Part 16

2.8K 360 18
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Kita hidup untuk bermanfaat. Bukan memanfaatkan apalagi dimanfaatkan.

~Into Divine Love

Karya : Syahda Khairunnisa ~

♥♥♥














Cakrawala membentuk gumpalan-gumpalan hitam. Tidak terlihat mentari yang menerangi bumi lagi. Dan aku masih di kantor, menikmati tiupan angin yang membuat daun-daun bergoyang. Menghirup dalam udara yang begitu memanjakan paru-paru ini.

Jam pulang sebentar lagi. Tapi, sepertinya di luar akan turun hujan. Aku ke kantor karena memang ada beberapa berkas yang harus diselesaikan, setelah Kak Arland pulang nanti langsung tanda tangan.

Mengingat namanya. Apa dia jadi menikah? Semenjak Mama mengatakan kalau Kak Arland memesan kue pernikahan, aku tidak berani menanyakan langsung perihal itu. Selain tidak sopan, aku juga bukan siapa-siapanya. Be aware of yourself before the heart goes further.

Tiba-tiba ponselku bergetar menandakan ada panggilan masuk. Aku terkejut bukan main setelah melihat nama orang yang menelfon. Di sana tertera nama 'Kak Arland'. Apa dia tidak salah? Atau memang ada keperluan mendadak? Bisa juga Kak Arland salah orang. Panggilan pertama tidak kujawab, tanganku terlalu gemetar hanya mengangkat panggilannya.

Alda, dia hanya telfon. Bukan mengatakan cinta. Stop overreacting. He doesn't love you.

Nama itu kembali muncul di layar ponselku. Kini aku mengangkatnya, setelah tarik napas berkali-kali pastinya.

"Assalamu'alaikum, Alda," kata Kak Arland di seberang sana. Ayolah, ini kali pertamanya aku mendengar suara pria ini setelah sekian lama.

"Wa'alaikumussalam warohmatullah, Kak. Ada apa?" tanyaku to the point.

"Kakak hari ini pulang ke Indonesia. Tapi, semua orang rumah lagi gak di rumah karena ada acara keluarga. Jadi mereka gak bisa jemput. Kakak juga baru dapat panggilan klien penting. Hari ini juga kita meeting di kafe dekat bandara. Kamu bisa kesini 'kan? Kakak tahu ini jadwalnya kamu pulang, tapi kliennya bener-bener gak bisa diundur besok. Waktu kakak di Jepang dia terus desak kakak, bisa?" tanya Kak Arland.

Oke, tiba-tiba pikiranku ngelag. Kak Arland baru pulang dari Jepang maksudnya? Dan dia hari ini baru pulang ke Indonesia? Lantas yang dikatakan Mama waktu itu apa? Beli kue pernikahan. Kak Arland di Indonesia. I do not understand with all of this.

"Halo, Alda. Masih tersambung 'kan? Sekali lagi maaf karena sudah mengganggu waktu kamu yang seharusnya sudah pulang dan istirahat."

Suara Kak Arland menyadarkanku kembali. "I-iya, Kak. Masih. Alda bisa, kok. Nanti Alda langsung kesana. Kak Arland sharelock aja lokasinya, santai aja. Alda gak masalah, kok. Namanya juga kerja," kataku.

"Iya, makasih banget sebelumnya. Kakak tutup, ya. Assalamu'alaikum."

Setelah panggilannya mati, aku langsung bersiap menuju bandara. Hujan belum turun. Hanya angin-angin sepoi yang membuat kerudungku tersingkap beberapa kali. Aku sangat suka udara seperti ini. Langit gelap, tidak ada petir dan tidak ada hujan. Hanya angin dingin dan udara yang begitu segar. My happiness is as simple as this.

Into Divine Love (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang