[19] Ayda Pergi

1.9K 199 3
                                    


"Eh Syahra nikah ya sama Gus yang punya pasantren, ih keren banget MasyaAllah," ucap Rania sambil melihat foto pernikahan yang dikirim bundanya kepada kedua temannya itu.

"Iya MasyaAllah banget, bener kan kata kita dulu, akan ada orang yang menerima Syahra saat tau kekurangannya, ternyata jodohnya ada di sana yah?"

"Iya ih pengen sisain satu kek suaminya Syahra."

"HALU!" tukas Salsa sambil menyentil kening Rania.

***

"MasyaAllah Syahra kamu cantik banget make gaun pengantin, aku do'ain semoga kamu jadi keluarga yang samawa," ucap Gina tersenyum melihat gambar Syahra yang juga dikirim bundanya.

"Kangen banget sama kamu Ra...." Lirihnya.

"Lo tempat curhat terbaik gue Ra, nasib gue ternyata seperti ini, gue juga kangen Reza, apa kabar dia yah di Singapura, kapan dia balik dan tanggung jawab," ucap Gina menghapuskan air matanya yang sudah membanjiri pipinya.

Setelah keduanya menyelesaikan shalat Isya, Syahra langsung merebahkan dirinya di kasur, sedangkan Zhafran di sofa yang berada di kamar yang sama juga, mereka satu kamar tapi pisah ranjang, karena Syahra belum siap begitu pun dengan Zhafran.

***

"Bos Zhafran nikah bos."

"Berarti gak di pondok lagi dong?" ucap Rey.

"Masih bos, rumahnya di dalam sana, beberapa langkah jauhnya dari Ndalem."

"Gila, gue kira pindah rumah, gak jadi gampang kita merebut tanah pasantren itu."

"Iya bos nanti kita susun rencana berikutnya untuk menyerang pasantren," Rey mengangguk dan menepuk pundak Huda yang merupakan teman dalam kejahatannya.

***

Setelah melakukan shalat subuh, Syahra langsung menuju dapur akan tetapi Syahra dihentikan kakinya oleh Zhafran.

"Sayang, kita pagi ini sarapan di Ndalem umi yang nyuruh.

"Oh iya A', em Syahra sediakan air panas buat mandi yah." Zhafran mengangguk lalu melanjutkan lagi membaca kitabnya.

Setelah lima menit kemudian.
"Aa' itu air panasnya udah siap mandi gih!" titah Syahra.

"Yaudah Aa' mandi dulu ya." Syahra pun mengangguk.

"Eh bentar peyuk dulu!"

"Peyuk, apa itu?"

"Peluk sayang," Zhafran sudah membuka lebar tangannya agar Syahra langsung memeluknya, akan tetapi Syahra lari keluar dari kamar sambil berteriak.

Zhafran terkekeh melihatnya dan langsung masuk ke dalam kamar mandi.

"Biasanya datar, cuek, eh bucin sekarang kena angin apa yah?" gumamnya menuju dapur, ia sangat haus dan ingin mengambil minuman dalam kulkas.

"SAYA MEMANG BUKAN CINTA PERTAMANYA!" ucapnya sambil membuka kulkas.

"TAPI SAYA WANITA PERTAMA, YANG UDAH BUAT DIA SEBUCIN INI," sambungnya.

"GINI NIH KALAU DAH BUAYA KETEMU PAWANGNYA," sambungnya lagi sambil menaruh segelas air di meja.

"Slebew...."

"Astaghfirullahhalazim," batinnya beristighfar tiga kali.

"Syahra gak boleh ih gitu, Ampun Ya Allah," ucapnya sambil mengusap wajahnya.

Syahra pun minum akan tetapi ia terpikir sejenak.

"T-tapi Aa' bukan buaya, dia baik ga pernah dekat sama perempuan, apa iya aku wanita pertamanya yah?" pikirnya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

BERJODOH✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang