[13] Bimbingan dari Zhafran

1.5K 170 0
                                    


"Kamu tau batasan aurat itu dimana?" Tanya Zhafran yang duduk berjarak dengan Syahra, ia hanya menatap ke arah depan sedangkan Syahra ke arah samping.

"Nggak tau Gus," dengan wajah polosnya ia menjawab.

"Batasan aurat kamu itu dari rambut sampai kaki, yang tidak termasuk aurat yaitu wajah dan telapak tangan."

"Oh gitu?"

"Terus kenapa kamu ga pakai ciput, itu juga bagian aurat lo, rambut kamu tetap keliatan!"
Syahra hanya terdiam membenarkan bagian rambutnya.

"Ga punya? mau saya belikan?"

"Eh Gausah Gus ada kok tapi lupa naroh."
"Dicari besok dipake."

"Iya Gus!"

"Yaudah saya mau pulang, Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

Tiba tiba suara ribut datang.
"Ciee!"

"Udah dekat ya sama Gus Zhafran?"

Suara itu mengagetkan Syahra yang melamun, Ya itu adalah Nadhira dan Sharifa. Keduanya pun duduk di samping Syahra, dan minta ceritakan bagaimana dia bisa bicara berdua sama Gus di teras mushola.

"Apa sih cuma belajar tambahan itu doang ga lebih, ingat ya, gue ga akan suka sama tu cowok," ketus Syahra dengan nada marah.

"Untuk sekarang tidak jatuh cinta, tapi nanti kamu dibuat cinta sama dia."

"Gak akan, itu ga akan terjadi!"

"Awas aja kalau terjadi lu bucin didepan kita!"

"Ah udah kalian ini ledekin Syahra mulu."

"Haha!" keduanya tertawa terbahak-bahak melihat Syahra yang sudah mulai ngambek.

Syahra pun pergi ke Ndalem untuk bertemu umi.
"Assalamu'alaikum umi."

"Wa'alaikumussalam nak ada apa?"

"Kangen sama umi, mau bantu umi," ketusnya dan memeluk umi.

Umi kaget kenapa tiba-tiba Syahra manja seperti ini, apa ia kangen bundanya.

"Mi, Syahra kangen banget sama bunda dan ayah, pelukan umi itu hangat, seperti pelukan bunda," ucapnya meneteskan air mata.

"Sayang, jangan nangis ya, yuk kita ke dalem makan di sini ya malam ini bareng."

"I-iya umi, umi maaf ya kalau bikin sedih, Syahra mau tanya kakeknya Gus Mana?"

"Udah meninggal satu tahun yang lalu sayang."

"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un, kalau boleh tau meninggalnya karena apa? Syahra jadi keingat Kakek Syahra juga."

"Karena ditabrak."

"Dimana kok bisa?" kaget Syahra.

"Saat beliau di Jakarta, ditabrak lari kayaknya."

Syahra meneteskan air mata mendengar itu dari umi, "Ternyata benar, yang aku tabrak waktu itu adalah seorang pendiri pasantren, kakeknya Zhafran," batinnya.

"Yaudah yuk kita ke dalem," umi merangkul Syahra.

"Iya umi."

***

"Syahra ayo dimakan nak!" ucap Abi yang melihat Syahra dari tadi tak menyuap makanannya, Syahra hanya melamun.

Syahra terbangun dari lamunannya, "Hah iya abi," Syahra langsung hendak menyuap akan tetapi terhenti karena suara serak dari Zhafran.

BERJODOH✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang