Part 26

2.3K 285 19
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Jika tugas manusia adalah beribadah dan mencari bekal untuk pulang menuju negeri abadi, kenapa banyak yang lalai? Padahal waktu terus mengantarkan menuju kematian.

~Into Divine Love

Karya : Syahda Khairunnisa ~










♥♥♥







Aku mengerjapkan mata terkejut. Nazran? Ngapain dia kesini? Aku sedang tidak mimpi 'kan? Barusan tadi apa? Dia membelaku? Ini mustahil. Bukankah terakhir kali kami bertemu ia sangat begitu membenciku? Lantas, ini?

"Athaya, kamu gak bisa bersikap kayak gini sama aku. Orang tua kita sudah ngerestui untuk kita menikah!" kata perempuan yang tidak kuketahui namanya itu, matanya berkaca-kaca sambil memegangi tangannya yang kutahu itu pasti sangat sakit.

"Sekali lagi kau bilang menikah di depan saya, jangan harap besok kau masih menginjakkan kaki di bumi," balas Nazran dingin nan menusuk. Benteng perempuan itu roboh, dia menangis tersedu-sedu. Lihatlah, sekuat dan semenakutkannya seorang wanita, dia tetap makhluk lemah berperasaan yang selalu berakhir air mata.

Dia memegang tangan Nazran dengan mata berlinang, namun pria tak punya hati itu menghempaskan tubuhnya kasar hingga ia jatuh tersungkur di lantai. Aku hendak membantunya, namun suara Nazran lebih dulu menghentikan yang hendak kulakukan.

"Jangan kau bantu wanita munafik itu. Atau kau kubunuh?" katanya. Tapi, bukan Alda jika peduli dengan ucapan Nazran. Tanpa memikirkan larangannya, aku membantu perempuan itu berdiri. Namun yang ingin ditolong justru acuh terhadap bantuanku. Ia bahkan menghempaskan tanganku. Dia menatapku tajam.

"Gak usah sok baik lo!"

Syukur dibantu, ada ya perempuan seperti dia?

"Aku sayang sama kamu. Papa aku dan Papa kamu sepakat untuk kita tunangan bulan depan dan menikah. Kamu gak bisa bantah, Tha!" Dia masih tetep keukeuh terhadap ucapannya. Padahal yang diajak bicara saja tidak peduli. Bahkan terang-terangan menolak. Harga dirinya seolah menghilang hanya karena atas nama cinta. Ternyata benar. Cinta mampu mengubah segalanya. Lihat sekitar, betapa banyak tindak kriminal dan kejahatan lain yang disebabkan karena cinta.

Banyak juga wanita di luar sana yang kehilangan harga diri karena makan cinta. Ia rela menyerahkan kehormatan yang paling berharga karena satu alasan. Ya, cinta. Padahal definisi cinta tidak serendah itu. Dan cara menyikapi cinta juga tidak sehina itu. Mungkin jika perempuan berilmu di luar sana tanpa ilmu yang menjadi benteng keimanannya, ia sudah binasa karena perasaan yang mengatasnamakan cinta.

"Siapa yang mau menikah sama perempuan hina? Jangan mimpi menjadi pendamping saya. Pergi sekarang, atau kau saya lenyapkan sekarang juga!"

Mungkin seperti ini definisi makhluk bernama pria yang tak punya perasaan. Jangankan perasaan cinta, rasa belas kasih saja ia tak punya. Aku jadi semakin penasaran. Apa pria modelan Nazran ini pernah jatuh cinta? I don't think so. Secara dia manusia tanpa hati.

"Gue benci! Mending gue mati kalau gak nikah sama lo!" ujarnya seraya berlari meninggalkan kami. Aku mengejarnya sampai depan supermarket, ternyata perempuan itu ke rel kereta yang jaraknya dua ratus meter dari sini. Aku kembali berlari masuk menghampiri Nazran. Dia tetap menampilkan wajah datar tanpa ekspresi.

Into Divine Love (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang