UPDATED! Fixed! Urutannya sudah dibenerin (habis berburu wifi :p), mohon maklum, dan mohon maaf atas ketidaknyamanannya. Terima kasih :)***
Saat seseorang berhasil kabur dari sesuatu yang sangat tidak ingin dialaminya, sesuatu itu akan kembali lagi suatu saat nanti dan akan menggigitnya.
Mungkin itu satu perumpamaan yang sangat cocok untuk menjelaskan situasi Kayla saat ini. Ia sangat yakin ia tidak pernah melupakan pilnya lagi sebelum ia berhubungan dengan suaminya, tapi benda pada tangan kanannya mengatakan kenyataan yang lain. Apa mungkin ia pernah lupa meminum pil itu terakhir kali mereka melakukannya? Tidak. Tidak mungkin.
Untuk mencegah kejadian yang sama terulang lagi, sejak saat ia keguguran hampir tiga tahun yang lalu, ia selalu mencatat kapan ia terakhir kali menstruasi, dan kapan ia harus minum pilnya sejak saat itu. Kayla meletakkan alat tes kehamilan itu di atas kloset dan beranjak menuju kamarnya. Ia mengambil buku agenda yang terdapat dalam laci meja kecil di samping kasurnya dan memeriksa isinya.
Catatan dalam agendanya itu sesuai dengan apa yang diingatnya, tapi tidak sesuai dengan hasil tes kehamilan yang baru saja dilakukannya. Bukannya tidak mungkin kalau ia sudah terlalu banyak mengonsumsi pil itu sampai-sampai efeknya sudah tidak ampuh lagi padanya. Kayla menutup buku itu dan melemparnya ke ujung ruangan, lalu menjatuhkan dirinya ke atas kasur.
Hari itu ia memang minta pulang lebih cepat karena tiba-tiba merasa tidak enak badan, juga karena pikirannya dipenuhi kecurigaan yang terus-terusan menghantuinya sejak ia merasa mual pagi harinya. Dan kecurigaan itu terbukti dengan alat tes kehamilan yang baru saja digunakannya.
Usianya saat ini sudah tiga puluh tahun dan ia masih belum membenahi pikirannya untuk memiliki anak. Zai juga tampaknya masih belum mengatakan apa-apa. Tapi sekarang, apa itu semua ada artinya?
Pengecut, dasar pengecut.
Selama ini Kayla memang tidak ingin mengakuinya, tapi ia tahu kalau dirinya hanyalah pengecut besar. Ia tidak pernah memberitahukan Zai mengenai kegugurannya tiga tahun lalu—atau malah tentang apapun. Ia tahu suaminya sangat sibuk mengurus bisnisnya, dan tidak ingin menambah masalah baru dalam hidup pria itu.
Tapi ia sadar kalau ia tidak memberikan kesempatan bagi suaminya untuk ikut campur dalam kehidupannya, walaupun mereka sudah berjanji akan menghadapi segala masalah bersama. Padahal Zai saja kadang mengeluhkan soal masalah-masalah yang dihadapinya dalam pekerjaan, kenapa ia tidak pernah melakukannya?
Bukan karena ia tidak ingin menambah masalah yang perlu dipikirkan suaminya, tapi lebih karena ia pengecut. Ia tidak ingin menunjukkan kelemahannya pada pria yang seharusnya sudah bersumpah untuk menghadapi berbagai rintangan bersama, dalam keadaan sehat maupun sakit. Ia tahu, Zai tahu, isi pertengkaran mereka belakangan ini juga mengindikasikan hal tersebut. Seperti yang terjadi beberapa minggu lalu.
"Aku perlu bicara," Zai berkata malam itu, saat mereka sedang bersiap untuk tidur.
"Silakan," Kayla berkata, tidak mengalihkan perhatiannya dari kaca meja rias tempatnya memakai masker sebelum tidur. Ia tidak memperhatikan wajah Zai yang tampak serius.
"Botol valium ini milikmu?"
Pertanyaan Zai barusan membuat Kayla tersentak kaget dan menoleh ke arah suaminya, yang sedang berdiri di depan pintu kamar mandi sambil memegang botol obat kosong. "Bagaimana kau—"
"Kelihatannya kau kacau sekali belakangan ini, ya. Sampai tidak hati-hati membuang botol obat yang kayaknya kau rahasiakan dariku ini," Zai berkata dengan sinis sambil melempar botol kosong tersebut. Botol tersebut menggelinding sampai berhenti tepat di sisi kursi meja rias.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby, My Angel
ChickLitKayla selalu ingin menjadi wanita karir yang sukses, dan suaminya mengerti akan hal tersebut. Tapi tentu saja tidak semuanya dapat berjalan semudah itu. (c) 2015 MarumeChiisa, for the story and all the media used