[HAPPY READING]
--oOo--
Tidak terasa, tahun 2019 sudah beranjak pergi, bersama dengan berita aneh di televisi kemarin. Tahun 2019 meninggalkan satu pancaroba yang begitu mengagetkan dan mengguncangkan dunia. Corona virus disase -19, yang katanya berasal dari Wuhan, China.
Meski demikian, forum pembelajaran di Nurul Yaqin tetap berjalan. Biarpun berita covid-19 ini mengusik telinga, tetapi hal itu tidak mengusik aktivitas kami. Lagi pula, berita ini masih samar-samar di masyarakat Batu Putih. Antara fakta atau hoaks.
Akhir tahun 2019, hari itu adalah hari pertemuan perdana di Nurul Yaqin setelah vakum beberapa minggu. Kami sengaja mengambil start lebih awal dari yang seharusnya, hanya untuk silaturahmi. Masa itu di Nurul Yaqin, tidak terlalu banyak melakukan pembelajaran karena mengingat waktu itu masih libur dan kami kembali fokus KBM setelah masuk tahun ajaran baru 2020.
--oOo--
Di akhir tahun 2019 juga, tepatnya pada tanggal 31 Desember 2019 adalah hari pernikahannya Puang Caya dengan ayahnya Egi - adik kelasku di SMA. Aku lupa namanya siapa, tetapi intinya pasangannya itu adalah ayahnya Egi.
Di hari itu juga adalah hari aku mulai membuat video nostalgia di Nurul Yaqin. Hari di mana Wiwi yang goyang dombret mengikuti suara dangdutan acara pernikahannya P. Caya, yang membuat kami langsung terbahak-bahak, Dan hari di mana kami membuat film horror dengan alunan lagu dangdut, walaupun sedikit gak sesuai.
--oOo--
"Kumpul-kumpul!" seruku kepada beberapa panitia dan Santri. Mereka yang sudah menyelesaikan wisuda di tahun kemarin, sudah aku klaim sebagai alumni Nurul Yaqin yang memiliki peranan penting dalam pembelajaran di tahun baru yang akan datang. Mereka adalah Fitra Amalia, Nursapika, Nisma Reskkyani. R, Edi Lestari, Abd. Rahman Aidul, Nurul Amelia Sam, Muhlis dan masih banyak lagi lainnya.
Semua santri maupun alumni berlarian mendekat kala mendengar suaraku yang menggelegar. "Ada apa kak San?" tanya mereka.
"Buat formasi setengah lingkaran, aku mau buat video!" perintahku langsung.
Mereka langsung melakukan apa yang aku suruh. Ya seharusnya memang begitu. tidak butuh berapa lama, mereka langsung membentuk formasi setengah lingkaran dan duduk bersama-sama.
"Oke, sudah ya. Jadi, karena ini perdana dan kita juga masih masa libur. Maka, kita hanya bersenang-senang dulu, untuk materi pembelajarannya, kita mulai minggu depan saja. Okey."
"Okey. Yes, belum belajar," teriak beberapa santri.
"Ya, tapi jangan senang dulu. Sekarang aku mau buat video edukasi. Jadi, kalian harus bersandiwara seolah-olah sedang belajar. Ya, seperti yang dilakukan oleh Fitra beberapa bulan yang lalu. Masih ingat kan?" tanyaku.
Fitra mengangguk. "Siap."
"Okey, sekarang dimulai, kita tidak punya banyak waktu. Masih banyak yang mau dikerjakan. Fitra silakan berdiri! Kasih example buat adik-adiknya."
"Example?"
"Contoh!"
"Oh."
Fitra berdiri di hadapan teman-teman yang lain dan mulai berbicara. "Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh."
"Waalaikum salam warahmatullahi wabarakatuh."
"Selamat datang kepada santri-santriwati baru yang siap mengikuti pembelajaran di TK/TPA Nurul Yaqin. Senang rasanya, namun saya sampaikan kepada santri-santri sekalian, untuk mengajak temannya untuk hadir, karena saya lihat masih banyak yang belum hadir."
KAMU SEDANG MEMBACA
Santri Nurul Yaqin [END] - Sudah Terbit
General FictionKarena Rindu, Kamu Hadir Karena Cinta, Kamu Abadi -SanTri Nurul Yaqin- Ini tentang perjuangan Ini tentang amanah Ini tentang kasih sayang Ini tentang ketulusan [Begitu sakit, meski lukanya tak nyata] Segenggam kisah yang bercerita tentang Aku, kamu...