Proloug

24 9 2
                                    


  Hiii, saya seorang pendatang baru disini..
Jadi mohon kerja sama untuk semuanya ^^

  - - - - - - - - - -                                          - - - - - - - - - -

Membuka pintu rumahnya dengan tenaga yang tersisa, wajah Tamara benar-benar tampak lelah dan lusuh.

Dengan beberapa buku di pelukannya, ia berjalan ke dalam rumah dengan cepat. Mencari sebuah benda bernama tempat tidur yang ingin ditidurinya.

“Ma, pa Tamara pulang!” teriaknya yang tanpa menunggu jawaban langsung berjalan ke kamar.

Merebahkan tubuh dengan buku yang kini ia biarkan berserakan di samping tempat tidur.

Menghela nafas, gadis itu menatap satu-persatu stiker bintang yang ia tempelkan di langit-langit kamarnya.

“Ya allah kuliah cape banget, pengen nikah aja rasanya.”

Sahutnya yang kemudian dengan seluruh kesadarannya bangun lalu masuk ke dalam kamar mandi, yang pintunya tidak jauh dari tempat tidur yang baru saja ia tiduri.

Waktunya makan malam dan tepat di meja makan sudah ada banyak makanan yang tersedia, dua orang atau kedua orang tua Tamara bahkan sudah duduk di kursinya masing-masing. Menunggu satu-satunya putri mereka yang masih belum menempati kursinya.

Menuruni tangga dengan handuk kecil yang ada di lehernya, Tamara segera duduk dan membalikkan piringnya. Perut yang sedari tadi kosong itu sudah berdemo meminta keadilan.

“Acara nya outdoor aja ma, biar ga gerah,” sahut Ardi, sang papa yang kini tengah menikmati santapan makan malam hasil keringan sang istri.

“Pa, dalem gedung juga kalo sekarang ada AC, ga akan gerah, papa jangan nora deh,” balas Anita cepat sembari menggeserkan beberapa piring lauk pauk untuk dimakan sang putri.

“Ya udah deh terserah mama, urusan catering gimana?” tanya Ardi lagi masih dengan sendok dan garpu yang melekat di jari-jarinya.

“Ada temen mama, katanya dia baru buka, kita bantu promosi juga sekalian,” Anita menjawab dengan lembut.

“Sovenirnya? Mama juga yang urus?”

“Iya udah sama mama, besan juga bantu ko, sekarang lucu-lucu ga kaya dulu waktu kota nikah pa.”

“Kenapa? mama mau nikah lagi maksudnya?”

Menyimak, Tamara mulai memasuki mulutnya dengan suapan makanan sembari mendengarkan dan mencoba memahami apa yang sedang kedua orang tuanya bicarakan.

“Engga lah pa, oh iya jangan lupa acaranya 3 bulan lagi pa, kosongin jadwal.”

“Pasti lah ma, ga mungkin papa ga hadir di acara pernikahan anak kita satu-satunya.”

Uhuk uhuk

Terkejut, bukan lagi tapi amat sangat terkejut. Masih dengan tatapan matanya yang hampir keluar, Tamara menatap tajam kedua orang tuanya.

“TAMARA NIKAH 3 BULAN LAGI?! APA-APAAN!”

- - - - - - - - - -                                          - - - - - - - - - -

Saya menunggu pendapat kalian.. ^^

Our secret Marriage  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang