"Walau kau terus menerus menyakitiku, namun mengapa aku selalu gagal membencimu?"
~ Lalisa🕊
Soo Hyun sangat terpukul, ia merasa gagal menjadi seorang Ayah yang baik untuk kedua anaknya dan ia seakan telah ingkar janji pada mendiang istrinya. Soo Hyun menghampiri Jennie yang sedang duduk sendirian di balkon kamar Lisa, sama seperti yang sering anak bungsunya lakukan setiap harinya.
Jennie sedikit terkejut saat ada tangan hangat yang menyentuh pucuk kepalanya. Jennie memaksakan senyumnya, tetapi Soo Hyun tahu jika itu hanya sebuah senyum palsu. Lalu Soo Hyun membawa Jennie kedalam dekapannya dan benar saja tangis Jennie pecah saat dirinya memeluk tubuh mungil itu.
Saat ini Soo Hyun hanya bisa mengelus punggung Jennie, membiarkan Jennie menangis, menumpahkan air matanya agar perasaan kacau dan kekesalan hingga beban yang sedang dialami anak sulungnya ini sedikit berkurang.
Setelah cukup lama, Jennie melepaskan pelukannya dan menatap mata teduh sang Ayah. Soo Hyun tersenyum sambil menghapus air mata yang masih keluar dari mata anak sulungnya.
"Kajja, kita makan malam dan setelah itu istirahat.." ujar Soo Hyun namun Jennie hanya diam, ia tak bergeming sedikit pun.
"Appa akan menemani uri Jennie tidur.." ujarnya lagi dan Jennie kembali meneteskan air matanya. Ia jadi teringat saat Soo Hyun melakukan hal yang sama pada Lisa.
"Kembalilah uri Lili.. Jebal.." batin Jennie.
Setelah selesai makan malam, kini Soo Hyun dan Jennie berada di dalam kamar Lisa, itu karena kemauan Jennie, ia ingin tidur dikamar adiknya yang sekarang entah berada dimana. Jennie berbaring meringkuk sambil memeluk boneka anak ayam kesayangan Lisa. Air mata Soo Hyun terasa ingin keluar saat melihat Jennie yang begitu hancur, namun ia sekuat mungkin menahannya karena ia tidak ingin terlihat lemah di mata anaknya.
Dengan lembut Soo Hyun mengelus pucuk kepala Jennie, lalu ia mulai menyanyikan lagu penghantar tidur yang sering ia nyanyikan dulu saat Jennie maupun Lisa-Lim masih kecil. Senyum hangat dari Soo Hyun membuat Jennie ikut tersenyum, dan Soo Hyun senang melihat senyum anak sulungnya yang mulai hadir kembali.
Namun, tiba-tiba ia tak kuasa menahan air matanya. Beruntungnya Jennie sudah tertidur.
"Selamat tidur uri Jennie.." Soo Hyun mengecup kening Jennie cukup lama dan setelah itu ia merapikan selimut, lalu ia bergegas kembali ke kamarnya.
Di kamarnya, Soo Hyun tak bisa tidur, ia terus memikirkan anak bungsunya. Soo Hyun memijat pelipisnya lalu matanya menangkap sebuah bingkai foto, ia mengelus foto mendiang istrinya dan tak terasa air matanya luruh begitu saja.
"Yeobo, mianhae.."
🕊
Ke esokan harinya, Jennie sudah bangun dan ia sedang berada di kamar Lisa. Membereskan tumpukan buku yang ada di atas meja belajar adiknya. Ia sangat yakin dan selalu berharap bahwa adiknya akan pulang, karena itulah ia membereskan kamarnya.
Namun, saat Jennie mulai membereskan buku, ia melihat salah satu buku seperti buku diary. Jennie yang penasaran pun mengambil buku itu dan mulai membaca halaman demi halaman.
Air mata Jennie luruh saat membaca tulisan-tulisan Lisa di buku itu, semuanya tentang dirinya yang begitu tinggi untuk Lisa capai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mianhae.. | JENLISA [Sistership] ✔
FanfictionAku tidak pantas dipanggil Eonnie dan aku tidak layak mendapat maafmu, tapi aku akan tetap mengatakan Mianhae, Lili-yaa. -Jennie ©matchakopi_, 2020