Malam itu tanpa sepengetahuan Nessa, Leo pergi meninggalkan rumah dengan mobilnya. Sang pacar masih takut untuk pulang dan memilih untuk tetap berada di apartemen temannya yang ia rasa cukup aman untuknya mengungsi. Cahaya lampu mobil Leo menyala menerangi halaman rumah dan jalan komplek di depannya. Setelah itu suara mesin mobil pun terdengar, Leo menjalankan mobilnya perlahan memasuki jalanan.
Dengan nyaman Leo duduk di dalam mobil. Tangannya dengan lihai menggerakkan setir ke kanan untuk berbelok arah. Dengan kecepatan sedang, ia berjalan ke luar komplek. Melewati portal yang dijaga oleh beberapa satpam di posnya. Baru setelah itu ia bertemu dengan jalan raya yang masih ramai malam itu.
Mobil Leo mulai masuk ke dalam ramainya jalan raya, ban mobilnya bersentuhan dengan aspal jalan yang kasar. Bersama kendaraan lainnya, mobil Leo meramaikan jalan raya. Sesekali terdengar suara klakson yang mengganggu, sesekali lampu merah juga menahannya. Membuat perjalanannya jadi semakin lama.
Setelah beberapa kilometer berjalan, Leo pun melambatkan laju mobilnya. Ia masuk ke sebuah area sebuah gedung yang dikenal sebagai salah satu klub malam yang ramai. Klub malam yang dulu sering menjadi tempat Leo menghabiskan malamnya. Ia segera memarkirkan mobilnya. Lalu mematikan mesin. Leo turun dari mobil dan segera masuk ke dalam klub malam itu.
Saat sampai di dalam, kelap-kelip lampu pesta dan suara musik yang keras mulai terdengar. Leo melihat ke segala arah, mencari seseorang di tengah keramaian itu. Ia lebih dulu berjalan ke arah bar dan duduk di sana. Segelas minuman ia pesan. Dan sambil menikmati suasana, Leo meminum minumannya.
Dari arah belakang, seseorang datang menyapanya. “Leo!” panggil sesosok laki-laki gemuk dengan pakaian penuh warna dan tampak mahal. Sebuah kacamata terpasang di wajahnya.
Leo menoleh dan melihat laki-laki itu. “Eh, Daren!” sapa Leo.“Wah, baru keliatan lagi lu. Semenjak jadian sama Nessa lu gak pernah balik ke sini,” kata laki-laki bernama Daren itu.
“Gak apa-apa, gue cuma lagi mau keluar aja,” jawab Leo.
Daren lalu ikut duduk di dekat Leo dan ikut memesan minuman. “Kenapa? Ada masalah sama Nessa?” tanya Daren.
“Enggak kok, gak apa-apa.” Sambil menjawab pertanyaan Daren, mata Leo menatap kesana-kemari mencari seseorang di tengah keramaian.
“Gak apa-apa tapi kok lu tumben ke sini. Sendirian lagi, Nessa kok gak ikut?” Daren yang penasaran terus bertanya menggali informasi yang bisa jadi bahan gosip di grup chat.
Mata Leo melihat sosok perempuan bergaun biru yang sedang mengobrol dengan teman-temannya di dekat panggung musik. Wanita dengan rambut bergelombang itu menarik perhatian Leo. Langsung saja, tanpa menjawab pertanyaan dari Daren, Leo buru-buru turun dari kursinya. “Daren! Maaf ya, gue duluan!” ucapnya yang langsung buru-buru berjalan meninggalkan Daren.
“Mencurigakan banget sih tuh orang,” gumamnya sambil memperhatikan Leo.
Leo berjalan menerobos kerumunan orang yang berkumpul. Ia berjalan cepat ke arah panggung musik sebelum wanita yang ia lihat menghilang. Sesampainya di dekat panggung, Leo menghampiri wanita bergaun biru itu. Mata mereka saling bertatapan dan saling melontarkan senyum. Wanita itu tampak cantik dengan riasan wajah sederhana, memamerkan kulit kecokelatannya yang indah dan eksotis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jerat Maut Perjanjian Setan (TAMAT)
TerrorKISAH PESUGIHAN UANG GAIB DI GUA SETONGGO Di tengah berbagai kesulitan yang menimpa dirinya, Leo nekat mengambil jalan instan demi mengembalikan kejayaan. Ia pun meminta bantuan seorang dukun untuk membuat perjanjian dengan setan penghuni Gua Seton...