"Wa'alaikumussalam."

"Mah, pah maafin Gina," ucap Gina yang duduk di samping Syahra di sofa ruang tamu milik Gina.

BERJODOH✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang