🕊 || A Choice

2.7K 342 70
                                    

"Entah meninggalkan atau ditinggalkan, kehilangan takkan pernah terasa baik. Mungkin hanya aku yang merasa demikian, sementara kamu terlihat seperti tak ada yang terjadi diantara kita."
- Lalisa

🕊️

Lalisa POV

Ketika sebuah kalimat terangkai indah dan manis dalam sebuah tulisan itu dinamakan Puisi, namun Puisi bukan hanya tentang indah dan manis saja, ada luka dan kesedihan pula di dalamnya, sama sepertiku.

Terkadang aku berfikir bahwa jika aku hilang semuanya mungkin akan terasa lebih baik, tetapi hati kecilku memprotes keras agar aku tetap bertahan meskipun sakit yang aku dapat.

"Hari ini panas sekali, huh!" keluhku.

Setelah cukup lama berdiam diri di baklon kamar aku pun memutuskan untuk masuk ke kamar karena cuaca yang sangat panas, biasanya aku akan memilih tinggal jika tidak sepanas ini.

Mataku menatap fokus pada tumpukan buku di atas meja belajarku, aku tersenyum tipis saat mengingat buku yang berada paling atas itu adalah pemberian terakhir dari Jennie Eonnie saat aku berulang tahun ke 12 tahun, emm sudah 6 tahun yang lalu kekekeke.

Aku mengambil buku itu dan membuka halaman demi halamannya. Entah mengapa Jennie Eonnie memberiku buku ini.

Lalu tiba-tiba aku tersenyum mengingat kilas balik beberapa tahun lalu dimana Jennie Eonnie pernah membelaku saat teman-teman merundungku di sekolah. Ia dengan berani maju paling depan dan memarahi mereka semua, tak lupa ia juga menjambak rambut ketua geng yang merundungku. Ah rasanya aku benar-benar manjadi adik kesayangannya. Namun, di detik selanjutnya air mataku menetes begitu saja, dadaku sakit dan nafasku seakan tercekat, dengan sekuat tenaga aku memukuli dadaku dan tangisku pun pecah. Aku terisak kala mengingat perlakuan Eonnie yang sangat berubah terlebih lagi setelah kepergian Limario, kembaranku. Memang diantara aku dan ia, Lim Oppa lah yang paling Eonnie sayang dan Lim Oppa pun lebih dekat dengannya dibanding aku. Aku memang tergolong anak yang tidak mudah bersosialisasi apalagi dengan orang baru, dengan keluarga sendiri pun aku tidak dekat, namun Lim oppa sangat mengerti aku, ia juga selalu ada untukku dan selalu menjagaku. Bagiku ia adalah malaikat pelindung.

Omong-omong, jika membahas Lim Oppa aku jadi teringat hari dimana kecelakaan nahas itu terjadi.

Saat itu...

Flashback

Aku adalah siswi yang mendapatkan beasiswa penuh di salah satu sekolah ternama di Swiss yaitu, College Alpin Beau Soleil. Di sana merupakan sekolah swasta yang memiliki murid dari 50 Negara dan memiliki asrama sendiri, namun aku tidak diperbolehkan untuk tinggal di asrama oleh Appa. Hingga akhirnya Lim ikut bersama ku, kami sekolah di sekolah yang sama. Meskipun saat itu eonnie menentang keras keputusan Lim untuk menemani ku sekolah di Swiss. Dan dari saat itu, hubungan ku dengan eonnie semakin buruk.

Hari itu, setelah 5 bulan aku berada di Swiss. Aku berniat untuk pergi ke salah satu pameran karya seni yang ada di kota tersebut. Awalnya aku ingin pergi sendiri, namun Lim melarangku. Ia takut jika terjadi yang tidak di inginkan.

"Kau tidak boleh pergi sendirian, Lisa." ujarnya sambil menahan tanganku untuk tidak pergi.

"Oppa, aku sudah besar jadi aku bisa pergi sendirian." ujarku sedikit meninggikan suaraku.

Mianhae.. | JENLISA [Sistership] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang