10 - Sakit

85 9 0
                                    

Drrrtt drrrtt

Yujin merasakan sofa yang sedang didudukinya bergetar. Setelah menemukan ponsel Jeno yang merupakan sumbernya, dirinya mendapati adanya telepon masuk. “Kak, Ini ‘jjoyul’ telepon!”

“Yuri? Angkat dulu coba”

“Nama kontaknya ‘jjoyul’, Kak! Bukan Yuri!” balas Yujin lalu menjawab panggilan tersebut. “Dengan ponsel Lee Jeno, ada yang bisa saya bantu?”

“…”

Yujin mengernyit ketika tidak mendengar balasan apapun. Dia menatap layar ponsel yang masih terhubung lalu kembali medekatkannya pada telinga, “Halo? Permisi?”

“…Ini siapa?”

“Sepupu Tuan Lee”

“Emang Jeno punya sepupu cewek?”

“Ini buktinya gue ada” sahut Yujin.

“Iya deh. Tuan Lee-nya mana?”

“Bertapa di kamarnya, gatau ngapain dari tadi”

“Lagi bikin candi kali ya?? Pokoknya tolong bilang ke dia buat langsung chat gue kalau semedinya udah selesai”

“Siap! Laksanakan!” ujar Yujin sebelum panggilan ditutup. “Kak! Jjoyul nyuruh lo nge-chat dia!”


tok tok

“Paket~” ujar Jiheon memasuki kediaman keluarga Lee.

“Woaah, Neng Jiheon, apatuh isinya??” tanya Yujin semangat melihat kotak bawaan Jiheon.

“Mana gue tau! Yang jelas kurirnya salah rumah. Ini punya Kak Jeno”

braakkk

“Mana?? Manaa??” tanya Jeno berlari rusuh menghampiri paketnya.

“Semangat banget. Gue jadi penasaran lo beli apaan” ujar Yujin.

“Handphone gue mana?” sahut Jeno tidak menghiraukan ucapan Yujin. Yujin lalu menunjuk dimana posisi ponsel Jeno. Setelah mendapatkannya Jeno kembali masuk ke kamarnya. “Tuh orang kenape sih?”

“Lagi pengen dekor kamar kali” ujar Jiheon yang sudah duduk di sofa tempat Yujin sebelumnya.

“Emang isi paketnya apaan? Lo liat gak?”

Jiheon menggedikkan bahunya, “Semacam action figure mungkin?”

“Dia beli gituan?? Buang buang uang aja”

“Biarin sih, Jin. Bukan pake uang lo ini. Lagian masuk akal kalau jadinya kak Jeno malah nulis alamat rumah gue”

“Auto dibuang kalau ketauan Mama” ujar Yujin terkekeh sambil mendudukkan diri di samping Jiheon. “Eh, hari pertama lo sama Kak Lena gimana?”

“Itu, gue pernah bilang kan kalau dia pada dasarnya emang baik?” tanya Jiheon dan diangguki Yujin. “Ya udah gitu”

“Apanya yang gitu?!!” kesal Yujin setelah mendapatkan jawaban yang tidak sesuai harapan.

“Pokoknya gitu! Kaya orang temenan biasa”

“Terus lo bahas sesuatu tentang gue gak?”

Jiheon mengangguk, “Gue sempet tanya kenapa dia gak mau gue ajakin lo, dan dia malah mengalihkan pembicaraan”

Yujin menghela, “Kira-kira kenapa ya dia segitunya sama gue? Apa mungkin dia tau gue penyakitan?”

Jiheon menampar paha Yujin cukup keras, “Mulut lo kebangetan! Penyakitan apaan coba?!”

“Sakit, Jiheon! Lo tau sendiri gue sakit!!!”

“Lo sakit! Bukan penyakitan!”

“Tapi nyatanya penyakit gue gak kaya orang lain”

“Mama bilang lo gapapa, dan gue percaya sama Mama”

“Emang sih gue gak keliatan kaya orang sakit, toh emang gak sakit, tapi kadang sakit sih” ujar Yujin.

Jiheon mengernyit, “Gue gak ngerti. Emang kata dokter gimana?”

“Dari yang gue dapet sih intinya gue TBC”

“…??”

“TBC!”

“TBC menular, Jin. Terus maksud lo kita kudu jaga jarak gitu?”

“Nah bagian itu yang gue juga gak ngerti!” seru Yujin. “Dokternya gak ada ngewanti-wanti gue buat jaga jarak sama orang. Tapi gejala dari penyakitnya ini justru munculnya benjolan di leher gue” jelas Yujin sambil menunjukkan lehernya.

“Selain ini ada gejala lain gak?”

Yujin berpikir sebentar, “Sistem imun gue jadi lemah. Selain itu kayanya gak ada lagi”

“Tapi lo bisa sembuh total kan?”

“Selama obat sama check up gue gak ketinggalan, iya, gue bisa sembuh total”

Denouement - Ahn YujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang