Chapter 22 - kau gila!?

737 121 53
                                    

Flashback...

"Hah... Aku sangat bosan." (Name) menghempaskan tubuhnya ke ranjang. "Aku ingin pergi."

Malam Minggu. Ya, waktu yang sangat cocok untuk pergi bersama teman atau pun keluarga. Tapi sekarang, ia sendiri bersama Kakeknya Di rumah.

Kenapa tinggal berdua? Emma sedang keluar bersama Draken. lalu, Manjirou mampir ke rumah Baji. Sebenarnya ia bisa pergi bersama Manjirou, hanya saja dia tak mau, ia bosan! Selalu kesana terus menerus bertemu dengan orang yang sama!

(Name) butuh suasana baru dia tak bisa berdiam diri dirumah seperti yang biasa ia lakukan sebelumnya.

mengacak rambutnya frustasi, (Name) menggerutu. "Sial, pergi sendiri aja aku," ujarnya masih belum menentukan tempat yang ia kunjungin. Ia berpikir 'nanti saja di jalan, Siapa tau kepikiran mau kemana gitu.'

Tanpa pikir panjang ia segera keluar kamar dan turun tangga, sebelum pergi ia harus minta ijin dulu ke kakeknya.

"Oji-chan! Aku pergi dulu ya, mau keluar sebentar," kata (Name) kepada kakeknya yang sedang menonton tv.

Sembari menyeruput teh nya kakeknya menjawab, "iya, jangan malam malam. Walau kamu sudah pintar bela diri tetap hati hati, karena bagaimana pun kamu itu perempuan. Mengerti?" Memangutkan kepalanya, (Name) berdehem menanggapi.

Melirik sekilas, kakeknya menganggukkan kepala pelan. "Hati hati di jalan."

Segera (Name) mengambil kunci motornya di atas meja. "Ittekimasu," ucapnya lalu pergi keluar rumah.

Langkah kakinya menuju ke motor Nsr250 kesayangannya yang terparkir rapi didepan halaman.

Lacey, ia memberikan nama itu khusus untuk motornya, keren bukan? Ini adalah motor yang ia rakit sendiri, bersama almarhum Kakak tertua nya yang meninggal tahun lalu.

Hah... sungguh sakit jika mengingat saat berat itu.

Mengusap usap pelan motornya, (Name) tersenyum. Motor ini memiliki banyak kenangan dan menjadi saksi bisu apa yang selalu ia lakukan selama ini. Tak pernah sekalipun ia berpikir ingin mengganti nya, jika memang ada yang rusak dari motornya ini, dia lebih memilih untuk memperbaikinya dari pada membeli yang baru.

"Baiklah Lacey, ayo kita berangkat." (Name) menaikinya, memasang helm ke kepalanya dan menjalan kan motornya melesat pergi menuju ke jalanan.

ia melajukan motornya membelah jalanan yang lengang ditemani lampu-lampu dan toko dipinggir jalan masih setia buka. Mungkin karena ini malam Minggu jadi kebanyakan orang membuka tokonya sampai larut malam.

Beberapa saat kemudian, (Name) masih dengan motornya melaju pergi entah tak tau arah. Dia kebingungan dan memutuskan berhenti sejenak menikmati pemandangan di pinggir dekat sungai.

Ia menaiki pembatas beton dan duduk disana. Ia memejamkan matanya sejenak menikmati hembusan angin yang menerpa nya barusan. Menghela napas ia bergumam, "Kemana ya?"

Tiba tiba sekilas (Name) mengingat tempat yang terkenal dengan hiburan malam nya. "Kabukichou?" Ia tersenyum, disana banyak tempat bar bar kecil dan hiburan malam lainnya.

Ah, tentu saja dia tidak akan masuk ke bar. (Name) belum cukup umur, dia tidak berani meminum alkohol sebelum waktunya. Ia hanya berniat untuk melihat lihat saja sembari mampir ke suatu tempat yang menurutnya aman.

Boleh juga.

Tanpa pikir panjang, ia segera menaiki motornya dan pergi menuju ke Kabukicho. Tenang itu tak terlalu lama, mungkin sekitar 17 menit dia bakal sampai.

Seperti yang ia duga, itu tak akan lama. Bahkan mungkin kurang 17 menit ia sudah berada di dekat tempat itu.

Sebelum masuk, ia memakirkan motornya dahulu di dekat stasiun. Lalu menyeberang jalan dan mulai memasukinya lautan manusia yang berlalu lalang disana.

Glitch - (Tokyo revengers X Reader) (Discontinue)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang