Chapter 18 - kesempatan

700 133 15
                                    


BRAK!

"Takemicchi! Kita datang berkun- oh!!" Yamagishi melongo saat melihat dua orang gadis berada di kamar Takemichi.

"Takemichi sialan!! Sejak kapan kau dikelilingi oleh perempuan! Kenapa kau tak mengajak ngajak!" seru Makoto tak terima.

"Kalian tak melakukan hal mesum kan! Hina kau kemanakan takemicchi?" celetuk Akkun membuat Takemichi terbelalak kaget, "Ehh??? Ini tak seperti kalian pikirkan!" bantahnya.

Huh? (Name) mengernyitkan alisnya kesal. datang datang mendobrak pintu dan langsung menuduhnya?

Rietta melirik (Name) sebelum menyahut. "Kalian salah paham, Aku sama (Name) san kesini hanya untuk mengunjungi Takemicchi."

Helaan napas lega keluar dari bibir Takemichi, untung saja ada Rietta yang membelanya. Jika tidak, besoknya pasti ia akan didatangi hina.

Mengingat ingat kejadian ia dengan hina pada saat rapat itu membuat laki laki itu bergidik ngeri. Ya, sepertinya ia tak boleh membuat hina marah.

Akkun tergelak tawa. "Tidak kami hanya bercanda kok!" ucapnya diangguki oleh kawan kawannya.

"Hm.." (Name) menatap datar. Sebenarnya ia tak terlalu memasalahkan itu, hanya saja tingkah laku mereka sangat persis dengan seseorang yang dikenalnya, dan itu sedikit membuatnya kesal.

Rietta terkekeh, ia mulai mengerti beberapa sifat dari (Name). Galak, mungkin itu karena kesal dengan kedatangan mereka yang menurutnya merusak ketenangan.

Lalu Tsundere, Rietta mengetahui itu saat ia murung lalu tiba tiba (Name) memberinya syarat tak boleh murung di depannya. Bukankah itu aneh?

Melihat gadis di sampingnya tertawa sendiri, (Name) mengernyitkan kening heran. "Kau kenapa?" tanyanya, dijawab gelengan pelan oleh Rietta. "Hanya, (Name) san kau sangat lucu!"

"Hah?" gadis bersurai putih itu makin keheranan. "Apa kau habis terbentur sesuatu?" tanyanya dengan tangan yang terulur ingin menyentuh kepala Rietta. Rietta menghindar.

"Tidak, aku normal," jawabnya terkekeh geli.

(Name) mendengus kesal lalu mengalihkan pandangannya ke samping, rona merah samar muncul di pipinya. "Aneh," gerutunya membuat Rietta mengerjapkan matanya sejenak.

Eh, ia tak salah liat bukan?

Pipi (Name).... memerah?

SIALAN! harusnya tadi ia mengambil fotonya dan membuat nya jadi wallpaper ponsel. Oh....

Kenapa ia tak berpikiran ini sebelumnya?

Rietta mengedipkan matanya lalu dengan drastis wajahnya berubah menjadi raut penuh penyesalan, ia menggigit kuku jempolnya frustasi, dan mulai mengambil ponselnya diam diam untuk memfoto (Name).

Tak apa, mulai sekarang ia harus menyiapkan ponselnya untuk memfoto (Name) kemana mana, dia tak terlambat.

Tengah santai memakan keripik. Tiba tiba (Name) merasakan hawa yang membuat nya merinding. Apa apaan itu? Ia mengerutkan alisnya heran, lalu menoleh ke Rietta yang berada di samping dengan posisi tengah membelakangi nya.

"Rietta?" panggil (Name) tiba tiba membuatnya tersentak kaget. "U-uh ada apa?" Rietta bertanya mulai gelisah.

(Name) memicingkan mata curiga, "Apa yang kau sembunyikan di belakang?" tanyanya di jawab gelengan cepat olehnya.

"Tidak ada apa apa hanya ingin nyembunyiin tangan di belakang gitu aja," ujarnya membuat (Name) makin curiga, ia tau Rietta menyembunyikan sesuatu. tapi ia terlalu malas untuk merebut benda yang di belakangnya.

Glitch - (Tokyo revengers X Reader) (Discontinue)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang