1 - Awal Mula

2.7K 240 11
                                    

Di bawah pohon yang lebat nan rindang itu, seorang laki-laki duduk termenung sambil memegang sebotol air putih di tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di bawah pohon yang lebat nan rindang itu, seorang laki-laki duduk termenung sambil memegang sebotol air putih di tangannya. Pandangannya tampak kosong menatap bayangan dirinya sendiri yang terpantul dari genangan air bekas hujan di ceruk jalanan. Rambutnya rapi tersisir ke belakang. Usianya baru menginjak 27 tahun.

Laki-laki berkulit putih itu bernama Leo, laki-laki malang yang hidupnya kurang beruntung. Anak tunggal yang sejak menginjak SMA sang ayah sudah meninggal dunia, dan beberapa tahun setelah hari kelulusannya, ibunya menyusul. Membuatnya tidak memiliki siapa-siapa lagi, hidup dalam kesepian dan harus bertahan mencukupi kebutuhannya sendiri.

Dahulu ia seorang pengusaha di bidang makanan, tapi semuanya harus lenyap seketika saat seseorang membawa kabur uang miliknya. Sedangkan masih banyak tuntutan yang harus ia penuhi. Karyawan-karyawan perlu ia bayar, padahal kerugian di pihaknya juga amat besar. Sampai akhirnya di tengah situasi yang pelik itu, ia terpaksa meminjam uang ke bank yang justru membuat dirinya semakin kesusahan.

Uangnya tak cukup untuk menopang usaha yang memerlukan banyak biaya, sampai akhirnya semua usaha yang ia bangun bertahun-tahun harus gulung tikar. Tak ada modal untuk memulai dari awal, menjadikan dirinya menjadi seorang pengangguran. Padahal di saat itu ia juga sudah menikah dengan seorang perempuan idamannya. Bahkan mereka sudah memiliki seorang anak berusia dua tahun.

Keadaan semakin buruk dan memburuk. Sudah jatuh tertimpa tangga. Di tengah kesulitannya mencari pekerjaan baru. Para penagih hutang mulai mendatanginya. Ia mulai pontang-panting. Semua temannya tidak ada yang membantu. Tiap kali Leo datang dan meminta bantuan, mereka selalu bilang sibuk dan tidak ada waktu. Leo benar-benar ditinggal sendirian oleh teman-temannya. Tak ada yang peduli saat ia sedang terpuruk.

Ia semakin stres ketika tekanan datang dari sana dan sini. Sang mertua terus menekan sang istri untuk segera meninggalkan Leo. Hingga puncaknya, pertengkaran hebat Leo dengan sang istri pun terjadi. Semua itu tak lain adalah ulah sang mertua yang menjadi provokator. Sejak saat itu istrinya memilih meninggalkan Leo, anaknya yang masih balita dibawa oleh sang istri. Leo ditinggal oleh semua orang, tak ada yang mempedulikannya.

Setelah resmi bercerai dengan sang istri, Leo semakin menderita. Ia jauh dari anaknya, seorang diri di dalam rumah yang kecil. Para penagih hutang silih berganti datang ke rumahnya. Mengetuk pintunya dan memanggil namanya dengan suara lantang. Padahal untuk makan sehari-hari saja, Leo sudah pas-pasan.

Di tengah keputusasaan itu, datang semua ide gila di pikirannya. Seorang teman memberikannya saran. Sebuah tempat yang disebut dengan Gua Setonggo menarik perhatiannya. Hingga akhirnya Leo memilih meninggalkan rumah, menghilang ke tempat yang dimaksud tersebut temannya itu.

***

Singkat cerita, sudah tiga hari Leo menghilang. Ia meninggalkan rumahnya dan pergi ke tempat yang sangat jauh dari perkotaan. Sebuah pedesaan di kaki gunung, ia tinggal di sebuah rumah anyaman bambu sederhana. Hampir tidak mungkin para penagih hutang datang ke sini. Keberadaannya sulit ditemukan.

Jerat Maut Perjanjian Setan (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang