🕊 || It Should Be

3.3K 402 22
                                    

"Aku ragu, aku resah, aku tak tahu harus bertindak sebagaimana lagi. Jika aku menjauhi mu, aku harus rela kehilangan banyak alasan aku bahagia, namun jika tidak itu membuatku masuk ke dasar luka yang tak ada henti-hentinya."
- Lalisa




🕊️

Sebulan berlalu setelah kejadian itu, baik Jennie maupun Lalisa kembali seperti awal layaknya orang asing yang tinggal dalam satu atap. Bukan, maksudnya hanya Jennie yang bersikap demikian.

Hari ini Chaeng menyambangi kamar Lalisa yang sedikit terbuka, ia berencana ingin menghabiskan waktu bersama dengan Lalisa karena kebetulan hari ini sekolahnya libur. Dengan riang gembira gadis berambut pirang itu berjalan memasuki kamar Lalisa.

Gadis itu tiba-tiba berhenti dan disusul dengan gelengan kepala pelan saat matanya menangkap sosok gadis berponi itu masih meringkuk memeluk boneka anak ayam hadiah darinya. Chaeng menghampiri Lalisa dan mendudukkan dirinya, tangannya menggoyangkan tubuh Lalisa agar segera bangun.

"Lili, bangunlah. Aku ingin menghabiskan waktu bersamamu. Palli!" usahanya berhasil, Lalisa menggeliat dan membuka kedua matanya. Gadis itu mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menyesuaikan sekitar, Chaeng terkekeh pelan karena Lalisa terlihat sangat lucu sekali.

"Palli!" serunya lagi.

Lalisa menghela nafasnya berat, lalu ia kembali menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya, namun Chaeng segera menghentikan aksi Lalisa.

"Yaa!"

"Mwo? Aku malas, Chaeng-ah..." keluh Lalisa.

Chaeng diam. Ia memutar bola matanya sejenak lalu ia menarik selimut itu dan membuangnya asal.

"Chaeng-ah.."

"Mworago?"

Lalisa hanya menatap malas Chaeng, jujur hari ini ia sangat malas untuk melakukan apapun, termasuk beranjak dari tempat tidurnya.

"Hari ini aku hanya ingin tidur saja, tidak ingin kemana-mana.."

"Hmm itu menyakiti hatiku, Lili.."

Dengan perasaan kecewa Chaeng pun beranjak dari kamar Lalisa, namun sebelum Chaeng benar-benar pergi, suara Lalisa menghentikannya, "kau ingin pergi kemana?" Chaeng yang mendengar itu langsung berbalik badan, senyum merekah di wajah cantiknya dan ia berjalan mendekati Lalisa yang kini sudah mendudukkan dirinya.

"Pergi ke taman di sana kita habiskan waktu bersama, bagaimana?" antusias Chaeng, sementara Lalisa tampak sedang menimang-nimang ajakan Chaeng, "baiklah, tapi aku yang menraktirmu dan tidak ada penolakan." ucap Lalisa.

Chaeng mengangguk semangat, lalu ia memeluk Lalisa erat, sekaligus mengucapkan terima kasih pada Lalisa yang mau diajak keluar "gomawo.." Lalisa hanya mengangguk saja untuk menanggapi.

__________





Lalisa dan Chaeng sudah berada di salah satu taman yang terkenal di kota mereka, tidak terlalu jauh juga dari rumah hanya membutuhkan waktu sedikitnya 30 menit. Mata Lalisa berbinar, di sana ia bisa melihat berbagai macam bunga dan juga tanaman. Chaeng tersenyum senang karena ia bisa melihat lagi senyum manis Lalisa.

Chaeng tak pernah merasa lelah, sekalipun ia harus mendorong kursi roda yang menjadi penopang tubuh Lalisa. Ia malah sangat senang karena bagaimanapun Lalisa adalah seseorang yang berarti dalam hidupnya.

Mianhae.. | JENLISA [Sistership] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang