14 - Kesal

48 7 0
                                    

“Kembang apinya mana?!!”

“Kembang api buat apa?”

“Kan mau tiup kembang api, bukan tiup lilin!”

“Kak Yena ih! Kasian Chacha!!”

“Gue ada kembang api di rumah. Junho masih lama gak pulangnya?”

“Paling setengah jam lagi”

“Yaudah gue pulang dulu” ujar Jeno lalu bergegas dengan motornya.

“Padahal di warung depan juga ada” gumam Chaeyeon.

Setibanya di rumah, Jeno mencari keberadaan sisa kembang api yang dibeli Yujin beberapa waktu lalu. Dia ingat Yujin menyimpan sisanya di laci ruang keluarga. “Jin, kembang api sisa kemaren masih ada gak? Gue cari gak nemu”

“Baru semalem gue bakar. Kenapa sih?” sahut Yujin dari lantai atas.

“Gue butuh”

“Beli gih, sekalian buat gue”

“Sialan! Beli sendiri!” balas Jeno lalu pergi keluar berniat mencari tukang kembang api. Di luar, Jeno melihat Jiheon yang sedang menyiram bunga mawar di pekarangan rumahnya, dan memutuskan untuk menghampirinya. “Ji, hari ini sibuk gak?”

Jiheon sedikit tersentak, “Eh? Enggak, Kak. Kenapa? Yujin sendiri di rumah?”

Jeno menggeleng, “Kamu ikut kakak ya?”

“Kakak nyulik aku?!”

Jeno terkekeh, “Ayo, ikut ke rumah Yuri”

“Kenapa ajak Jiheon?!”

“Karena kakak gamau dateng sendiri. Kamu siap-siap gih, kakak tungguin” titah Jeno yang entah kenapa dituruti Jiheon. “Tukang kembang api di mana sih, Ji?” tanya Jeno setelah Jiheon duduk di belakangnya.

“Kembang api? Ada di warung keluar gang. Buat Yujin?”

“Setengah buat Yujin, setengah lagi titipan kakaknya Yuri” jelas Jeno lalu bergegas menuju warung yang dituduhkan Jiheon. Selama 21 tahun hidupnya, Jeno memang tidak pernah membeli kembang api sendiri.

Tempat yang disebutkan Jiheon ini lebih cocok disebut toko karena cukup besar dan lengkap untuk sebuah warung. Jeno dan Jiheon lalu masuk dan mencari benda yang diperlukan. Hanya Jeno sebenarnya, karena Jiheon tidak memerlukan apapun selain minuman kemasan. Jiheon memilih menunggu di dekat kasir sampai Jeno selesai dan memintanya untuk membayar. Sementara Jeno keluar untuk menyiapkan motornya.

Tepat setelah Jeno selesai menyiapkan motornya, dia melihat Siyeon sedang bersama seseorang yang tidak dikenalnya. Jeno yang memang belakangan ini merasa kesal pada Siyeon tanpa pikir panjang lalu menghampirinya, bermaksud mengakhiri semuanya.

Siyeon menyadari Jeno menghampirinya dan menatapnya datar. “Apa?”

“Bisa-bisanya lo santai banget ketemu gue”

“Terus gue harus gimana? Excited? Karena cowok gue nyamperin gue? Sorry, lo gak pernah ngelarang gue buat punya cowok lain”

“Berarti dia cowok lo?” tanya Jeno menunjuk lelaki yang memang sedari tadi bersama Siyeon.

Siyeon menyeringai, “Iya. Lo gak masalah kan?”

Jeno menyeringai, “Tenang, gue udah gak nganggap lo sebagai cewek gue kok. Lo mau sama siapa juga gue gak peduli”

“Bagus deh, biar gue gak dianggap selingkuh” ujar Siyeon lalu mengajak lelaki yang sedang bersamanya itu pergi.

Jeno menghela sambil mengacak rambutnya lalu berbalik mendapati Jiheon berdiri tidak jauh dari motornya sedang memandanginya.

Denouement - Ahn YujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang