18 - Terbuka

53 6 0
                                    

"Lo ngapain sih maksa maksa bini gue?!"

"Bisa diem gak sih lo?!" sungut Jeno ketika Hyunjin terus menghalanginya membawa Yuri. "Gak akan gue apa-apain juga"

"Yaudah, tapi Yuri tetep sama gue!" putus Hyunjin sambil menarik Yuri berjalan dengannya. Jeno menghela lalu menyusul langkah pasangan kekasih itu.

"Bentar!" tahan Yuri membuat Hyunjin dan Jeno berhenti melangkah. Menarik dua lelaki itu untuk bersembunyi. "Kita kesini buat liat mereka bukan?"

Jeno yang merasa dirinya menjadi tokoh utama ucapan Yuri lalu mengalihkan pandangannya pada sekelompok gadis dengan penampilan yang 'menyeramkan'. Dapat dia temukan mantan kekasihnya ada di sana.

"Kayanya mereka mau pergi" ujar Hyunjin lalu menatap Jeno. "Ikutin?"

Jeno mengangguk dan langsung bergegas kembali ke parkiran.

"Jangan bilang cewek gua ikut juga?!"

"Terus lo mau balik dulu? Nanti kita kehilangan mereka!"

"Berisik banget sial!" umpat Yuri memotong perdebatan Hyunjin dan Jeno. "Gue ikut! Dan nanti gue tidur aja di mobil. Buru! Nanti ketinggalan"

.

"Yakin lo ketemu sama dia di sini?"

"Gue gak pernah ketemu dia"

Yujin menoleh menatap Lami yang dia genggam erat. Meminta penjelasan lebih lanjut.

"Gue udah bilang kalau yang ketemu gue itu suruhannya juga"

Yujin memutar bola matanya, "Cih, nyuruh doang berani dateng kagak"

"Maksud lo siapa?!"

Yujin dan Lami menoleh mendapati Siyeon dan beberapa gadis lainnya. "Mereka selalu dateng rombongan gini?" tanya Yujin pelan dan diangguki kecil oleh Lami.

"Udah gue duga anak ini gak becus!" ujar salah seorang gadis. "Bisa-bisanya dia ketangkep dan bawa target kita ke sini"

"Bukannya justru berhasil ya?" sahut Yujin. "Kalian punya urusan sama gue dan jadiin teman gue sebagai umpan" sambungnya sambil menekan kata teman.

Siyeon terkekeh, "Bener banget kalau ngomong. Kita jadi gak perlu waktu lama buat ngobrol sama lo"

Yujin menatap Siyeon datar. Tatapan yang sama seperti terakhir kali mereka berbincang. "Apa lagi yang perlu lo omongin?"

"Masih nanya?" balas Siyeon. "Bukannya lo tau jelas apa yang gue- ralat, apa yang geng gue mau"

Yujin menghela, "Dan kalian juga jelas tau kalau gue gak mau"

"Yujin cantik, gini ya" ujar Siyeon mendekati Yujin dan mendorong Lami agak menjauh. "Lo pikir gue begini karena lo itu sebegitu spesialnya?"

"Enggak! Lo tuh gaada spesialnya. Lo tau terlalu banyak soal isi geng gue dan akan lebih baik kalau lo sekalian jadi anggotanya" sambungnya.

"Lo gak mikir kalau keberadaan gue di dalam geng lo malah makin mengancam?" balas Yujin datar.

"Setidaknya lo ada di tangan kita. Kalau sampai kita kebocoran informasi, udah jelas dong siapa dalangnya. Kita bisa langsung habisin lo"



"Kalau lo cuman takut Yujin bongkar isi geng lo, lo gak perlu sampe segininya!"

Teriakan Jeno dari pintu masuk mengalihkan perhatian semua orang di sana. Jelas semuanya terkejut, bagaimana Jeno bisa menemukan tempat ini.

"Kalau lo gak bisa percaya sama Yujin, lo bisa pegang omongan gue" lanjut Jeno.

"Sejak kapan lo di situ?"

Denouement - Ahn YujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang